Sesederhana Itukah Politik ?

Masih persoalan tentang penyeleksian biasa di Negara yg konon katanya sarat dgn gejolak demo di Hongkong. Apa yg menjadi persoalan final-selesai ini, tentang Hongkong imbasnya pastinya di Taiwan.

Jika dikutip, lewat disway, mungkin pula sebab ada janji bantuan sarat dr Amerika. Termasuk derma keuangan & ekonomi yg begitu besar. Kini tak ada lagi gosip ‘selama pemerintahan Ing-wen ekonomi Taiwan parah’. Kini pembicaraan ekonomi kalah oleh berita politik –menolak ide penyatuan dr Xi Jinping.

Tidak perlu dikhwatirkan, jika Amerika Serikat sudah turun tangan. Bagaimanapu ekonomi senantiasa kalah oleh politik, mungkin dr dahulunya begitu. Tidak heran bila Tahun 1895 Taiwan sudah di bawah Jepang.

Selama 50 tahun. Segala sesuatunya ikut Jepang. Generasi lamanya bisa berbahasa Jepang. Termasuk penasehat bisnis aku.

Ekonomi Taiwan, saat itu, pula telah baik. Industri gula, tembakau, teh, & perkebunan lainnya telah maju. Memang semua itu dimonopoli Jepang. BUMN Jepang. Hasilnya diantarke Jepang. Orang Taiwan hanya jadi buruh. Atau petani. Yang hasil buminya mesti dijual ke perusahaan-perusahaan Jepang itu. Akan sedikit menyerupai untuk Indonesia.
Berbagai masalah yg berbeda tentang insan itu sendiri, cuma pada kepala pemerintahannya saja. Kala itu, mungkin ingin terjadi adanya revolusi. Tidak berlawanan jauh, tatkala  pada abad diktator itulah ekonomi Taiwan maju. Taiwan menerima ‘diktator baik hati’. Tumbuh & berkembangnya gres di tahun 1990-an demokrasi lahir di 
Taiwan.


Sangat demokratis. Sampai kini. Itulah yg melahirkan teori gres pembangunan ekonomi. Dapatkan dulu diktator baik hati. Untuk berdiri ekonomi, perlahan itupun yg memperbaiki berbagai masalah mengenai rakyat. Teori ini pun dipakai oleh Negaral lain, seperti di Korea Selatan, kemudian dilanjutkan dgn Singapura, pastinya dlm hal ini melalui Demokrasi.