Pengelompokan Masyarakat Dan Berbagai Sub Budaya Politik Nasional

Secara tak pribadi, budaya politik merupakan yg paling dianggap intens & mendasari metode politik. Sistem budaya yg memiliki banyak sub-budaya politik yg dikarenakan banyaknya budaya daerah dlm metode budaya Indonesia.

Masing-masing sub-budaya politik memiliki jarak yg berlawanan dgn struktur politik. Kondisi perbedaan ini, lalu turut diperbesar oleh letak geografis yg di miliki Indonesia. Berbagai kondisi ini, kemudian memunculkan pluralitas budaya politik.

Ketika, pengertian para ilmuwan sosial yg berupaya mengklaifikasi profil budaya politik Indonesia, contohnya Herbert Feith yg berpandangan bahwa Indonesia memiliki dua buah budaya politik yg mayoritas, yakni Aristokrasi, Jawa & Wiraswasta Islam.

Sementara itu, Clifford Geertz tatkala mengupas kebudayaan Jawa, menyatakan bahwa Jawa terdiri dr kalangan sosial, yakni santri, bangsawan & abangan. Pengelompokan penduduk tatkala itu dlm tiga sub-budaya politik yg mencakup (1) Petani Pedalaman Jawa & Bali, (2) Masyarakat Islam Pantai & (3) Masyarakat Pegunungan.

Dengan menyebutkan bentuk budaya politik merupakan sub-budaya atau budaya sub-nasional yg dibawa oleh pelaku politik sampai terjadi interaksi, kolaborasi & kompetisi antarsub-budaya politik itu. Interaksi & konferensi antarsub budaya politik itulah, yg melatarbelakangi berbagai tingkah laris actor politik yg terlihat dlm pentas panggung politik Nasional kini.

Kemudiian, yg menjadi bagian pengaruh terhadap unsur sub-budaya politik yg berbentuk budaya politik asal, lalu aneka sub-budaya politik yg berasal dr luar lingkungan tempat budaya politik asal itu berada, lalu budaya politik nasional itu sendiri.

  Tujuan Utama Pengendalian Sosial Adalah