Perubahan Sosial Perkotaan Dari Pemikiran Louis Wirth

Perubahan sosial tamat-selesai ini dipengaruhi arus urbanisasi yg berpengaruh, dimana kota selaku pemukiman & diuraikan oleh para sosiolog dgn aneka macam pergeseran sosial simpulan – simpulan ini dipengaruhi oleh para sosiolog dgn banyak sekali teorinya.

Dalam karangannya Urbanism as a way of life, Louis Wirth yg merumuskan kota sebagai pemukiman yg relative besar, padat & permanen dgn penduduk yg heterogen kedudukan sosialnya.

Dalam hal ini, mampu dilihat pokok-pokok yg dibicarakan oleg Wirth meliputi kedangkalan interaksi individu, anomi (tak mengenal norma) serta prespektif penelaahan urbanisasi termasuk pada struktur fisik kota, susunan ekologis & factor-faktor lain.

Sebagai struktur sosial, urbanisme menggantikan hubungan primer di pedesaan dgn yg sekunder. Akibatnya, di kota ikatan lemah, bantu-membantu menipis & solidaritas goyah.

Pembahasan Urbanisme yg dibahas oleh Louis Wirth menyangkut duduk perkara tata kehidupan kota, yg ditentukan oleh komponen-bagian yg ada dlm definisi, besarnya kepadatannya & heterogenitasnya.

Dalam hal ini, Wirth berupaya menyusun sebuah model dr tata kehidupan kota. Dengan bertolak pada cirri kota, ialah besarnya kepadatan penduduk, & heterogenitasnya ia memberikan suatu pendirian wacana sifat-sifat korelasi sosial dlm konteks kekotaan.

Baca Juga :

Wirth menyaksikan bahwa kota mampu memiliki efek pada kemerosotan akhlak dr berbagai hal ini & proses kewajaran urbanisme selaku bentuk transformasi masyarakat. Kota memiliki sentra, adalah pinggiran & wilayah antara yg merupakan kawasan pemukiman tertentu.

Kehidupan kota mendorong keutamaan kemajuan teknologi, & ilmu wawasan. Masyarakat kota sebagai tata cara dinamis, memiliki arti bahwa disitu dimungkinkan terjadinya pergeseran yg terus menerus & bermakna bagi masyarakat. Hal itu, pastinya dapat dilihat dr proses urbanisasi, industrialisasi, & modernisasi.

  Sosial Budaya : Masyarakat Pedesaan Dengan Hubungan Manusia Secara Individual (Global)
Keberanekaan & kerepotan ini melanyapkan cara berpikir seerhana pada insan kota. Mereka dihinggapi sifat cosmopolitan yg bukan hanya berusaha menyesuaikan diri terhadap peluang-peluang, tetapi pula terhadap sesamanya yg berlainan keahlian, nilai & latar belakang kulturnya. Selain membuat kelas sosial yg gres, kota pula menunjukkan dorongan bagi berkembangnya intelegensi.