Sejarah Museum Batik Yogyakarta Secara Singkat Terlengkap

Yogyakarta banyak sekali memberikan objek rekreasi yg mampu dikunjungi para pelancong baik setempat maupun luar negeri. Candi merupakan salah satu objek rekreasi yg banyak didapatkan di Yogyakarta & menjadi primadona di sana. Mulai dr candi peninggalan agama Hindu hingga candi peninggalan agama Buddha, semuanya mampu didapatkan di kota ini. Saking banyaknya candi di Yogyakarta, banyak orang yg menjuluki kota ini selaku negeri seribu candi. Selain candi, Yogyakarta pula mempunyai daya tarik lain yaitu batik. Batik sudah menjadi belahan yg tak terpisahkan bagi penduduk Indonesia, tak terkecuali di Yogyakarta. Di kota yg masih kental dgn adat & istiadatnya ini, berdiri sebuah museum batik yg terkenal, yakni museum Batik Yogyakarta. Bagi Anda yg ingin mempelajari serta mengapresiasi batik yg sering Anda kenakan, mendatangi museum Batik Yogyakarta layak dijadikan pilihan.

Lokasi Museum Batik Yogyakarta

Museum Batik Yogyakarta terletak di Jl. Dr. Soetomo No. 13 A. Untuk dapat mencapainya, Anda mampu naik becak dr Malioboro selama 20-30 menit. Bila memakai kendaraan pribadi, waktu yg diperlukan lebih sedikit yakni 15-20 menit. Jika Anda berangkat dr titik nol kilometer kota Yogyakarta, bergeraklah ke arah timur lewat Jl. Panembahan Senopati hingga mencapai perempatan lampu merah. Lalu lurus melewati Jl. Sultan Agung & jembatan Sayidan hingga berjumpa Pura Pakualaman. Jika Anda sudah mencapai Pura Pakualaman, tandanya Anda sudah dekat dgn lokasi museum Batik Yogyakarta.

Sejarah Museum Batik Yogyakarta

Sejarah Museum Batik YogyakartaMuseum Batik Yogyakarta pertama kali diresmikan pada tahun 1960-an atas prakarsa Hadi Nugroho si pemilik museum. Pada awalnya, belum ada campur tangan dr pemerintah daerah Yogyakarta atas pengelolaan museum. Baru pada tahun 1979, tempat ini diresmikan & diakuisisi oleh pemerintah kawasan DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta). Akte museum Batik tercatat pada nomor 22 yg diterbitkan pada tahun 1977 & kemudian diperbarui lagi pada tahun 2014. Pada tahun 2001, museum mendapatkan akta dr UNESCO selaku warisan kultural dunia. Keberadaan museum Batik Yogyakarta ini telah mengangkat derajat kota Yogyakarta dgn diberikannya nama Kota Batik oleh WCC pada tahun 2014 kemudian.

  Sejarah Berdirinya Freeport Indonesia Semenjak Tahun 1967

Berdirinya museum Batik Yogyakarta dilatarbelakangi oleh kegelisahan Hadi Nugroho & sang istri Dewi Sukaningsih akan pergantian batik yg mulai meninggalkan corak aslinya. Terutama pada batik-batik yg diproduksi masal lewat pabrik percetakan tekstil. Hal ini ditakutkan akan menenteng efek pada ditinggalkannya kaidah & seni membatik.

Tujuan dr didirikannya museum Batik Yogyakarta ini ialah untuk membangun korelasi & kerja sama yg baik antara museum, lapisan penduduk sekitar, serta perusahaan-perusahaan yg memiliki itikad baik untuk terus meningkatkan, membuatkan serta melestarikan budaya batik.

Koleksi Museum Batik Yogyakarta

Meskipun mulanya Sejarah Museum Batik Yogyakarta yakni museum yg diatur dengan-cara pribadi, namun koleksinya tetap lengkap & bermacam-macam. Adapun koleksi yg dipamerkan pada museum Batik Yogyakarta yakni sebagai berikut:

  • 500 lembar kain batik
  • 124 canting
  • 35 koleksi alat & peralatan membatik mirip anglo, wajan, pewarna alam, pacar air, kulit pohon mengkudu, kayu pohon tegeran & getah pohon pinus
  • 600 jenis cap batik
  • Berbagai macam kain batik dr tahun 1960-an yg berbentukkain panjang sarung, selendang & tokwi (taplak tutup meja saji)
  • Batik karya Van Zuylen dr Belanda
  • Batik karya Oey Soe Tjoen dr Cina
  • Koleksi kain batik dr tahun 1700-an dgn berbagai corak
  • Sulaman karya Dewi Nugroho yg dibentuk pada tahun 1980
  • Sulaman terpanjang dgn ukuran 400 cm x 90 cm yg telah mendapatkan MURI selaku sulaman terpanjang.

Gaya batik yg dipamerkan di museum ini pada umumnya batik bergaya Solo, Pekalongan, Yogyakarta & batik gaya tradisional yang lain dlm bentuk kain panjang, sarung & yg yang lain. Motifnya kebanyakan yaitu motif pesisiran, pinggiran, terang bulan & motif esuk-sore.

Beberapa kain koleksi yg populer di museum Batik Yogyakarta yaitu:

  • Kain Panjang Soga Jawa (tahun 1950-1960)
  • Kain Panjang Soga Ergan Lama (tahun tak tercatat)
  • Sarung Isen-Isen Antik (tahun 1880-1890)
  • Sarung Isen-Isen Antik (Kelengan) (tahun 1880-1890)
  • Kain buatan nyonya Belanda dr Pekalongan
  • Sarung Panjang Soga Jawa (1920-1930) buatan nyonya Lie Djing Kiem dr Yogyakarta

Hampir semua koleksi yg ada pada museum ini diperoleh dr keluarga pendiri museum, dgn koleksi tertuanya adalah kain batik yg dibuat pada tahun 1840.

Sisanya ialah hasil karya dr pemilik museum sendiri, diantaranya ialah sulaman gambar presiden Republik Indonesia yg pertama Soekarno, mantan presiden Soeharto, Megawati Soekarnoputri & Hamengkubuwono IX. Selain itu, ada pula potret tokoh pahlawan mirip Tuanku Imam Bonjol & Pangeran Diponegoro. Koleksi lain yg terdapat di dlm museum yaitu sulaman wajah Paus Yohanes Paulus II & Bunda Theresa dr India.

Museum Batik Yogyakarta

  • Alamat                              : Jl. Dr. Sutomo No. 13 A
  • Jam Operasional            : Senin hingga Sabtu pukul 09.00 – 15.00 WIB, Minggu & hari libur tak buka
  • Jarak dr Pusat Kota    : Kurang lebih 1,5 kilometer
  • Jenis Kegiatan                : Workshop membatik (Rp. 40.000 per orang), berguru membatik, melihat koleksi batik
  • Harga Tiket Masuk        : Rp. 20.000 (Tidak ada tanda bukti tiket)
  • Untuk study tour atau rombongan, minimal 5 orang. Terlebih dahulu perlu menciptakan janji.

Demikianlah klarifikasi perihal Sejarah Museum Batik Yogyakarta. Jika Anda bertandang ke Yogyakarta, jangan cuma mendatangi candi-candinya saja & mempelajari sejarah candi ratu boko serta sejarah candi kalasan. Mempelajari batik pula sungguh penting. Apalagi kain tradisional yg satu ini sering kita gunakan di acara-acara formal mirip pernikahan, lamaran & program-acara besar lainnya.

Jika Anda kesengsem untuk mempelajari batik di negeri seribu candi ini, mulailah dgn mengunjungi museum Batik Yogyakarta. Selain karena tempatnya yg gampang dijangkau yakni di dekat pusat kota, koleksi yg ada di dlm museum batik Yogyakarta pula terbilang cukup lengkap. Mulai dr koleksi peralatan membatik hingga kain yg berasal dr keluarga pemilik museum & pemilik museum sendiri yakni Hadi Nugroho. Contoh koleksi kain yg dapat Anda jumpai di museum ini ialah kain panjang Soga Jawa, kain panjang Soga Ergan usang, sarung Iseng-Iseng kuno, batik karya Van Zuylen dr Belanda, batik karya Oey Soe Tjoen dr Cina, kain buatan Nyonya Belanda dr Pekalongan & koleksi lainnya.

Selain mampu mempelajari batik, Anda pula mampu belajar pribadi cara membatik di museum ini. Cukup merogoh kocek sebesar Rp.40.000, Andapun sudah menerima pembinaan membatik. Jadi tunggu apalagi? Segeralah berkunjung ke museum Batik Yogyakarta jikalau Anda sedang berada di kota itu. Namun ingat, museum tutup pada hari Minggu & hari-hari libur yang lain. Dengan mendatangi museum Batik Yogyakarta, mempunyai arti Anda ikut turut serta dlm melestarikan & mengapresiasi batik Indonesia.