Museum Bank Indonesia terletak di Jakarta, tepatnya di jalan Pintu Besar Utara no. 3, Jakarta Barat. Museum yg ada di depan stasiun Beos Kota ini memiliki bangunan bergaya neo klasikal dgn campuran pengaruh lokal, yg pertama kali dibangun pada tahun 1828. Di tempat ini pada tahun 1625 pernah dibangun gereja sederhana yg digunakan umat Protestan. Kemudian pada tahun 1628 mengalami pembongkaran alasannya adalah dialih fungsikan sebagai tempat meriam besar yg digunakan untuk perang antara serdadu Sultan Agung yg menyerang Batavia dgn serdadu Belanda.
Isi museum ini yaitu informasi mengenai kiprah Bank Indonesia dlm sejarah bangsa Indonesia yg dimulai semenjak sebelum masa kolonial eropa di Indonesia hingga pembentukan Bank Indonesia pada tahun 1953, pula mengenai kebijakan – kebijakan bank Indonesia serta latar belakang & efek kebijakan yg dipraktekkan bank indonesia bagi masyarakat hingga tahun 2005. Penyajian yg dibungkus dgn memakai teknologi modern & multi media diharapkan dapat menarik minat pengunjung mengenai sejarah museum BI & sejarah bank indonesia itu sendiri. Selain itu pula ada koleksi benda bersejarah yg berasal dr zaman sebelum pembentukan BI mirip duit numismatik. Apapun itu, sejarah berdirinya bank Syariah sudah berawal semenjak lama sekali.
Latar Belakang Sejarah Museum BI
Sejarah Museum BI bertempat di gedung BI Kota yg sebelumnya yakni tempat De Javasche Bank beroperasi. Sebelumnya sejarah museum bank indonesia ini pada juga dipakai selaku rumah sakit lazim yg bernama Binnen Hospitaal. Gedung ini memiliki nilai sejarah tinggi & terancam rusak apabila tak dipakai dlm waktu usang. Tatkala De Javasche Bank dinasionalisasikan menjadi Bank Sentral Indonesia atau yg pula dikenal sebagai Bank Indonesia pada 1853, gedung ini dipakai hingga pada tahun 1962 tatkala Bank Indonesia pindah menempati gedung baru di Thamrin, Jakarta Pusat. Gedung ini semenjak dikala itu tak dipakai & dibiarkan dlm keadaan kosong. Karena segi sejarahnya yg tinggi, & merupakan bagian dr sejarah kota bau tanah jakarta, maka dr itu pemerintah memutuskan bangunan tersebut sebagai bangunan cagar budaya yg perlu dilestarikan dlm sejarah jakarta.
Keinginan untuk berbagi pada penduduk mengenai perjalanan sejarah bangsa tergolong untuk menunjukkan pengetahuan mengenai latar belakang kebijakan – kebijakan Bank Indonesia serta dampak dr kebijakan tersebut yg sudah berlangsung dr waktu ke waktu menjadi dasar dr keputusan Dewan Gubernur BI untuk membangun museum. Museum Bank Indonesia dibuat dgn memanfaatkan gedung BI kota semoga tak cuma menjadi gedung tua yg terbengkalai. Selain gedung ini, Bank Indonesia pula menyimpan dokumen – dokumen bersejarah yg membutuhkan pembuatan & perawatan biar mampu menjadi sumber gosip yg berguna bagi masyarakat umum.
Pemanfaatan gedung ini sejalan dgn kebijakan Pemda Khusus Ibukota Jakarta yg telah merancang daerah Kota sebagai pusat pengembangan kota usang di Jakarta yg mempunyai banyak gedung renta cagar budaya peninggalan sejarah. Bank Indonesia memang diharapkan mampu menjadi pencetus dr pemugaran atau revitalisasi gedung bersejarah di area Kota. Keberadaan Museum Bank Indonesia diharapkan akan menjadi tempat untuk menghimpun, menyimpan, merawat & mengamankan aneka benda yg bisa dimanfaatkan selaku sumber info perjalanan Bank Indonesia dlm sejarah. Selain itu, museum pula diharapkan bisa menjadi penyambung komunikasi mengenai kebijakan BI pada penduduk biar mampu mengetahui kebijakan terbaru yg dikeluarkan BI.
Tujuan Pendirian Museum BI
Sangat sempurna apabila gedung BI Kota ini yg telah ditentukan sebagai gedung cagar budaya dimanfaatkan sebagai lokasi museum Bank Indonesia. Pendirian museum dlm sejarah museum BI pula akan menunjang perkembangan daerah kota usang sebagai tujuan wisata di DKI Jakarta. Keberadaan museum BI pula diperlukan mampu menunjang museum lain yg telah ada lebih dulu di kawasan tersebut mirip Museum Fatahillah Jakarta, Museum Wayang, Museum Keramik, serta Sejarah Museum Bahari yg terletak di wilayah Pasar Ikan.
Bank Indonesia menghendaki biar keberadaan sejarah museum BI ini akan bisa merealisasikan museum bank sentral di Indonesia dgn misi untuk mencari, mengumpulkan, menyimpan & pula merawat semua benda & dokumen bersejarah yg dimiliki oleh BI biar memiliki nilai & arti yg penting bagi masyarakat. Hal itu bisa terwujud apabila info tersebut dapat dihidangkan dlm bentuk yg lengkap & runtut sehingga mudah dikenali.
Museum pula diperlukan mampu menjadi wahana pendidikan & observasi bagi golongan masyarakat Indonesia & pula Internasional mengenai apa saja fungsi & peran BI. Selain itu dlm sejarah museum Bank Indonesia pula dibutuhkan untuk menjadi sarana komunikasi mengenai kebijakan & pula wahana wisata edukatif. Pencapaian tujuan – tujuan tersebut dibutuhkan akan dapat membantu meningkatkan corporate image Bank Indonesia.
Koleksi Museum BI
Sejarah museum Bank Indonesia mencatat pendiriannya dlm dua tahap. Tahap pertama berbentuksoft opening mulai dibuka untuk penduduk pada tanggal 15 Desember 2006 oleh Gubernur Bank Indonesia saat itu Burhanuddin Abdullah. Kemudian peresmian tahap kedua berbentukgrand opening oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono tertanggal 21 Juli 2009. Museum Bank Indonesia buka setiap hari mulai Selasa – Jum’at 07.30 – 15.30, & Sabtu – Minggu 08.00 – 16.00. Tur berpemandu diadakan setiap Selasa – Minggu pukul 08.00, 10.00 & 13.00. Fasilitas – kemudahan yg ada di museum antara lain yaitu:
- Ruang penitipan barang – Bagi pengunjung yg ingin bebas menyaksikan – lihat tanpa diganggu oleh barang yg dibawanya, ada ruang penitipan yg disediakan untuk memudahkan hadirin yg hendak menitipkan barangnya selama berkunjung.
- Pusat info – Ruangan ini menyediakan berbagai berita mengenai masa kemudian sampai masa kini dr sejarah Bank Indonesia yg bisa diakses memakai perangkat multimedia. Sumber berita bisa berasal dr banyak sekali tempat yakni dlm & mancanegara, pula ada akomodasi untuk mencetak data atau informasi dr komputer, pula terdapat BI Virtual Museum berupa berita perihal Bank Indonesia melalui jaringan internet.
- Ruang auditorium – Ruangan yg terletak di lantai 2 Museum Bank Indonesia ini dekat dgn Pusat Informasi BI, sering digunakan selaku tempat penyelenggaraan berbagai event yg sponsornya berasal dr Bank Indonesia maupun dr pihak luar.
- Kios buku & suvenir – Di tempat ini para pengunjung mampu memperoleh banyak sekali hasil publikasi & pula cenderamata yg berhubungan dgn museum Bank Indonesia, pula berbagai cemilan ringan.
- Ruang Serbaguna – Ruangan ini ditujukan untuk mendukung acara yg diselenggarakan di ruang auditorium, & terletak di lantai 1.
- Perpustakaan – Fasilitas ini ialah salah satu unggulan dr museum Bank Indonesia. Ada dua macam perpustakaan disini yaitu perpustakaan yg dikhususkan untuk para peneliti museum & perpustakaan yg dapat diakses oleh lazim. Perpustakaan menyimpan koleksi lengkap dlm bentuk multimedia.
Pengunjung yg turut menyaksikan sejarah museum BI ini akan dapat mencicipi sensasi menangkap uang logam virtual, pula menyaksikan pemutaran film mengenai sejarah BI di ruang multimedia, mengamati banyak sekali galeri yg menggambarkan sejarah rakyat Indonesia, galeri sejarah bank, duit kertas orisinil koleksi milik Bank Indonesia, brangkas penyimpan emas, & lain sebagainya. Apabila terpesona, Anda mampu mengunjunginya & memakai tiket untuk masuk. Loket pemasaran tiket untuk museum terletak di depan area tangga di lantai kedua gedung museum.