Dimana 3 dr 5 M tersebut berkaitan dgn aspek sosial yakni interaksi penduduk . Kepatuhan masyarakat tersebut terjadi karena kesepahaman & kesadaran kolektif.
Kesadaran kolektif disinggung oleh Emile Durkheim, seorang tokoh sosiologi awal yg lahir di Perancis.
Kesadaran ini menuntun penduduk untuk saling yakin & menolong satu sama lain.
Konsep inilah yg diketahui dgn solidaritas sosial ketika ini. Durkheim (Soedjati, 2008) menyatakan solidaritas yaitu rasa saling yakin antara para anggota penduduk .
Kelompok, atau komunitas yg oleh risikonya menjadi dekat, dekat, bersahabat, saling hormat-menghormati.
Dan menjadi terdorong untuk bertanggung jawab & mengamati kepentingan sesamanya.
Pada mulanya, ide ini muncul dlm The Division of Labour in Society. Pembagian kerja pada masa lalu kurang diamati.
Masyarakat dengan-cara umum menjalani kehidupan yg sama sehingga menciptakan pengalaman yg sama.
Beralih pada masyarakat yg lebih kompleks & maju, ada banyak kegiatan yg berbeda sehingga mereka tak lagi menerima pengalaman yg sama.
Hal inilah yg mengimplikasi pergantian & perbedaan fundamental dlm struktur penduduk .
Dua Solidaritas Sosial Mekanik & Organik
Durkheim pun membagi dua jenis solidaritas yg terjadi akibat pembagian kerja yg di Eropa dinikmati oleh penduduk kota balasan hegemoni industri.
Menurut Durkheim ada 2 jenis solidaritas yakni mekanik, & organik. Berikut klarifikasi tentang 2 jenis solidaritas ala Durkheim, (Ritzer 2012).
Solidaritas Mekanik & Contohnya
Solidaritas mekanik ialah kesadaran kolektif yg berlaku disuatu penduduk yg tanpa protes menyanggupi sebuah aturan, norma, atau kepercayaan yg sama.
Biasanya meningkat di pedesaan yg masih kental akan nilai tradisionalitas. Penduduknya dengan-cara umum memiliki suatu pekerjaan yg sama atau hampir menyerupai-mirip.
Solidaritas mekanik menciptakan suatu komunitas masyarakat menjadi akrab & erat.
Sosiolog mengenal kata guyub atau rukun untuk menyebut keakraban yg timbul oleh pelaku solidaritas mekanik.
Di dlm masyarakat yg menganut solidaritas mekanik sistem hukumnya bersifat represif (menekan, menindas).
Misalnya cemoohan dgn maksud mengkoersi perilaku seseorang supaya kembali sesuai dgn aturan, menghalau, menghantam & sebagainya.
Contoh :
1. Di pedesaan terdapat jadwal ronda yg harus dijalani setiap warganya bergantian.
Hal ini dimaksudkan untuk mempertahankan keamanan warga dimalam hari. Warga pula diwajibkan membayar iuran untuk konsumsi peronda.
2. Seseorang yg bolos berturut-turut tak ronda akan diberikan teguran, atau hukuman cemoohan dimasyarakat.
Yang kemudian memaksanya untuk menebus kesalahan tersebut selanjutnya.
3. Apabila memperoleh maling, masyarakat lebih sering memukul atau menghakimi sendiri (represif).
Solidaritas Organik & Contohnya
George Ritzer menjelaskan dlm karyanya (2012) bahwa solidaritas organik lahir dr perbedaan para anggota suatu komunitas, penduduk , atau golongan.
Solidaritas organik terjadi sebab adanya peran-tugas & tanggung jawab yg berbeda.
Spesialisasi atas acara atau pekerjaan ini menyebabkan pekerjaan yg relatif sempit atau kecil.
Oleh hasilnya ada kesejahteraan atau kewajaran dlm kelompok terhadap sikap golongan yang lain apabila kurang mematuhi suatu aturan yg pula tak terlalu mengikat.
Masyarakat yg menganut solidaritas organik banyak terjadi di perkotaan oleh karena kompleksitas keadaan yg ada.
Hukuman bagi pelanggar aturan lebih lunak & bersifat restitutif. Biasanya cuma berupa hukuman, denda, & sebagainya.
Hukuman tersebut dimaksudkan sebagai ganti rugi atas perbuatan sehingga dapat dibilang longgar pagi pelanggar.
Contoh :
1. Di perkotaan jenis pekerjaan kian kompleks & bermacam-macam. Oleh akhirnya penduduk jarang berkumpul.
Kondisi tersebut mengakibatkan pembagian peran keamanan seperti ronda mampu tak teratur bahkan acap kali dilanggar.
Konsumsi ronda pun dengan-cara lazim dibeli oleh para peronda sendiri, tak dr iuran masyarakat.
2. Bagi yg tak mengikuti ronda lazimnya diberikan hukuman ganti rugi contohnya dgn denda 50-100 ribu rupiah.
3. Meski ada insiden penangkapan maling di perkotaan, namun main hakim sendiri tak banyak terjadi.
Masyarakat lebih sukarela menyerahkannya ke petugas berwenang (polisi). Sanksi yg diberikan bisa berbentukpemenjaraan.
Banyak kondisi di penduduk yg mampu dibedah lewat teori ini.
Secara singkat penulis telah menerangkan & memberi contoh supaya dapat dipahami & dipergunakan oleh para pembaca.
Salam sosial!
Sumber Referensi:
Soedjati, Elizabeth Koes (2008). Solidaritas Dan Masalah Sosial Kelompok Waria (Tinjauan Tentang Sosiologis Dunia Sosial Kaum Waria Di Kotamadya Bandung). Universitas Widyatama.
Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi: Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.