PENGERTIAN DAN SINTAKS MODEL PEMBELAJARAN TEACHING FACTORY (TEFA)

inya.
Pelaksanaan Model pembelajaran Teaching Factory sesuai Panduan TEFA Direktorat PMK terbagi atas 4 versi, & mampu dipakai selaku alat pemetaan SMK yg telah melaksanakan TEFA. Adapun versi tersebutadalah selaku berikut:

Model pertama, Dual Sistem dlm bentuk praktik kerja lapangan adalah pola pembelajaran kejuruan di kawasan kerja yg dikenal sebagai experience based training atau enterprise based training.

Model kedua, Competency Based Training (CBT) atau pelatihan berbasis kompetensi merupakan suatu pendekatan pembelajaran yg menekankan pada pengembangan & kenaikan keahlian & wawasan peserta didik sesuai dgn keperluan pekerjaan. Pada versi ini, penilaian peserta didik dirancang untuk menentukan bahwa setiap peserta didik telah mencapai kemampuan & pengetahuan yg dibutuhkan pada setiap unit kompetensi yg ditempuh.

Model ketiga,Production Based Education and Training(PBET) merupakan pendekatan pembelajaran berbasis bikinan. Kompetensi yg telah dimliki oleh peserta didik perlu diperkuat & ditentukan keterampilannya dgn menunjukkan pengetahuan pengolahan produk nyata yg dibutuhkan dunia kerja (industri & penduduk ).

Model keempat, Teaching Factoryadalah konsep pembelajaran berbasis industri (produk & jasa) melalui sinergi sekolah & industri untuk menciptakan lulusan yg kompeten dgn kebutuhan pasar.

lusan SMK;
·          Membantu siswa Sekolah Menengah kejuruan dlm menyiapkan diri menjadi tenaga kerja, serta menolong menjalin koordinasi dgn dunia kerja yg faktual;
·          Memberi peluang pada siswa Sekolah Menengah kejuruan untuk melatih keterampilannya sehingga dapat membuat keputusan tentang karier yg akan diseleksi.
Tujuan yg selaras ihwal Model pembelajaran Teaching Factory (Sema E. Alptekin, Reza Pouraghabagher, atPatricia McQuaid, and Dan Waldorf; 2001) ialah selaku berikut.
·          Menyiapkan lulusan yg lebih profesional lewat derma konsep manufaktur moderen sehingga dengan-cara efektif dapat berkompetitif di industri;
·          Meningkatkan pelaksanaan kurikulum Sekolah Menengah kejuruan yg berkonsentrasi pada desain manufaktur moderen;
·          Menunjukan solusi yg pantas pada dinamika teknologi dr usaha yg terpadu;
·          Menerima transfer teknologi & isu dr industri pasangan terutama pada acara peserta didik & guru dikala pembelajaran.
Sintaksis Model pembelajaran Teaching Factory
Atas dasar uraian di atas, sintaksis Model pembelajaran Teaching Factory mampu memakai sintaksis PBET/PBT ata udapat pula menggunakan sintaksis yg dipraktekkan di Cal Poly – San Luis Obispo USA ( Sema E. Alptekin : 2001) dgn langkah-langkah yg diubahsuaikan dgn kompetensi keahlian :
1. Merancang produk
Pada tahap ini peserta didik membuatkan produk gres/cipta resep atau produk keperluan sehari-hari (consumer goods)/mendesain pertunjukankontemporer dgn menggambar/membuat scrip/mendesain pada komputer atau manual dgn data spesifikasinya.
2. Membuat prototype
Membuat produk/ kreasi baru /tester sebagai proto type sesuai data spesifikasi.
3. Memvalidasi & memverifikasi prototype
Peserta didik melakukan validasi & verifikasi kepada dimensi data spesifikasi dr prototype/kreasi baru/tester yg dibuat untuk mendapatkan kesepakatan patut diproduksi/dipentaskan.
4. Membuat produk masal
Peserta didik berbagi jadwaldan jumlah produk/pertunjukan sesuai dgn waktu yg ditetapkan.
Dadang Hidayat (2023) menurut hasil observasi yg dijalankan, menyebarkan tindakan pembelajaran Teaching Factory selaku berikut.
1. Menerima order
Pada langkah belajar ini peserta didik berperan sebagai akseptor order & berkomunikasi dgn pemberi order berhubungan dgn pesanan/layanan jasa yg diharapkan. Terjadi komunikasi efektif & santun serta mencatat keinginan/keluhan pemberi order seperti contoh: pada gerai perbaikan Smart Phone atau reservasi kamar hotel.
2. Menganalisis order
Peserta didik berperan sebagai teknisi untuk melakukan analisis kepada pesanan pemberi order baik berkaitan dgn benda produk/layanan jasa sehubungan dgn gambar rincian, spesifikasi, bahan, waktu pengerjaan & harga di bawah supervisi guru yg berperan sebagai supervisor.
3. Menyatakan Kesiapan melaksanakan order
Peserta didik menyatakan kesiapan untuk melakukan pekerjaan berdasarkan hasil analisis & kompetensi yg dimilikinya sehingga menumbuhkan motivasi & tanggung jawab.
4. Mengerjakan order
Melaksanakan pekerjaan sesuai permintaan spesifikasi kerja yg sudah dihasilkan dr proses analisis order. Siswasebagai pekerja mesti menaati prosedur kerja yg sudah diputuskan. ia mesti menaati keselamatan kerja & langkah kerja dgn sangat-sunguh untuk menghasilkan benda kerja yg sesuai spesifikasi yg diputuskan pemesan
5. Mengevaluasi produk
Melakukan penilaian kepada benda kerja/layanan jasa dgn cara membandingkan parameter benda kerja/layanan jasa yg dihasilkan dgn data parameter pada spesifikasi order pesanan atau spesifikasi pada service manual.
6. Menyerahkan order
Peserta didik menyerahkan order baik benda kerja/layanan jasa sehabis percaya semua persyratan spesifikasi order sudah terpenuhi, sehingga terjadi komunikasi produktif dgn konsumen.

Demikian info versi pembelajaran Model Pembelajaran Teaching Factory yang disarikan dr materi pembinaan K13 jenjang SMK.

=================================================



  22- Konflik Indonesia – Belanda Setelah Pengakuan Kedaulatan