Potensi Dan Pengembangan Sosiologi Industri Di Indonesia Dalam Persaingan Industri Kreatif

Indonesia kini dihadapkan pada pengembangan Industri yg pesat, utamanya di luar pulau Jawa. Hal ini tentunya memberikan peluang kerja bagi masyarakat, & pengembangan ekonomi atau pendapatan Negara. Upaya-upaya dilakukan, dlm perencanaan, & apa saja peluang yg harus dikembangkan di masing-masing wilayah yg telah menjadi sasaran tempat pengembangan industri.

@copyright: images.google.com

Sasaran Industri yg ada di Wilayah di Indonesia, mirip Jawa Tengah, Jawa Barat, Jogyakarta, Maluku Utara, & beberapa tempat yg ada di Wilayah di Indonesia[1]. Target yg akan dicapai diperkirakan 40 persen & berbasis sumber daya ini, menjadi tempat industri baru. Hal ini, pastinya menjadi sasaran yg harus dicapai dlm pencapaian pengembangan Industri di Indonesia.

Industrilisasi yg sudah dicanangkan pastinya merupakan proses yg nantinya banyak orang yg bekerja di pabrik, & perusahaan-perusahaan yg diorganisasikan dgn akal pabrik. Mereka tak bekerja dengan-cara mandiri, melainkan berkelompok dlm unit & saling berafiliasi. Sistem produksi pabrik yg begitu pesat ketika ini, tentunya akan membentuk suatu impian bagi pengerak pertumbuhan ekonomi Negara.

Perubahan teknologi pula akan menjadi salah satu bentuk perubahan, begitu pula dgn ekonomi & kehidupan masyarakat. Mungkin bila di lihat ketika ini, Ibu kota Indonesia, Jakarta menjadi salah satu pola konkret dlm pengembangan perusahaan-perusahaan. Dimana masyarakatnya bertumbuh, & proses tersebut, memerlukan waktu yg lama, bahkan puluhan tahun, guna menghasilkan tatanan sosial yg disebut penduduk Industri[2].

Sementara, di Indonesia Kepala badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf mengatakan bahwa ada tiga produk ekonomi inovatif yg menyumbang pada pertumbuhan ekonomi di Indonesia, yaitu produk fashion, kerajinan & kuliner. Hasil yg ada sudah membuktikan bahwa 50% sudah menyumbang lebih yg diperkirakan kepada pemasukan Negara[3].

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sosiologi Industri

Sosiologi industri ialah suatu cabang ilmu sosial yg membicarakan huruf & arti dunia kerja serta kehidupan insan yg terlibat di dalamnya. Permasalahan yg berafiliasi dgn industri tak hanya segala sesuatu yg berafiliasi langsung dgn kegiatan kerjanya tetapi pula banyak hal lain yg dengan-cara tak eksklusif akan mempengaruhi acara kerja dlm industri tersebut. Suatu tinjauan terhadap kombinasi-variasi tersebut menampilkan bahwa ia menyebar ke dlm spektrum pekerjaan, dimulai dr tenaga pelaksanaan yg paling bawah pada manajer dlm perusahaan[4].

Sosiologi industri mampu disebut pula selaku sosiologi organisasi, yg membicarakan mengenai perilaku & ideologi setiap pimpinan dlm tingkatan pada struktur organisasi serta mengkaji tentang hal-hal yg dilakukan oleh setiap individu di dlm sebuah organisasi. Keterkaitan antara perpindahan kerja oleh sebuah karyawan dgn kebiasaan di dlm melaksanakan pekerjaannya yg dialami oleh orang-orang, dlm hal ini merupakan sebuah landasan utama, baik itu bagi pertentangan maupun konsensus yg penting di dlm sebuah organisasi. Sosiologi industri pula membicarakan mengenai jenis-jenis dr masyarakat yg terlibat dengan-cara langsung maupun tak eksklusif di dlm kegiatan serta eksistensi dr suatu organisasi.

Masyarakat kerja menjadi objek di dlm sosiologi industri dimana masyrakat tersebut senantiasa dihubungkan dgn kegiatan-acara yg terjadi didalam industri. Aktivitas-acara tersebut adalah tergolong relasi antar insan yg terjadi didalam lingkungan kerja dlm melaksanakan pekerjaannya. Suatu pekerjaan pula mempunyai keadaan yg bervariatif dimana dlm perpindahan kerja maupun posisi atau jabatan serta tingkat kepuasan, potensi maupun monotonitas serta resiko maupun upah yg dihadapi oleh penduduk kerja tersebut.

Sosiologi industri yaitu cabang ilmu sosiologi yg mengkaji korelasi antara fenomena sosial yg terjadi dlm penduduk dgn kegiatan industri. Materi yg dipelajari dlm kajian ini mencakup; peranan industri dlm pergantian sosial, aktivitas yg berafiliasi dgn kegiatan produksi, distribusi, & konsumsi, relasi industri dgn berbagai struktur penduduk [5].

  Revolusi Industri Sebagai Titik Awal Proses Perkembangan Teknologi

B. Teori-Teori Dalam Sosiologi Industri

Sosiologi industri merupakan kajian sosial didalam dunia industri yg memiliki cakupan teori yg sangat luas. Terdapat tiga hal yg menjadi penyebab meluasnya cakupan tersebut. Tiga penyebab yg menciptakan luasnya cakupan teori dr sosiologi industri yakni selaku berikut[6]:

  1. Cakupan substansi yg dibahas di dlm sosiologi industri cukup luas.
  2. Adanya perbedaan tingkat analisis yg menciptakan keanekaragaman banyak sekali teori.
  3. Karena teori-teori yangdigunakan di dlm sosiologi industri mempunyai keragaman menurut asal pemikirannya.

Luas dr cakupan seluruh teori yg dipergunakan dlm melaksanakan analisis-analisis sosiologi industri tersebut dapat dibagi dlm tiga kalangan kategori pendekatan. Tiga golongan kategori pendekatan tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Pendekatan non-sosiologis.
  2. Pendekatan sosiologis.
  3. Pendekatan hubungan industrial

C. Sistem Produksi

Sistem produksi terdiri dr tiga macam yg terbagi atas jenis kegiatannya & bagaimana mereka memperolah hasil buatan serta memanfaatkannya. Tiga macam tata cara buatan tersebut adalah sebagai berikut[7]:

1. Sistem Produksi Primer
Sistem produksi primer secara umum dikuasai ditemukan pada penduduk agraris, biasanya terdiri dr suatu keluarga turun temurun terdiri dr generasi pertama hingga generasi berikutnya. Posisi kedudukan di dlm pekerjaan mereka ditentukan menurut pertalian darah. Sedangkan untuk pembagian kerja dibagi berdasarkan jenis kelamin & usia. Hubungan yg terjadi didalam komunitas tersebut lebih bersifat sosial. Pekerjaan tata cara buatan ini sangat bergantung pada keadaan alam. Kemudian seluruh hasil buatan dipergunakan untuk beberapa hal yakni kepentingan konsumsi, persediaan pada masa paceklik & mampu pula dibarter dgn kebutuhan lain yg tak dapat dibuat sendiri. Fokus utama tata cara produksi ini lebih ditunjukkan bagi ketercukupan sandang, pangan & papan. Hal yg menjadi perhatian adalah tata cara ini sebagian tergantung pada pihak lain dgn sebab tanah yg dilaksanakan mungkin bukan miliknya sendiri atau lebih pada pertimbangan keamanan.

2. Sistem Produksi Gilda
Gilda memiliki ukuran yg lebih kecil dr tata cara buatan primer, Gilda merupakan fasilitas yg mampu dikatakan selaku pelarian bagi petani dgn aneka macam macam karena. Pada prinsipnya petani datang ke gilda mesti diterima & rata-rata petani tersebut sudah berbekal kemampuan. Gilda dipimpin oleh seorang master (bau tanah) yg mempunyai keterampilan, modal, alat, & cenderung berbagi alat-alatnya, walaupun belum meraih taraf pengembangan memakai mesin. Master mengandalkan hidup dr barang-barang sekunder, sehingga dlm hal ini master menciptakan barang dgn mutu yg baik & mempunyai kriteria yg baik supaya mampu dijual ke pasar menurut hal ini menciptakan sifat gilda menjadi lebih tinggi. Setiap jenis gilda membentuk asosiasi induk untuk beberapa tujuan. Suasana dlm gilda masih bersifat kekeluargaan, bahkan kadang-kadang terjadi perkawinan antara anak master dgn karyawan gilda. Dalam perjalanan waktu, gilda menjadi lemah karena beberapa aspek, yakni terhambatnya monolitas vertikal karyawan sarat untuk menjadi master, terjadinya kompetisi yg tak sehat di dlm gilda itu sendiri, terdapat sejumlah pemilik gilda menjadi kaya raya, serta terdapat beberapa gilda yg beralih menjadi pedagang, & luasnya pasar di luar negeri mengakibatkan gilda mempunyai ketergantungan pada pedagang ekspor.

3. Sistem Produksi Putting-out
Dalam sistem produksi putting-out jumlah saudagar kaya & kuat menjadi kian besar & kuat. Harta kekayaannya didapat dr hasil perdagangan mancanegara, jarahan di negara koloni, memonopoli perdagangan, & menghancurkan gilda yg terdapat di negara koloni. Pasar luar negeri yg begitu besar menciptakan gilda tak mampu mencukupi kebutuhan pasar sehingga pedagang memanfaatkan petani untuk memenuhi keperluan pasar tersebut. Di masa-masa pertama petani diharuskan untuk menyediakan alat & modalnya sendiri, namun dlm perkembangannya, alat, modal, & penjualan seluruhnya ditangani oleh pedagang. Sistem bikinan putting-out ini menjadi runtuh dikarenakan terjadi kesusahan dlm prosedur kendali terhadap kecepatan solusi bikinan, Ketidakpastian waktu solusi bikinan yg beragam, mekanisme kendali (pengawasan) yg sulit, serta sulitnya dlm melaksanakan pembagian & penggunaan mesin gres sehingga ongkos bikinan sulit ditekan atau melambatnya kenaikan bikinan.

D. Gambaran Industri

Industri menempatkan pada hal yg utama dlm pengembangan pendapat ekonomi Negara. Dengan persaingan Industri antara Indonesia & Negara-negara maju yang lain, menempatkan Indonesia harus melakukan pekerjaan & mewujudkannya dgn baik. Tak mampu dihindarkan tatkala persaingan global terus menjadi salah satu patokan untuk terus bekompetisi.

Perkembangan era digital pula menjadi daya saing bagi Indonesia untuk terus berkompetisi. Seperti halnya Korea selatan. Pusat teknologi yg terbaik ini telah meningkat pesat, mirip halnya, dlm acara Indonesia E-commerce Summit & Expo (IESE), di Indonesia. Presiden Joko Widodo menceritakan bahwa pergeseran industri digital begitu cepat perkembangannya[8]. Dengan begitu, jika tak ingin ketinggalan dlm hal ini, tentunya Indonesia harus mulai dr sekarang ini.

Kemajuan teknologi tentunya akan menenteng pergeseran bagi penduduk untuk makin cepat & kreatif dlm bersaing. Hal ini pastinya, tak dapat dibantah tatkala masyarakat dikejutkan dgn sejumlah hal yg gres dlm teknologi industrilisasi. Yang mengharuskan sumber daya manusia nya mempunyai pengetahuan & kesanggupan yg baik dlm menjalankan pekerjaannya.

Dengan begitu, metode bikinan pabrik pun muncul dlm perkembangan Industrialisasi. Pemahaman yg mesti dikenali bahwa Industrilisasi merujuk pada proses makin banyaknya orang melakukan pekerjaan dipabrik & perusahaan-perusahaan yg diorganisasikan dgn logika pabrik. Kehadiran mesin sudah menyerderhanakan pekerjaan & saling terhubung satu sama lain.

Melihat perkembangan industri di Indonesia kini ini mempunyai harapan yg makin baik. Artikel yg ditulis di humancapitaljournal.com mengemukaan bahwa perkembangan industri kian baik dilihat dr sisi ketenagakerjaan. Dimana menurut hasil survei terhadap 219 perusahaan yg menjadi responden dlm banyak sekali bidang industri memiliki hasil bahwa prospek perkembangan dunia kerja di Indonesia menjadi kian baik atau membaik pada kuartal ini (Q2 2014). Begitu pula survei yg dilakukan oleh JobStreet.com menemukan hasil bahwa terdapat 45,6% responden mengatakan prospek perkembangan dunia kerja di Indonesia pada kuartal (Q2 2014) ini akan semakin baik. Sedangkan 47,7% responden sisanya menjawab perkembangan industri perusahaan lebih baik dibandingkan dgn kuartal sebelumnya di perusahaan tempat mereka (responden) bekerja ketika ini. Hal ini dibuktikan dgn adanya peningkatan kegiatan rekrutmen atau penerimaan karyawan yg kian membaik, serta mendapatkan asumsi bahwa ada sekitar 1-5 orang kandidat mengikuti seleksi calon karyawan dlm tiga bulan ke depannya.[9]

Berdasarkan data tersebut yg diperoleh pada tahun 2014 memang pertanda bahwa iklim industri di Indonesia meningkat sangat pesat, sejumlah besar angkatan kerja dibutuhkan mampu terserap dgn baik seiring dgn perkembangan industri ini. Dengan begitu pemerataan terhadapa kehidupan sosial masing-masing individu mampu tercapai.

E. Industri Kreatif

Perkembangan Industri inovatif seperti fashion, kerajinan & kuliner masih menguatkan Indonesia dlm donasi bagi pemasukan Negara. Hal ini terlihat, tatkala wisatawan berkunjung disuatu tempat & mencari kuliner, kerajinan, fashion yg sesuai dgn kekhasan wilayah yg ada di Indonesia.

Tampak begitu jelas, tatkala kuliner masih menjadi cicipan atau sajian yg enak bagi hadirin untuk dicoba. Kuliner Indonesia memiliki potensi untuk berkompetisi dgn negara yang lain. Kekhasan & kenikmatan racikan bumbu, pastinya tak kalah saing dgn negara lainnya. Apalagi Indonesia kaya akan bumbu masak yg mampu didapati dr Sabang sampai Merauke.

Dengan begitu, kuliner Indonesia mampu memberikan yg terbaik bagi pecinta & penikmat masakan diberbagai negara-negara lainya. Akan tetapi, sangat disayangkan tatkala kuliner Indonesia jarang sekali dipromosikan[10]. Indonesia bisa unggul kalau dikembangkan & dipromosikan hingga terkenal diseluruh dunia. Keunggulan kuliner Indonesia pastinya mampu dinikmati dr kenikmatan racikan bumbu alami & olahan yg begitu fantastik.

  Pemikiran Barat, Sosial Ekonomi & Modernisasi Barat

Begitu pula dgn kerajinan tangan & fashion, yg begitu menarik perhatian ini pastinya dapat dikembangkan dgn bahan baku bagi setiap wilayah-wilayah yg ada. Dan pastinya dgn teknologi yg semakin pesat, & didukung dgn tata cara e-commerce pastinya akan menawarkan hasil yg baik.

Perkembangan teknologi dgn berdaya saing online ini tentunya, terus membawa masyarakat dlm suatu pergantian dlm konsumsi. Persaingan dlm bidang industri pastinya memperlihatkan terobosan-terobosan atau peluang-peluang yg mengharuskan penduduk untuk menjajal & dimulai dr kini ini.

Direktur Jenderal Industri Kecil & Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian Euis Saedah menyampaikan bahwa “Industri kreatif merupakan kegiatan usaha yg fokus pada kreasi & penemuan. Industri kreatif masih memiliki peluang untuk digarap, & Indonesia kaya akan budaya serta tradisi yg bisa menjadi sumber kreativitas,”Menurut ia, pelaku industri inovatif nasional mesti menjadi tuan di negeri sendiri & terus menyebarkan pangsa pasar ekspor. Apalagi kreativitas berbasis kekayaan budaya pula didukung oleh pertumbuhan teknologi. Kekayaan budaya yg beragam & bervariasi merupakan sumber ide & potensinya makin besar bila disokong teknologi. Euis pula mengatakan “Ide cuma tinggal gagasan bila tak disertai dgn ketekunan & keberanian untuk menggantinya menjadi produk yg bisa dijual & bernilai tambah,”[11].

PENUTUP

Industrilisasi merupakan salah satu sektor terpenting bagi pemasukan sebuah Negara. Hal ini dikarenakan, sektor industri belahan terpenting dlm perkembangan ekonomi, & penduduk . Kedua hal ini tak mampu dipisahkan, melainkan saling membutuhkan. Disamping hal tersebut, masyarakat membutuhkan pekerjaan dlm proses industri.Hal ini guna menyanggupi keperluan dasar, & kehidupan. Perkembangan industri di Indonesia dimasa sekarang kian meningkat seiring dgn perkembangnya teknologi informasi dlm hal ini yakni penggunaan e-commerce. Pada kegiatan Indonesia E-commerce Summit & Expo (IESE) Presiden Joko Widodo pula mengatak bahwa perubahan industri digital berkembang dgn sangat cepat sehingga bila tak ingin ketinggalan maka kita mesti memulainya kini juga.

Dari segi ketenagakerjaan pula memiliki perkembangan yg positif dimana menurut hasil survei humancapitaljournal.com dlm berbagai bidang industri memiliki hasil bahwa harapan perkembangan dunia kerja di Indonesia menjadi semakin baik atau membaik pada kuartal ini (Q2 2014). Sedangkan survei yg dilakukan oleh JobStreet.com menemukan hasil bahwa terdapat 45,6% responden menyampaikan harapan perkembangan dunia kerja di Indonesia pada kuartal (Q2 2014) ini akan semakin baik. Sedangkan 47,7% responden sisanya menjawab perkembangan industri perusahaan lebih baik dibandingkan dgn kuartal sebelumnya.

Industri inovatif pula menyumbangkan peranan penting dlm perkembangan industri di Indonesia dimana Direktur Jenderal Industri Kecil & Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian Euis Saedah mengemukan bahwa pelaku industri inovatif nasional harus menjadi tuan di negeri sendiri & terus mengembangkan pangsa pasar ekspor. Industri kreatif merupakan kegiatan usaha yg fokus pada kreasi & inovasi sehingga membuatnya sangat berpeluang untuk digarap lantaran Indonesia mempunyai kekayaan akan budaya serta tradisi yg bisa menjadi sumber kreativitas.

Bagian dlm industri tentunya akan menawarkan suatu pergeseran penting di dlm penduduk & pembagian kerjanya. Dengan pembagian kerja yg begitu sederhana tetapi didukung dgn teknologi tinggi pastinya mewajibkan masyarakat yg turut ambil bagian menguasai teknologi & wawasan. Dengan begitu, persaingan & suatu Negara diukur dr perkembangan industri yg dibangun & kekuatan dr sumber dayanya.

REFERENSI

[1] . Diakses tanggal 16 September 2016

[7]http://dokumen.tips/documents/sosiologi-industri-hendra.html. Diakses tanggal 16 September 2016

[8]http://tekno.kompas.com/read/2016/04/27/11413107/Jokowi.Saya.Pusing.Industri.Digital.Terlalu.Cepat, diaksespadatanggal 13 September 2016.

[9]Humancapitaljournal.com, http://humancapitaljournal.com/perkembangan-industri-di-indonesia-menuju-peningkatan . Diakses pada tanggal 14 September 2016

[10]http://travel.kompas.com/read/2016/05/30/061637927/kuliner.indonesia.potensi.besar.tetapi.minim.penawaran khusus . Diaksespadatanggal 14 September 2016.

[11]http://www.kemenperin.go.id/postingan/4060/Industri-Kreatif-Masih-Potensial. Diakses 16 September 2016