Sejarah Hari Raya Haji (10 Dzulhijjah) Terlengkap

Hari Raya Haji atau pula dikenal selaku Hari Raya Idul Adha ialah hari besar umat Islam yg dirayakan setiap tahun pada tanggal 10 Dzulhijjah. Perayaan hari tersebut mempunyai kaitan erat dgn ibadah haji yg dijalankan di Mekkah serta acara ber-qurban.

Sebagaimana hari-hari besar yang lain hari yg pula diketahui selaku Hari Raya Idul Adha ini memiliki sejarah sehingga lahir menjadi perayaan rutin setiap tahun. Sejarah tersebut banyak termaktub dlm al-qur’an selaku kitab umat Islam serta hadits-hadits. Lebih jauh mengenai sejarah lahirnya salah satu hari raya kaum nabi Muhammad SAW ini, berikut ulasannya. Baca juga sejarah berdirinya agama islamsejarah istana al hamrasejarah kabah.

Sejarah Hari Raya Haji

Perayaan Hari Raya Haji dilaksanakan berdasarkan penanggalan Hijriah setiap tanggal 10 Dzulhijjah. Hari raya ini menjadi satu dr dua hari raya kaum muslimin yakni Hari Raya Idul Fitri & Hari Raya Idul Adha. Istilah untuk menyebut hari raya yg dilakukan pada bulan Dzulhijjah ini sendiri ada beberapa. Pertama seperti telah disebutkan, alasannya adalah pada tanggal 10 Dzulhijjah seluruh umat muslim yg melaksanakan ibadah haji di tanah suci sedang wukuf di Arafah pada tanggal tersebut.

Nama lainnya yaitu Hari Raya Qurban yg dikarenakan pada tanggal tersebut umat Islam menyembelih binatang qurban untuk dibagikan pada orang lain. Hari yg pula diketahui selaku Hari Raya Idul Adha ini pula memiliki sejarah panjang. Tentu saja sejarah tersebut tak lepas dr pelaksanaan ibadah haji & penyembelihan binatang qurban.

Kisah Nabi Ibrahim & putranya (Nabi Ismail)

Sebagaimana yg sudah dikisahkan bahwa hari besar Islam ini memiliki kaitan dgn penyembelihan atau qurban. Tetapi sebelum itu sejarahnya dimulai dr kisah antara Ibrahim & Ismail. Dikisahkan bahwa nabi Ibrahim yg sudah bau tanah & belum dikarunia anak, karenanya menikah dgn Siti Hajar & lahirlah putra berjulukan Ismail.

  Sejarah dan Bunyi Isi Teks Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928

Singkat kisah pada sebuah malam nabi Ibrahim bermimpi Allah SWT memerintahkannya untuk menyembelih Ismail. Mimpi tersebut tak dapat diabaikan lagi datang dengan-cara terencana & merupakan perintah dr Sang Pencipta. Akhirnya Ibrahim menceritakan mimpi tersebut pada putera semata wayang yg sungguh disayanginya, Ismail. Ternyata respon Ismail sungguh di luar dugaan Ibrahim, puteranya setuju untuk disembelih. Bahkan Ismail sama sekali tak memperlihatkan rasa takut atas hal tersebut & ikhlas sebab itu merupakan perintah dr Allah, berarti wajib untuk dilaksanakan.

Tepat pada tanggal 10 Dzulhijjah nabi Ibrahim & Ismail pergi ke wilayah yg cukup lapang demi melaksanakan perintah Allah SWT. Sepanjang perjalanan menuju kawasan tersebut iblis terus berupaya menghasut ayah & anak itu semoga membatalkan saja niatnya. Tetapi keduanya kemudian mengambil kerikil & dilemparkan pada iblis yg tak berhenti menggodanya. Kelak hal ini dikenal sebagai prosesi lempar jumrah.

Setelah tiba di tempat tujuan, Ismail meminta ayahnya untuk menutup saja parasnya dgn kain. Hal ini dimaksudkan semoga nabi Ibrahim tak sedih menyaksikan paras puteranya. Selain itu Ismail pula berpesan semoga pedang yg akan dipakai untuk menyembelihnya diasah setajm mungkin biar ia tak usang menderita menahan sakit.

Ketika nabi Ibrahim mulai menorehkan pedangnya, entah kenapa pedang tersebut selalu terpental. Sementara itu Ismail meminta biar ikatan pada tangan & kakinya dilepas saja. Dengan tujuan supaya Allah SWT & malaikat tahu bahwa ia nrimo menjalankan perintah Allah. Akan tetapi sempurna pada dikala itu datanglah malaikat Jibril yg menenteng seekor domba untuk ditukar & menggantikan posisi Ismail. Akhirnya yg disembelih ialah domba tersebut & bukan Ismail. Sejak ketika itu dilakukanlah prosesi penyembelihan binatang qurban setiap tanggal 10 Dzulhijjah. Baca juga sejarah berdirinya al washliyahsejarah berdirinya islam di indonesia.

  Aksi Militer Belanda 1 Dan Latar Belakangnya

Konon tatkala peristiwa penukaran Ismail & domba, semeseta beserta seluruh isinya mengucapkan takbir untuk memuji kebesaran Allah SWT terhadap keteguhan Ibrahim & Ismail. Dimana Ibrahim harus menyembelih puteranya sesuai perintah Allah, sedangkan pedang yg digunakannya pula menerima perintah supaya tak menyembelih Ismail. Itulah letak kebesaran Allah SWT.

Tujuan Sejarah Hari Raya Haji

Secara lazim tujuan dr pelaksanaan Hari Raya Qurban mampu ditarik menjadi dua poin utama yg dijelaskan selaku berikut.

  1. Sebagai fasilitas untuk lebih mendekatkan diri pada Allah SWT. Upaya tersebut dapat dilaksanakan dgn menamkan keikhlasan dlm menjalankan perintah-Nya demi mencapai tujuan hakiki dr kehidupan di dunia. Hal ini didasarkan pada peristiwa yg terjadi antara nabi Ibrahim & Ismail, tatkala dia diperintahkan oleh Allah SWT untuk menyembelih puteranya sendiri. melalui kisah tersebut yg sudah diterangkan sebelumnya dapat dipetik pesan yang tersirat bahwa ayah & anak tersebut memiliki keikhlasan yg sungguh mengagumkan.
  2. Sebagai fasilitas untuk mengembangkan terhadap sesama. Hubungan terhadap Allah bergantung pada korelasi dgn sesama insan. Hari raya ini mengajarkan umat Islam bahwa berbagi merupakan salah satu hal yg wajib dilaksanakan terutama bagi mereka yg mempunyai keunggulan rezeki. Bukan tanpa argumentasi, karena rezeki yg diberikan pada individu bergotong-royong pula mengandung kewajiban rezeki terhadap sesama. Perayaan qurban ini dibutuhkan bisa memberi kesadaran untuk menyebarkan.

Bentuk pelaksanaan Sejarah Hari Raya Haji

Pada tanggal 10 Dzulhijjah umat muslim yg melaksanakan ibadah haji sedang wukuf di Arafah. Itulah kenapa hari raya idul Adha disebut pula Hari Raya Haji. Bertepatan dgn pelaksaan ibadah haji. Adapun pelaksanaan ibadah haji yg dijalankan hingga kini tak lepas dr kisah nabi Ibrahim & Ismal, serta masa tatkala Siti Hajar, ibunda Ismail, & Ismail sendiri diasingkan atas perintah Allah. Salah satu yg bisa dicicipi hingga saat ini dr pengasingan Hajar & Ismail adalah air zam-zam. Hal itu menawarkan keagungan Allah SWT.

Saat ini Hari Raya Idul Adha dilakukan dgn melaksanakan shalat ‘id di pagi hari. Pada hari tersebut seluruh umat Islam akan melaksanakan shalat dua rakaat dengan-cara berjamaah. Selanjutnya setelah shalat ‘id akan dikerjakan pemotongan binatang qurban hingga tiga hari setelahnya. Pada tanggal 11, 12, 13 Dzulhijjah merupakan waktu haram untuk berpuasa.

Adapun binatang yg bisa dijadikan hewan qurban yakni hewan berkaki empat yg tak memiliki taring. Hewan tersebut yaitu domba, kambing, sapi, & unta. Selain itu binatang yg diqurbankan pula harus akil balig cukup akal & dlm kondisi sehat, artinya tak memiliki cacat. Berdasarkan sabda Rasulullah cacat yg menjadikan hewan tak bisa di-qurban-kan yakni buta, fisiknya sakit, kakinya pincang, & sungguh kurus.

Itulah Sejarah Hari Raya Haji yg dikerjakan umat Islam setiap tahunnya. Pelaksanaan hari tersebut semata-mata bermaksud untuk mendekatkan diri pada Allah SWT & membangun relasi dgn sesama manusia lewat acara mengembangkan.