Kata sosiologi berasal dari kata sosial (Latin) berarti teman, dan logo (Yunani) berarti berbicara atau kata.
Jadi, sosiologi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang berbicara tentang masyarakat.
Ide-ide tentang sosiologi dipelopori oleh para ilmuwan Yunani kuno.
Namun, sosiologi lahir di Eropa pada abad ke-19. Revolusi Industri di Inggris dan Revolusi Sosial di Perancis menyebabkan lahirnya sosiologi.
Lantas bagaimana mungkin perubahan sosial pasca Revolusi Perancis dan Revolusi Industri melahirkan sosiologi?
Sosiologi pada awalnya merupakan cabang filsafat sosial yang berhubungan dengan masyarakat.
Namun diskusi masyarakat saat itu berkisar pada isu-isu yang menarik perhatian publik, seperti perang, konflik sosial, dan kekuatan-kekuatan di dalam kelas penguasa.
Dalam perkembangannya, pembahasan tentang masyarakat meningkat ke dimensi yang lebih dalam dan mulai mencakup struktur kehidupan yang diharapkan dan aturan-aturan yang harus dihormati.
Sejak itu, sebuah studi sosial baru yang disebut sosiologi telah dikembangkan. Eropa menjadi tempat lahirnya sosiologi.
Sosiologi modern berawal dari karya para pemikir Pencerahan atau sekitar abad ke-17.
Inilah dampak dari revolusi industri yang mengawali lahirnya banyak penemuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Revolusi industri menyebabkan terjadinya perubahan nilai dan norma sosial di masyarakat. Dibutuhkan seperangkat pengetahuan untuk memprediksi kekerasan.
Baca Juga: Biografi Emile Durkheim, Bapak Sosiologi Modern
Sosiologi lahir dan muncul sebagai pisau analisis untuk memecahkan masalah.
Menurut Berger dan Berger, sosiologi menjadi ilmu yang berdiri sendiri karena adanya ancaman terhadap tatanan sosial yang sebelumnya dianggap benar.
L. Leyendecker mengidentifikasi ancaman termasuk:
- Revolusi Industri dan pecahnya Revolusi Perancis
- Kebangkitan kapitalisme di akhir abad ke-15
- Perubahan sosial dan politik
- Perubahan karena perubahan yang dilakukan oleh Martin Luther
- Meningkatkan individualitas
- Kelahiran ilmu pengetahuan modern
- Kembangkan rasa percaya diri
Menurut Laindecker, ancaman ini akan membawa perubahan jangka panjang yang akan mengguncang masyarakat Eropa.
Auguste Comte melihat perubahan ini memiliki efek positif dan negatif.
Dampak positifnya adalah terbangunnya demokrasi di masyarakat, dan dampak negatifnya adalah terjadinya konflik kelas.
Comte mencontohkan konflik kelas dalam masyarakat Prancis pasca Revolusi Prancis pada abad ke-19.
Lagi-lagi, menurut Comte, ini terjadi karena masyarakat tidak tahu bagaimana menghadapi perubahan-perubahan yang dibawa oleh revolusi dan hukum-hukum yang dibuat untuk mengendalikan tatanan sosial masyarakat.
Contoh lain yang dikutip Comte adalah revolusi industri di Inggris yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi yang tidak merata antara pusat dan daerah.
Kesejahteraan masyarakat di pusat-pusat industri meningkat, sedangkan yang jauh di daerah membutuhkan.
Comte juga memikirkan bagaimana mengurangi dan menghilangkan kesenjangan ini.
Oleh karena itu, Comte sampai pada gagasan bahwa semua penelitian tentang masyarakat dijadikan ilmu yang mandiri, sehingga semua penelitian tentang masyarakat akan mengarah pada sesuatu yang lebih baik.
Meskipun tidak berhasil mengembangkan hukum sosial menjadi suatu ilmu, Comte menjanjikan suatu ilmu yang baru lahir dengan istilah sosiologi.
Comte pertama kali menggunakan istilah sosiologi dalam bukunya. Filosofi positifDiterbitkan pada tahun 1838.
Dalam bukunya, Comte menyebutkan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari perkembangan masyarakat dan dampak perubahan sosial.
Itulah sebabnya Auguste Comte dikenal sebagai bapak sosiologi. Istilah sosiologi kemudian dipopulerkan oleh Herbert Spencer dalam bukunya. Prinsip Sosiologi.
Sosiologi berkembang menjadi ilmu setelah Emile Durkheim mengembangkan metode sosiologi melalui bukunya. Aturan metode sosiologis.
Hal ini membuat Emile Durkheim dikenal sebagai bapak sosiologi modern.
Kemudian, setelah terbitnya buku Herbert Spencer, sosiologi berkembang pesat di dunia, termasuk di Indonesia.
Perkembangan sosiologi tidak lepas dari peran beberapa tokoh. Berikut adalah beberapa sosiolog.
- Auguste Comte
- Herbert Spencer
- Emile Durkheim
- Peter L. Berger
- Max Weber