Wacana mengenai etnisitas & etnik merupakan suatu yg masih baru, alasannya masih jarang terdapat terkait dgn makna dr etnis, etnisitas & migrasi etnik. Jika kita memahami etnis tak lepas dr ras & tatkala ras maka hal ini tak lepas dr unsur manusia itu sendiri.
Sementara, etniksitas (ethnicity) atau kesukubangsaan selalu muncul dlm konteks interaksi social pada masyarakat heterogen, mirip terdapat di kota-kota besar yg disusun masyarakatnya tak cuma terdiri dr satu suku bangsa saja.
Konsep etnisitas bersifat relasional yg berhubungan dgn indentifikasi diri dr asal permintaan social. Apa yg menjadi penggalan dr perhatian tentang konsekuensi sebuah etnisitas akan lebih baik diketahui sebagai proses penciptaan batasan deretan & ditegakkan dlm kondisi sosio historis yg spesifik.
Etnisitas dapat dimengerti sebagai sebuah realitas social yg masuk akal & alamiah, dimana etniksitas akan terjadi dengan-cara intensif dlm masyarakat tradisonal atau penduduk tradisional. Pada era ke 14, dimana diaspora Cina mulai mengalir ke Asia Tenggara yg kemudian berkembang ke wilayah pesisir Asia Tenggara.
Bagaimana dgn migrasi migran di Eropa? Mayoritas bertempat tinggal pada pendatang ialah menyewa, cuma selaku kecil dr mereka yg mampu memiliki klaster. Tetapi, dengan-cara biasa kota-kota colonial dibagi menjadi dua kepingan yaitu pribumi & ajaib. Hanya saja tampak berlawanan dgn yg ada di Indonesia serta pembagian etnis yg dibagi menjadi tiga bentuk, yakni Eropa, Cina, & Pribumi.