Dalam kehidupan suatu masyarakat, tentunya semua langkah-langkah yg dikerjakan oleh penduduk dibatasi dgn aturan maupun norma-norma yg berlaku. Berbuat & berperilaku yg memang sesuai dgn aturan & norma tersebut akan dianggap hal yg baik oleh penduduk yang lain. Namun meskipun begitu masih banyak masyarakat yg yang langkah-langkah serta perbuatannya tak sesuai dgn norma yg berlaku di penduduk & tentu saja akan merugikan baik diri sendiri maupun orang lain di sekitarnya.
Perilaku mirip ini lah yg dinamakan perilaku menyimpang atau dikenal dgn penyimpangan sosial. Yang dimaksud dgn perilaku menyimpang ialah sikap yg mana tak sesuai dgn norma & nilai susila yg ada, baik dr sudut pandang kemanusiaan individu maupun sebagai potongan dr makhluk sosial. Untuk pelaku yg melaksanakan perbuatan tersebut disebuat sebagai deviant.
Ada beberapa ciri ciri perilaku menyimpang menurut Paul B. Horton, antara lain adalah:
- Perilaku penyimpang harus dapat didefinisikan, yg dimaksudkan yakni evaluasi dr penyimpangan tersebut didasarkan pada suatu standar tertentu & dapat dimengerti penyebabnya. (baca juga: Syarat Terjadinya Interaksi Sosial)
- Penyimpangan mampu diterima maupun ditolak. Penyimpangan dapat berupa relatif maupun mutlak, yg artinya perbedaan yg ada diputuskan oleh kadar & frekuensi penyimpangan.
- Penyimpangan tersebut pada budaya yg konkret atau ideal? yg artinya budaya ideal merupakan peraturan aturan yg berlaku di dlm lingkungan masyarakat. Antara budaya ideal & budaya kasatmata senantiasa saja terdapat kesenjangan.
- Adanya norma-norma penghindaran di dlm penyimpangan. Norma penghindaran merupakan pola perbuatan yg mana dilakukan oleh individu agar dapat menyanggupi harapan tetapi tak mesti menentang nilai tata kelakukan yg ada dengan-cara terbuka.
- Penyimpangan sosial dapat bersifat adaptif, yg berarti sikap menyimpang yakni salah satu cara yg dilaksanakan semoga mampu menyesuaikan kebudayaan yg ada dgn pergeseran sosial yan terjadi. (baca juga: Dampak Positif & Negatif Urbanisasi)
Lalu apa yg menimbulkan seseorang dapat berbuat hal-hal yg menyimpang dr aturan yg ada? Menurut Wilnes, terdapat 2 faktor penyebab terjadinya perilaku menyimpang terjadi, antara lain yaitu:
- Faktor subjektif, yg mana merupakan aspek yg berasal dr individu itu sendiri ataupun sifat bawaan dr sejak lahir.
- Faktor objektif, yg mana merupakan faktor yg berasal dr luar individu tersebut (lingkungan) semisal kondisi keluarga, kekerabatan orang renta & anak, & lainnya. (baca juga: Perbedaan Kolonialisme & Imperialisme)
Kali ini akan dibahas lebih lanjut mengenai penyebab perilaku menyimpang yg terjadi di penduduk .
1. Proses Sosialisasi Yang Tidak Sempurna
Karena ketidakmampuan di dlm menyerap norma-norma budaya ke dlm kepribadiannya, membuat seorang idnividu tak akan mampu untuk membedakan antara perilaku yg tak layak maupun pantas dikerjakan. Hal ini dikarenakan proses sosialisasi yg terjadi berlangsung tak sempurna, dimana distributor-distributor sosialisasi yg ada tak dapat menjalankan tugas serta fungsi nya dgn baik. (baca juga: Sejarah Perkembangan Sosiologi)
Misalnya saja individu yg berasal dr kondisi keluarga broken home, yg mana kedua orang bau tanah tak mendidikan anak dgn tepat pastinya membuat anak tersebut tak mengenali keharusan serta hak nya di dlm keluarga maupun penduduk . Hal ini lah yg menyebabkan perilaku yg terlihat pada anak tersebut akan cenderung tak mengenal sopan santun, disiplin, & yang lain. (baca juga: Faktor Penghambat Perubahan Sosial Budaya)
Artikel terkait:
- Penyebab Terjadinya Konflik Sosial
- Masalah Negara Berkembang
- Contoh Perilaku Antisosial
- Contoh Penyimpangan Primer
- Ciri-ciri Penyimpangan Primer
- Bentuk Penyimpangan Sosial
2. Proses Belajar Yang Menyimpang
Individu yg melaksanakan sikap-sikap menyimpang biasanya dikarenakan sering melihat atau membaca tayangan-tayangan yg membahas mengenai sikap menyimpang. Sehingga perbuatan menyimpang yg mereka kerjakan dikrenakan proses belajar yg menyimpang. Misalnya saja anak yg melaksanakan sikap kejahatan dikarenakan melihat tayangan mengenai cara melaksanakan kejahatan ataupun membaca postingan yg menjelaskan ihwal langkah-langkah kriminal. Hal ini pula berlaku pada penjahat-penjahat kelas kakap yg mana mengawali kejahatannya dgn melaksanakan langkah-langkah-tindakan kecil yg kemudian meningkat seiring dgn perjalanan waktu diakibatkan dr proses berguru menyimpang yg dikerjakan. (baca juga: Peran Keluarga Dalam Proses Sosialisasi)
3. Kesenjangan Sosial
Adanya perbedaan status yg mana mengarah pada kesenjangan sosial yg terjadi di masyarakat, khususnya pada kaum kaya dgn kaum miskin yg tampakmencolok karenanya mampu menyebabkan rasa iri serta dengki yg mana menyebabkan terjadinya langkah-langkah pencurian, penghinaan, pembunuhan & tindakan menyimpang yang lain. (baca juga: Kegiatan Ekonomi Di Indonesia)
4. Ketegangan Antara Kebudayaan & Struktur Sosial
Ketegangan yg terjadi antara kebudayaan & struktur sosial di penduduk mengakibatkan munculnya tindakan-tindakan menyimpang. Hal ini dikarenakan dlm pencapaian tujuan seseorang tak mendapatkan potensi , sehingga dlm mencapai hal tersebut seseorang akan mengupayakan kesempatan itu sendiri. Sehingga munculah perilaku-perilaku menyimpang di masyarakat. Misalnya saja penguasa yg menindas rakyat dengan-cara terus menerus menimbulkan rakyat akhirnya memberontak & melawan penguasa tersebut. Entah pemberontakan dilaksanakan terbuka ataupun tertutup, semua hal tersebut dijalankan semoga meraih tujuan yg dikehendaki walaupun caranya belum tentu benar. (baca juga: Manfaat Perdagangan Internasional)
5. Nilai & Norma Terlalu Longgar
Seharunya pelaku langkah-langkah-langkah-langkah menyimpang haruslah dibina dgn baik semoga kembali pada jalan benar sebelumnya. Namun beberapa lingkungan penduduk malah membiarkannya begitu saja, sehingga membuat aspek penyebab terjadinya sikap menyimpang terus saja terjadi. Hal ini mungkin dikarenakan masyarakat tersebut terlalu sibuk dgn aktivitas & rutinitas yg dilakukannya setiap hari sehingga membuatnya terasa lelah untuk membina pelaku tindakan menyimpang. Sehingga malah membuat langkah-langkah-tindakan menyimpang tersebut kian merajalela.
6. Proses Sosialisasi Subkebudayaan Menyimpang
Subkebudayaan merupakan suatu kebudayaan khusus yg mana norma-norma yg di dalamnya berlawanan dgn norma kebudayaan yg dominan. Unsur budaya yg menyimpang tersebut mencakup nilai serta perilaku yg ada di dlm anggota-anggota golongan tersebut yg mana berlawanan dgn aturan yg ada di lingkungan penduduk . Misalnya saja kalangan menyimpang mirip golongan pengguna narkoba, kalangan penjahat, kalangan pencurian motor, & yang lain. (baca juga: Bentuk-bentuk Perubahan Sosial)
7. Ikatan Sosial Yang Berlainan
Pada lazimnya setiap orang memiliki kekerabatan dgn beberapa kalangan yang lain. Jika pergaulan yg dilakukannya tersebut memiliki pola-pola sikap menyimpang, maka tentu saja akan sangat memungkinkan bila individu tersebut akan mencontoh sikap-perilaku yg menyimpang tersebut. (baca juga: Peninggalan Zaman Logam)
8. Ketidakpuasan
Mungkin ada beberapa individu ataupun golongan yg tak merasa puas dgn kondisi lingkungan masyarakat saat ini. Sehingga mereka merasa untuk perlu melaksanakan suatu pergeseran yg mana pergeseran yg dilakukannya tersebut sungguh menyimpang dr nilai & norma yg ada di penduduk tersebut. Misalnya saja ada suatu kalangan penduduk yg anti pada pendidikan & menilai bila siapa saja yg sedang menempuh pendidikan tersebut merupakan orang-orang yg menyimpang. (baca juga: Prinsip-Prinsip Pengelolaan Sumber Daya Alam)
9. Kondisi Keluarga Berantakan
Kondisi keluarga yg berserakan atau broken home dapat menyebabkan terjadinya sikap-perilaku menyimpang pada diri seseorang. Hal ini bisa disebabkan karena penceraian ataupun perselingkuhan yg ada mengakibatkan anggota keluarga di dalamnya tak nyaman di dlm rumah bahkan mengakibatkan situasi menjadi saling diam & saling ribut. Sebagai pelampiasan dr rasa tersebut jadinya anggota keluarga yg ada malah melakukan kegiatan-kegiatan menyimpang. (baca juga: Contoh Kebutuhan Pokok)
10. Sikap Mental
Sikap mental pada individu akan sangat menghipnotis seseorang untuk melakukan tindakan-langkah-langkah menyimpang. Sikap mental yg merasa tak pernah aib melaksanakan sebuah kesalahan akan menimbulkan seseorang akan terus berbuat menyimpang. Jika sikap mentak tersebut mampu diarahkan ke dlm hal-hal yg positif maka tentu saja dapat membuat individu tersebut menjadi pimpinan yg luar biasa. (baca juga: Peninggalan Sejarah Hindu Budha)
11. Meningkatnya Putus Sekolah & Pengangguran
Meningkatnya angka cowok yg putus sekolah & menjadi pengangguran mampu menyebabkan terjadinya faktor penyebab terjadinya perilaku menyimpang di penduduk . Sebenarnya pemuda-cowok tersebut bisa saja memiliki pekerjaan di kantoran. Namun untuk bisa bekerja di kantoran pastinya membutuhkan sebuah kemampuan, yg mana tak di dapatkannya karena mesti putus sekolah. Padahal mereka pula mesti memenuhi kebutuhan sandang, pangan, & papan nya. Sehingga membuatnya mau tidak ingin mengambil jalan pintas sepertipengemis, pengamen jalanan yg alhasil mengakibatkan langkah-langkah menyimpang. (baca juga: Dampak Kepadatan Penduduk)
12. Desakan Kebutuhan Ekonomi
Adanya desakan keperluan ekonomi mampu menyebabkan seseorang untuk melaksanakan langkah-langkah-tindakan menyimpang di penduduk . Keinginan untuk merasa serba kecukupan tanpa perlu melakukan pekerjaan sulit payah dapat membuat seseorang balasannya mengambil jalan pintas seperti mencuri, merampok, & lainnya. (baca juga: Tujuan Pengendalian Sosial Dalam Masyarakat)
Artikel lainnya:
- Tokoh-Tokoh Sejarah Pada Masa Buddha
- Contoh Perubahan Sosial Budaya
- Fungsi & Peran Yayasan
- Kabinet Pada Masa Demokrasi Liberal
13. Labelling
Pemberian labelling ataupun sebutan negatif yg ditujukan pada seseorang walaupun hanya dlm sekali berbuat menyimpang akan memperlihatkan pengaruh negatif. Dirinya akan merasa terusik dgn tunjangan label barunya tersebut & kesudahannya akan cenderung mengulangi perbuatan tersebut lantaran merasa telah kadung. Misalnya saja saat seseorang tertangkap tangan mencuri sesuatu, maka dirinya akan dianggap pencuri pada lingkungan masyarakatnya walaupun cuma sekali saja melakukan hal tersebut.
Nah itu tadi beberapa hal yg mampu menimbulkan perilaku-sikap menyimpang di penduduk . Tentu saja perilaku menyimpang tersebut tak dapat dibiarkan begitu saja, terlebih kalau sampai merugikan penduduk yang lain yg ada. Semoga info diatas mampu bermanfaat buat anda.