Sejarah Candi Kalasan Yogyakarta Lengkap

Sejarah Candi Kalasan merupakan salah satu peninggalan sejarah kerajaan Budha-Hindu yg ada di Indonesia. Candi Kalasan merupakan potongan dr Candi Peninggalan Budha. Candi Kalasan, yg pula memiliki nama lain Candi Kalibening, terletak di Desa Kalasan, Kab. Sleman, Daerah spesial Yogyakarta. Candi Kalasan berada di 16 km ke arah timur dr Kota Yogyakarta. Meskipun mempunyai corak Budha, Candi Kalasan merupakan candi yg dibuat dgn perpaduan corak kerajaan Budha & Hindu. Candi Kalasan mempunyai ciri yg cukup khas seperti candi budha yang lain di Indonesia, khususnya yg berada di Jawa Tengah atau pun Yogyakarta. Artikel ini akan membicarakan dengan-cara mendalam ihwal sejarah pembangunan Candi Kalasan beserta keunikan bangunan serta reliefnya.

Baca juga:

Sejarah Candi Kalasan

sejarah candi kalasanPada masa kerajaan saat itu, umumnya seorang raja atau penguasa kerajaan yang lain membangun suatu candi untuk beberapa tujuan, antara lain selaku pusat kerjaan, tempat ibadah, tempat aktivitas berguru & penyebaran agama atau pun sebagai tempat tinggal bagi para biarawan.

Sejarah pembangunan Candi Kalasan dapat kita peroleh pada Prasasti Kalasan yg didapatkan tak jauh dr ditemukannya lokasi candi tersebut. Prasasti tersebut ditulis di tahun Saka 700 atau 778 Masehi. Prasati Kalasan ditulis menggunakan bahasa Sansekerta & aksara pranagari. Dalam prasasti ini kita dapat mengenali bahwa awal mula pembangunan Candi Kalasan berasal dr nasehat para pemuka agama di zaman wangsa Syailendra.

Pada masa itu, para pemuka agama menasehati Maharaja Tejapurnama Panangkarana untuk membangun tempat suci selaku sarana pemujian Dewi Tara & biara untuk para pendeta Budha. Maharaja Tejapurnama Panangkarana yg disebutkan pada prasati ini maksudnya yaitu Rakai Panangkaran, yg tak lain ialah putra Raja Sanjaya dr Kerajaan Hindu Mataram. Hal ini pahami dr prasasti Raja Balitung di tahun 907 Masehi. Dalam sejarah Kerajaan Mataram kuno, dimengerti bahwa Rakai Panangkaran hasilnya menjadi Raja Kerajaan Mataram Hindu yg kedua. Dari prasasti Kalasan pula kita mengenali bahwa Candi Kalasan dibangun dr tahun 778 Masehi.

Dalam periode waktu 750-850 M, di wilayah Jawa Tengah penggalan utara dikuasai oleh raja raja Wangsa Sanjaya yg beragama Hindu. Sementara, di waktu bersamaam, daerah selatan Jawa Tengah dikuasai oleh raja raja dr wangsa Syailendra yg beragama Budha. Perbedaan kekuasaan ini dapat tampakdr corak corak candi yg terletak di Jawa Tengah pecahan utara & selatan. Meski begitu, wangsa Sanjaya & wangsa Syailendra risikonya bergabung melalui tali perkawinan. Pada dikala itu, Rakai Pikatan, dr wangsa sanjaya menikah dgn Pramodawardhani, yg merupakan putra Maharaja Samarattungga dr wangsa Syailendra.

Rakai Panangkaran menentukan Desa Kalasan untuk dijadikan lokasi pengerjaan bangunan suci untuk memuja Dewi Tara. Desa Kalasan pula dijadikan tempat untuk membangun biara yg ketika itu diminta oleh pendeta Buddha. Diketahui bahwa patung Dewa Tara semula berdiri di Candi Kalasan, sehingga membuat sejarahwan untuk menyimpulkan bahwa Candi Kalasan yakni candi yg digunakan sebagai tempat suci Dewi Tara. Meski begitu, patung Dewi Tara telah tak berada pada Candi Kalasan. Sementara tempat yg disangka sebagai biara bagi pendeta Budha yaitu Candi Sari. Candi Sari ini terletak tak jauh dr Candi Buddha.

Baca Juga :

Sejarah Pemugaran Candi Kalasan

Beberapa sejarahwan dikenali melaksanakan observasi terhadap sejarah Candi Kalasan & kemajuan di Yogyakarta. Profesor Dr. Caparis yaitu salah satu sejarahwan yg mencoba meneliti sejarah pembangunan Candi Kalasan dgn cara melakukan tafsir kepada prasasti Kalasan yg didapatkan saat itu. Menurutnya, Candi Kalasan dibangun bersama antara dampak Kerajaan bercorak Budha & Hindu. Sejarahwan lain yg pula meniliti Candi Kalasan yaitu Van Rumond. Seajarahwan dr Belanda ini menyampaikan bahwa sebenarnya ada bangunan suci lain yg dibangun lebih dulu dibandingkan Candi Kalasan. ia mengemukakan pendapatnya ini pada tahun 1928. Van Rumond beropini bahwa saat itu ada bangunan suci dgn bentuk wihara dgn luas 45 x 45 m. (Baca Juga : Sejarah Olahraga di Indonesia)

Serupa seperti candi di indonesia yang lain, para mahir mengatakan bahwa bangunan ini sudah mengalami tiga kali perbaikan. Tandanya dapat dilihat di empat sudut kaki candi yg memilki potongan yg menonjol. Terdapat pula tanda yg menandakan bahwa adanya proses pemugaran yg terjadi di periode tahun 1927 hingga 1929 oleh Van Romond. Hingga dikala ini, Candi Kalasan masih aktif dipakai sebagai sarana pemujaan bagi penganut agama Budha. Mereka yg datang kesana rata rata memiliki aliran Budha Tantrayana & pula pemuja Dewi Tara.

Arsitektur Candi Kalasan

Secara umum, bangunan Candi Kalasan memiliki bentuk 4 persegi panjang dgn ukuran 34 x 45 m. Bangunan ini terdiri dr ruang utama dgn bentuk bujur sangkar & beberapa bilik yg menjorok keluar di serpihan tengah 4 sisinya. Dapat kita lihat bahwa dinding Candi Kalasan terdapat banyak dekorasi berupa pahatan motif kumuda. Kumuda sendiri ialah daun kalpataru yg keluar dr jambangan berbentuk bulat. Ketinggian candi yaitu 34 m dgn bangunannya yg berada di ketinggian 20 meter dr permukaan tanah. (Baca Juga : Sejarah Lagu Indonesia Raya)

Sebagaimana disebutkan sebelumnya, Candi ini ada di atas bantalan berbentuk bujur kandang dgn ukuran 45 x 45 m. Bangunan ini membuat selasar di sekeliling candi. Di setiap sisi bujur kandang ini terdapat tangga ke atas Candi dgn dekorasi 2 kepala naga di belahan kaki tangga. Di sisi anak tangga bawah, kita mampu melihat lantai yg tersusun dr kerikil. Di depan kaki tangga ini terdapat lempengan batu dgn tekstur yg tipis & halus namun memiliki bentuk berlekuk lekuk. (Baca Juga : Sejarah Catur)

Sementara itu, Candi Kalasan mempunyai empat pintu di keempat sisinya. Meski begitu, hanya pintu di sisi barat & timur yg dilengkapi tangga untuk meraih pintu. Dan hanya pintu di sisi timur yg mampu mengirimkan Anda ke potongan ruang utama yg terletak di tengah candi. Bila kita menyaksikan dr posisi pintu utama ini, dapat kita simpulkan bahwa Candi Kalasan menghadap ke sisi timur.

Baca juga:

Keunikan Bangunan Candi Kalasan

Bila Anda berkunjung ke Candi Kalasan, Anda akan mendapatkan beberapa kekhasan dlm arsitektur bangunanya. Di sepanjang dinding candi ini Anda bisa menyaksikan cekungan yg berisi aneka macam arca. Meski begitu, tak semua arca terletak di tempat yg semestinya.

  1. Di cuilan atas pintu & cekungan ini, Anda pula akan menyaksikan pahatan dgn motif Kala. Dibawahnya, terdapat dekorasi kecil yg menggambarkan seorang perempuan sedang bersila memegang benda di atas kedua tangganya. Di sisi kanan & kiri dr pintu Candi Kalasan pula dihiasi sosok ilahi yg sedang dlm posisi berdiri sambil memegang bunga teratai. (Baca Juga : Sejarah Kota Tua Jakarta)
  2. Di potongan atas tubuh candi, Anda pula melihat ciri khas candi ini. Di belahan ini, terdapat kubus yg merepresentasikan puncak Meru. Puncak ini dikelilingi 52 stupa dgn tinggi sekitar 4.6 m. Di cuilan antara tubuh candi & atap, Anda dapat melihat dekorasi berupa beberapa makhluk kerdil yg dikenal dgn nama Gana.
  3. Bagian atap candi memiliki bentuk sisi delapan dgn tingkat dua. Di tingkat pertama, candi mempunyai beberapa relung yg berisi arca Budha Manusi Budha. Sementara itu, di tingkat dua, terdapat beberapa relung dgn arca Dhayani Budha. (Baca Juga : Sejarah Jembatan Ampera)
  4. Puncak candi yg berupa stupa kini tak begitu tampaksebagai stupa. Hal ini dikarenakan banyak batu asli stupa yg tak bisa ditemkan sehingga belum dapat direkonstruksi dengan-cara utuh. Bila Anda melihat puncak dr dlm candi, potongan puncak ini akan terlihat mirip rongga dr lingkaran kerikil yg semakin tinggi kian menyempit.
  5. Ruang utama Candi Kalasan terdapat di tengah persis candi dgn bentuk bujur sangkat. Ruangan ini memilki pintu masuk dr sisi timur candi. Di dlm ruangan utama ini, Anda dapat menyaksikan keunikan susunan batu bertingkat. Susunan watu bertingkat ini dahulunya digunakan untuk meletakan patung Dewi Tara. Patung Dewi Tara ini disebutkan terbuat dr perunggu dgn total tinggi enam meter. (Baca Juga : Sejarah Olahraga Renang)
  6. Di belakang susunan kerikil ini, terdapat altar pemujaan Dewi Tara yg melekat pada dinding penggalan barat. Karena penggalan inilah, para sejarahwan berkesimpulan bahwa Candi Kalasan dahulunya dipakai sebagai tempat suci untuk memuja Dewi Tara bagi para pemeluk keyakinan Budha.

Relief & Hiasan Candi Kalasan

Relief yakni salah satu potongan penting yg menjadi corak tiap candi di Indonesia, baik itu candi Hindu maupun candi Budha. Relief pula dapat menjelaskan kehidupan zaman kerajaan di indonesia pada ketika itu. Di Candi Kalasan, Anda bisa menyaksikan relief & dekorasi yg indah. Relief di candi ini mempunyai tekstur kerikil yg halus. Ornamen & relief Candi Kalasan di dinding luar mempunyai lapisan semen antik khas yg sebut Valjralepa. Valjralepa ini memilki fungsi untuk melindungi bangunan utamanya dinding candi dr lumut & jamur. (Baca Juga : Sejarah Burung Garuda)

relief candi kalasanSemen kuno ini pula berguna untuk membuat relief lebih halus & menyebabkan candi berwarna keemasan. Yang menyebabkan Candi Kalasan ini unika dalah bahan Valjralepa ini cukup jarang ditemukan di candi candi lain di tempat Yogyakarta maupun Jawa Tengah.

Bila Anda berkesempatan berkunjung ke Candi Prambanan maupun candi candi lain di sekitarnya, Anda akan memperoleh bahwa candi tersebut tak dilapisi dgn Valjralepa seperti Candi Kalasan. Selain itu di sisi pintu & bagian antara tubuh candi dgn atap pula dilengkapi dekorasi & relief yg cukup beragam, sebagaimana yg dijelaskan pada serpihan sebelumnya. (Baca Juga : Sejarah Olahraga Lari)

Candi sari merupakan salah satu keunikan yg dimiliki oleh Candi Kalasan selain bahan Valjralepa yg dijelaskan sebelumnya. Candi Sari terletak tak jauh dr area utama Candi Kalasan. Dikisahkan dr prasasti Kalasan bahwa Candi Sari merupakan tempat yg dibuat sebagai biara untuk para pemuka agama Budha. Bagian Candi Sari ini pula merupakan penggalan dr pembangunan Candi Kalasan, sehingga pula masuk dlm sejarah Candi Kalasan. Bila Candi Kalasan difungsikan selaku tempat suci untuk memuja Dewi Tara, Candi Sari memiliki fungsi untuk menampung para pendeta Budha. Tempat ini pula disebut biara untuk para pendeta Budha dikala itu.

Baca Juga :

Terdapat banyak sekali sejarah serta pelajaran yg mampu diambil dr Candi Kalasan ini. Anda bisa menemukan perpanduan corak agama Budha & Hindu dlm relief & arsitektur bangunannya. Candi pula menjadi tanda besarnya pengaruh kerajaan bercorak Budha & Hindu di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa pada saat itu.

[accordion]

[toggle title=”Artikel Terkait” state=”closed”]

[/toggle]

[toggle title=”Artikel Lainnya”]

[/toggle]

[/accordion]

  Sejarah Pemilu Di Indonesia Pasca Kemerdekaan Hingga Kini