Teori Sosiologi Post Modernisme dan Contohnya di Masyarakat

Ada 10 Pengertian Globalisasi Menurut Para Ahli & Kesimpulannya

Dimana dlm pemahaman teori postmodern lebih pada masyarakat konsumtif yg kian subur & dinikmati oleh masyarakat. 

Mulai dr munculnya berbagai kuliner cepat saji, layanan aplikasi online yg mempermudahkan aktivitas setiap individu di dlm penduduk . 

Hingga aneka macam kehadiran kanal kepraktisan terus timbul dlm banyak sekali tanda-tanda & fenomena sosial di penduduk tersebut. 

Nah pada kesempatan kali ini kita akan sedikit mengulas & menawarkan pemahana perihal teori post modernisme yg ada di penduduk . Simak dibawah ini ya.

Penjelasan Teori Sosiologi Post Modernisme

Dalam pemahaman teori ini memang lebih memberikan definisi penduduk postmodern sebagai sebuah masyarakat konsumeristis. 

Konsumsi yg memainkan tugas sungguh penting dlm teori post modernisme. Dimana dengan-cara garis besar teori yg ada meliputi yakni :

1. Teori Sosiologi Konsumsi 

Memang dlm perjalanan pertumbuhan teori di masyarakat, adanya pergeseran seperti yg terjadi pada teori post modern.

Dimana dlm perkembangannya pula ada aneka macam duduk perkara atau masalah yg dihadapi & itu pun ingin secepatnya diatas oleh para sosiolog postmodernis.

Sebut saja seperti tokoh sosiologi konsumsi yakni George Ritzer. Memang dlm setiap perkembangan teori di penduduk maupun fenomena sosialnya niscaya ada saja masalahnya.

Mcdonaldisasi & Sarana Konsumsi Baru

Istilah yg dikenal dgn istilah Mcdonaldisasi di era modernitas konsumsi yg mana akan berujung pada globalisasi konsumsi.

Hal itu dikemukan oleh George Ritzer. Ia menyebutkan bahwa suatu proses dimana prinsip dr restoran atau kuliner cepat saji & lebih khususnya McDonald’s. 

Dimana mulai mendominasi kehidupan masyarakat di seluruh dunia, ya mulai dr bisnis kedai makanan, seks, agama, politik, pendidikan, dunia kerja, agen iklan, keluarga, & lainnya. 

  Pengertian Konsumsi Menurut Emile Durkheim

Konsen adanya Mcdonaldisasi ini telah membuat penduduk berganti dlm dimensi rasionalitas. Situasi ini masyarakat akan lebih mengutamakan kuantitas dr pada kualitas.

Contohnya pada ketika meningkatnya layanan home delivery atau gofood & sejenisnya di Indonesia, bukannya meningkatkan efisiensi malah menciptakan kemacetan jalan raya.

Dimana dipenuhi dgn kendaraan baik roda dua & roda empat. Hal yg sama pula pernah terjadi di Jepang,

Jalanan dipenuhi oleh motor & kendaraan beroda empat yg melakukan pengantaran pesanan yg meningkatkan adanya jumlah kendaraan di jalan raya tersebut. 

Selanjutnya Ritzer menawarkan beberapa pemikiran dlm proses Mcdonaldisasi yaitu :

> Efisiensi

Nah seperti sekarang ini mulai meningkat Mall atau sentra perbelanjaan yg digabungkan menjadi satu keperluan saja.

Mulai dr keperluan belanja dapur, fashion, masakan, hingga kawasan wahanan bermain yg semakin memanjakan masyarakat yg berkunjung disana. 

> Kalkulabilitas

Nah menyambung dr acuan diatas tentang eksistensi Mall atau sentra perbelanjaan. Tidak hanya efisiensi dr sisi kalkulabilitas.

Dimana adanya balasan masyarakat yg terbesar & megah atau glamor serta lengkap itulah yg memiliki kualitas super.

Masyarakat akan memilih ke Mall yg lebih besar sebab dgn adanya fasilitas penunjang & atraksi yg spektakuler memuaskan harapan masyarakat itu sendirinya.

2. Teori Sosiologi Globalisasi 

Tidaknya karya perihal Mcdonaldisasi. Rizter beropini bahwa globalisasi tak memili arti yg apa apa. Maksudnya ialah adanya kedekatan efektif antara globalisasi & kehampaan.

Kehampaan disini yaitu bentuk yg terutama dikonsepsikan, dikelola, & tak mempunyai suatu kandungan apapun.

Ada empat subtipe dr sebuah kehampaan yaitu :

1. Tanpa daerah, misalnya mall yg merupakan struktur hampa & gampang di publikasi di seluruh dunia, serta diisi dgn aneka macam macam produk atau muatan, dr satu tempat ke tempat yg yang lain.

  Menurut Bourdieu : Kekerasan Simbolik yang Rakyat Alami saat Pandemi, Benarkah ?

2. Tanpa benda, misalnya kartu kredit yg tak dapat dibedakan dgn miliaran yg lain yg melakukan pekerjaan denganc ara persis sama bagi siapa saja yg menggunakannya.

3. Tanpa orang, misalnya diasosiasikan telemarketer yg berinteraksi dgn konsumen dgn cara yg sama, khususnya mengandalkan goresan pena.

4. Tanpa Pelayanan, contohnya dgn adanya penyediakan ATM yg mana ini bertolak belakang dgn teller bank yg masih dioperasikan oleh insan. 

Dimana adanya globalisasi konsumsi telah berbagi adanya kehampaan dlm penduduk itu sendirinya.

Nah itulah sekilas dlm klarifikasi diatas kepada topik pembahasan mengenai tema Teori Sosiologi Post Modernisme & Contohnya di Masyarakat.

Sumber Referensi : 

Buku Pengantar Sosiologi Dasar oleh penulis yaitu Dany Haryanto, S.S & G Edwi Nugrohadi, S.S,. M.A