Demak merupakan Kerajaan Islam di Jawa Tengah yg berdiri tahun 1475 Masehi setelah Kerajaan Hindu Buddha di daerah Jawa & ini merupakan Kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa yg mempunyai tugas penting dlm penyebaran agama Islam di seluruh wilayah Indonesia & dahulunya,Kerajaan ini bernama Glagah atau Bintoro. Kerajaan ini diresmikan oleh Raden Patah yg mendapatkan sokongan dr wali songo. Pada awalnya, Demak cuma sebuah Kadipaten serpihan dr Kerajaan Majapahit. Akan tetapi ketika Kerajaan Majapahit mulai mengalami keruntuhan & Islam mulai bertumbuh, maka Kdipaten ini pula menjelma sebuah Kerajaan Islam paling besar. Kerajaan Demak ini ditandai dgn beberapa bukti peninggalan sejarah yg akan kami ulas dengan-cara lengkap berikut ini lengkap dgn sejarah Kerajaan Demak selengkapnya.
Artikel terkait:
- Sejarah Kerajaan Kutai Kartanegara Lengkap
- Candi Kalasan
- Candi Cetho
- Candi Peninggalan Budha
- Candi Peninggalan Agama Hindu
Peninggalan Kerajaan Demak
Kerajaan Demak diresmikan oleh Raden Patah dgn masa pemerintahan dr tahun 1500 sampai 1518 yg saat naik tahta menerima gelar Sultan Alam Akbar al Fatah. Dari Babad Tanah Jawa, Raden Patah merupakan putra dr Brawijaya V yg merupakan raja Kerajaan Majapahit terakhir dgn putri Campa. Raden Patah kemudian mulai menyusun kekuatan armada maritim sehingga berubah menjadi sungguh besar lengan berkuasa.
Demak pula menolong Malaka yg dikala itu dikuasai oleh Portugis alasannya adalah kepentingan Kerajaan Demak pula terusik oleh kedatangan Portugis di Malaka tersebut, akan tetapi sayangnya serangan yg dikerjakan Demak tersebut tak membuahkan hasil. Raden Patah kemudian diganti oleh Adipati Unus dgn masa pemerintahan mulai tahun 1518 hingga dgn 1521 & Adipati Unus meninggal tanpa meninggalkan keturunan sehingga digantikan oleh sang adik Pangeran Sekar Seda Lepen.
Pangeran Sekar Seda Lepen kemudian dibunuh oleh delegasi dr kemenakan lain yakni Raden Mukmin, anak dr Pangeran Trenggana yg kemudian naik tahta serta menerima gelar Sultan Trenggana dimana Demak mencapai masa kejayaan & meliputi wilayah yg luas yakni Jawa Barat yakni Banten, Cirebon & Jayakarta, Jawa Tengah & pula sebagian wilayah Jawa Timur.
Sesudah Sultan Trenggana maka Demak mulai menunjukkan kemunduran & terjadi perebutan kekuasaan Arya Panangsang, anak Pangeran Sekar Sedo Lepen dgn Sunan Prawoto, putra tertua dr Sultan Trenggana. Sunan Prawoto kalah oleh Arya Penangsang, tetapi Arya Penangsang pula akhirnya dibunuh Joko Tingkir, menantu Sultan Trenggana yg kemudian menjadi Adipati Pajang. Joko Tingkir yg kemudian diberi gelar Sultan Hadiwijaya memindahkan pusat Kerajaan Demak ke daerah Pajang.
Artikel terkait:
- Sejarah Candi Kalasan
- Sejarah Candi Ratu Boko
- Sejarah Kerajaan Majapahit
- Sejarah Kerajaan Singasari
- Sejarah Kerajaan Sriwijaya
Keberadaan dr Kerajaan Demak ini diperkuat dgn bukti yg ditemukan, sebagian berbentukbangunan & sebagian lagi berupa properti nuansa Islam. Peninggalan-peninggalan ini yakni Pintu Bledeg, Masjid Agung Demak, Soko Guru, Kentongan, Bedug, almaksurah, situs kolam wudhu & pula makan sunan Kalijogo & beberapa peninggalan lainnya. Semuanya ini berkumpul pada satu tempat yakni Masjid Agung Demak & berikut penjelasannya.
1. Pintu Bledek
Pintu Bledek atau Pintu Petir merupakan pintu yg dilengkapi dgn pahatan yg dibentuk tahun 1466 oleh Ki Ageng Selo. Dari kisah yg beredar, Pintu Bledek ini dibentuk oleh Ki Ageng Selo dgn petir yg tersambar memakai kekuatan supranatural yg dimilikinya yg ia tangkap ketika ada di tengah sawah.
Pintu tersebut kemudian dibawa pulang & dibawa ke Raden Patah kemudian pintu ini dipakai untuk pintu masuk utama Masjid Agung Demak yg keadaannya sudah mulai rusak sehingga di simpan dlm Museum dlm Masjid Agung Demak tersebut.
2. Masjid Agung Demak
Peninggalan Kerajaan Demak berikutnya yakni Masjid Agung Demak. Masjid Agung Demak ini diresmikan tahun 1479 Masehi yg kini sudah berumur sekitar 6 masa tetapi masih berdiri dgn kokoh sebab sudah dikerjakan renovasi sebanyak beberapa kali. Masjid Agung Demak ini tak hanya sebagai peninggalan sejarah Kerajaan Demak saja, akan tetapi dulunya merupakan pusat dr pengajaran serta syiar Islam.
Masjid ini dibilang selaku asal mula idedr kehadiran Kerajaan Demak Bintoro. Secara geografis, Masjid Agung Demak terletak di Desa Kauman, Kecamatan Demak Kota, Kabupaten Demak Kota, Jawa Tengah. Arsitektur masjid ini terlihat berlainan dr arsitektur masjid yg ada di jaman kini, Masjid Agung Demak mengguanakn kombinasi gaya budata Jawa Tengah yg sungguh kental & ornamen yg terdapat di Masjid Agung Demak ini pula melukiskan ihwal hubungan antara Jawa dgn Islam.
Masjid Agung Demak ini memiliki ukuran luas sebesar 31 x 31 meter persegi yg di pecahan sisi Masjid Agung Demak ini pula terdapat serambi berukuran 31 x 15 meter persegi dgn panjang keliling 35 x 3 meter. Serambi masjid ini terbuka & bangunan masjid di topang dgn total 128 soko. 4 diantara soko ini yaitu soko guru selaku penyangga utama, sementara tiang penyangga bangunan total ada 50 buah & tiang penyangga serambi berjumlah 28 serta tiang keliling sebanyak 16 buah. Bentuk Masjid Demak memakai material kayu dgn bentuk bulat lengkap dgn beberapa lengkungan. Bagian interior masjid pula menggunakan material kayu lengkap dgn tabrakan yg pula tampaksungguh artistik & anggun.
3. Soko Guru atau Soko Tatal
Soko Guru atau Soko Tatal merupakan tiang penyangga dr Masjid Agung Demak yg yang dibuat dr material kayu dgn diameter 1 meter & berjumlah sebanyak 4 buah. Semua Soko Guru ini dibuat oleh Sunan Kalijogo & berdasarkan dongeng Sunan Kalijogo baru menyelesaikan 3 buah soko guru & Masjid Agung Demak sudah dibangun serta sudah mulai masuk dlm tahapan pemasangan atap.
Sehingga lantaran diburuwaktu, Sunan kalijogo kemudian menghimpun tatal atau kulit kayu yg berasal dr sisa pahatan dr 3 soko guru untuk dibuat menjadi 1 soko guru gres menggunakan kekuatan spiritual yg dimiliki Sunan Kalijogo & inilah yg menimbulkan soko guru diberi ungkapan soko tatal.
4. Bedug & Kentongan
Bedug & pula kentongan, dulunya digunakan selaku alat untuk menghimpun rakyat sekitar Masjid untuk menandai masuknya waktu sholat. Kedua benda ini didapatkan dlm Masjid Agung Demak dgn bentuk seperti tapal kuda dgn folosofi saat dibunyikan atau dipukul maka rakyat sekitar masjid harus datang untuk menunaikan sholat. Bedug & kentongan ini menjadi peninggalan sejarah Kerajaan Demak yg pula masih mampu dilihat hingga sekarang.
5. Situs Kolam Wudhu
Kolam wudhu ada di halaman Masjid Agung Demak & dulu di gunakan untuk tempat wudhu para musyafir & pula santri yg akan melakukan sholat, akan tetapi sekarang kolam wudhu ini tak lagi dipergunakan selaku tempat berwudhu pada dikala ingin melaksanakan sholat.
6. Makam Sunan Kalijaga
Sunan Kalijaga yg merupakan salah satu dr 9 Sunan WaliSanga yg berdakwah di sekitar wilayah Jawa. Sunan Kalijaga wafat tahun 1520 lalu dikebumikan di Desa Kadilangu berdekatan dgn Kota Demak.
Makam Sunan Kalijogo ini sekarang menjadi sebuah situs yg sering didatangi peziarah & pula pelancong dr banyak sekali wilayah di tanah air & pula menjadi salah satu peninggalan dr Kerajaan Demak.
Banyak orang yg berkunjung untuk tujuan berziarah & pula berdoa, gampang-mudahan diberikan akomodasi & pula keberkahan lewat berdoa ini. Situs ini sungguh dijaga baik oleh pengelolanya, biar hadirin atau peziarah nyaman saat berdoa & bersholawat.
7. Maksurah
Maksurah merupakan ukiran kaligrafi ayat Al quran yg digunakan selaku interior dinding Masjid Agung Demak. Maksurah ini dibangun dikala kekuasaan Aryo Purbaningrat yg merupakan adipati Demak tahun 1866 & kaligrafi ini menceritakan mengenai ke-Esaan Allah.
8. Dampar Kencana
Peninggalan Kerajaan Demak berikutnya ialah Dampar Kencana. Dampar Kencana merupakan singgasana untuk para Sultan Demak yg kemudian dipakai sebagai mimbar khotbah pada Masjid Agung Demak. Mimbar ini akan tetapi tak lagi digunakan & disimpan pada museum Masjid Agung Demak supaya terhindar dr kerusakan.
9. Piring Campa
Piring Campa merupakan piring porselen sebanyak 65 buah yg dikala ini dipasang pada interior dinding Masjid Agung Demak. Seperti namanya, piring ini merupakan hadiah dr putri Campa yakni ibu dr Raden Patah, pendiri Kerajaan Demak.
10. Serambi Majapahit
Serambi yg ada di Masjid Agung Demak ini tampaksangat indah dgn arsitektur unik & kuno yg mempunyai arti sejarah didalamnya. Dari sejarah Kerajaan Demak, serambi Majapahit ini mempunyai 8 buah tiang pendopo yg berasal dr Kerajaan Majapahit, akan tetapi saat Kerajaan Majapahit runtuh, beberapa peninggalannya tak lagi terawat sehingga Adipati Unus menjinjing benda pusaka tersebut menuju Demak yg sekarang diposisikan di serambi Masjid Agung Demak & masih bisa dilihat hingga sekarang.
11. Mihrab
Mihrab yg merupakan pengimaman pula merupakan peninggalan dr Kerajaan Demak yg didalamnya terdapat gambar hewan bulus prasasti Condro Sengkolo. Prasasti Condro Sengkolo ini bermakna Sariro Sunyi Kiblating Gusti tahun 1401 Saka atau 1479 Masehi. Ini membuat kesimpulan bila di masa Kerajaan Demak pula sudah mengenal Mihrab atau pengimaman yg berlukiskan hiasan tertentu yg yaitu akulturasi budaya Islam & pula Jawa.
12. Dampar Kencono
Jika dilihat dr sejarah, Dampar Kencono merupakan Peninggalan Kerajaan Majapahit, alasannya Dampar yakni hadiah yg diberikan Prabu Bhrawijaya ke V yakni Raden Kertabumi untuk Raden Patah yg merupakan raja pertama Kerajaan Demak sehingga mahir sejarah menyampaikan jika di masa akhir Kerajaan Majapahit, banyak rakyat yg sudah memeluk agama Islam.
13. Pawestren
Dari sejarah Kerajaan Demak dikatakan jika faham Islam sudah maju pada saat tersebut & jamaah sholat laki-laki serta perempuan sudah dipisahkan. Tempat sholat berjamaah perempuan ini dinamakan pawestren.
Pawestern ini merupakan bangunan dgn 8 tiang penyangga yg 4 tiang uatam di topang belandar balok bersusun tiga lengkap dgn goresan motif Majapahit. Motif maksurah tahun 1866 Masehi ini diperkirakan dibentuk pada masa Arya Purbaningrat.
14. Surya Majapahit
Peninggalan Kerajaan Demak selanjutnya yakni Surya Majapahit. Surya Majapahit merupakan gambar dekorasi bentuk sisi delapan yg sungguh populer di era Majapahit. Beberapa sejarawan memperkirakan bila benda tersebut merupakan lambang Kerajaan Majapahit, sementara Surya Majapahit yg terdapat di Masjid Agung Demak tersebut dibentuk tahun 1401 tahun saka atau 1479 Masehi.
Artikel terkait:
- Sejarah Islam di Indonesia
- Sejarah Minangkabau
- Asal Usul Nusantara
- Sejarah Kerajaan Islam di Indonesia
Raja Kerajaan Demak
Pada pemerintahan Kerajaan Demak, terjadi berulang kali pergeseran Raja & diantara raja-raja tersebut, ada yg membuat masa kejayaan Kerajaan Demak memperoleh masa kejayaan terbesar sebelum akhirnya runtuh dikala raja terakhir naik tahta.
- Raden Patah
Raden Patah memerintah dr tahun 1500 sampai dgn 1518 yg merupakan pendiri dr Kerajaan Demak yg sebelum mendirikan Kerajaan Demak tersebut dikenal dgn nama Pangeran Jimbun. Sesudah mendirikan Kerajaan Demak maka ia memiliki gelar Sultan Alam Akbar al Fatah. Raden Patah kemudian membangun Masjid Agung Demak yg berada di sentra kota alun-alun Demak. Pada tahun 1513, ia mengutus putranya yakni Pati Unus beserta armadanya menyerang Portugis di Malaka, Walau serangan tersebut sudah mendapat tunjangan dr Palembang & Aceh, tetapi tetap saja tak berhasil sebab persenjataan tak mampu mengalahkan Portugis.
- Pati Unus
Pati Unus memerintah dr tahun 1518 sampai dgn 1521 di dikala Raden Patah menutup usia. Pati Unus diketahui sebagai seorang panglima perang yg berani & sempat memimpin perang melawan Portugis di Malaka. Dengan keberaniannya tersebut, ia menerima gelar Sabrang Lor & ia pula mengutus Katir untuk memblokade Portugis di Malaka & menjadikan Portugis mengalami krisis pangan.
- Sultan Trenggono
Sultan Trenggono memerintah muali tahun 1521 smapai dgn 1546 mengambil alih Pati Unus, alasannya adalah Pati Unus tak mempunyai anak sebagai pewaris tahta. Pada pemerintahan Sultan Trenggono, Kerajaan Demak meraih puncak kejayaan dimana ia populer selaku raja bijaksana serta berani hingga ia karenanya sukses memperluas kekuasaan meraih wilayah Jawa Timur & pula Jawa Barat. Tahun 1522, Sultan Trenggono mengutus tentaranya menuju Sunda Kelapa dipimpin oleh Fatahillah yg berhasil menyingkirkan Portugis keluar dr Sunda Kelapa sehingga Sunda Kelapa diganti menjadi Jayakarta dgn arti kemenangan sempurna sehingga dikala ini dinamai dgn Jakarta.
Pada pemerintahannya, Sultan Trenggono pula mempunyai niat untuk menyatukan Pulau Jawa berada di bawah kekuasaan Demak & ia mengambil beberapa langkah untuk merealisasikan hal tersebut yakni menyerang Pasuruan di Jawa Timur yakni Kerajaan Hindu Supit Urang yg dipimpin dirinya sendiri, serangan ini tak menciptakan sebab Sultan Trenggono wafat. Sebelumnya ia pula menyerang wilayah Cirebon serta Sunda Kelapa yg dipimpin Fatahillah. Ia pula menggelar perkawinan politik seperti Pangeran Hadiri yg dijodohkan dgn putrinya yakni adipati jepara & Fatahillah dijodohkan dgn adiknya, sementara Pangeran Pasarehan dijodohnkan dgn putrinya yg kemudian menjadi Raja di Cirebon & Joko Tingkir dijodohkan dgn putrinya adipati Pajang.
Artikel terkait:
- Penyebab Terjadinya Pertempuran Ambarawa
- Sejarah Runtuhnya Bani Ummayah
- Sejarah Kota Pntianak
- Masa Penjajahan Belanda di Indonesia
Masa Kejayaan Kerajaan Demak
Abad ke-16 permulaan, Kerajaan Demak menjadi kerajaan kuat di Jawa & tak ada kerajaan yg mampu mengalahkan Kerajaan Demak saat memperluas kekuasaan. Saat berada dibawah pimpinan Pati Unus, Demak mempunyai cita-cita besar untuk menciptakan wilayah Demak menjadi Kerajaan Maritim paling besar. Demak pula merasa terancam oleh Portugis di Malaka sehingga berulang kali mendelegasikan armada maritim untuk menyerang Portugis di Malaka. Saat berada dibawah kepemimpinan Sultan trenggana, penyebaran agama Islam semakin luas sampai ke Jawa Tengah & Jawa Timur kemudian membuahkan hasil dlm menyingkirkan Portugis di Sunda Kelapa pada tahun 1527, Tuban pada tahun 1517, Madiun pada tahun 1529, Surabaya & Pasuruan di tahun 1527, Malang di tahun 1545 serta Blambangan yg merupakan Kerajaan Hindu terkhir di sebelah Timur Pulau Jawa tahun 1527-1546.
Trenggana lalu wafat pada tahun 1546 ketika menaklukan Pasuruan yg kemudian diganti oleh Sunan Prawoto. Panglima perang Kerajaan Demak ketika itu yg berjulukan Fatahillah yg merupakan seorang lelaki asal Pasai, Sumatera menjadimenantu Sultan Trenggana. Sedangkan Maulana Hasanuddin, putra dr Sunan Gunung Jati diutus Trenggana untuk menaklukan Banten Girang yg kemduian berhasil menaklukan Banten Girang tersebut. Sementara Sunan Judus yaitu seorang imam masjid Demak yg pula memimpin dala mengalahkan Majaphit sebelum kesudahannya ia pindah ke tempat Kudus.
Artikel terkait:
- Sejarah Wali Songo
- Sejarah Kota Semarang
- Sejarah Kota Surabaya
- Sejarah Istana Al Hamra
- Sejarah Perang Kamang
- Sejarah Patung Pancoran
Masa Keruntuhan Kerajaan Demak
Selepas wafatnya Sultan Trenggana, muncul konflik tentang perebutan kekuasaan antara beberapa anggota dr Kerajaan Demak. Pangeran Sedo Lepen mengambil alih Sultan Trenggana yg sudah wafat yg merupakan saudara dr Sultan Trenggana. Pangeran Sedo Lepen lalu di bunuh oleh Pangeran Prawoto & perebutan kekuasaan terus berlangsung sampai balasannya muncul perang kerabat & Arya Penangsang yg yakni putra Pangeran Sedo Lepen membunuh Pangeran Prawoto untuk mengambil alih kekuasaan Kerajaan Demak tersebut. Sesudah itu, Joko Tingkir yg memiliki jabatan sebagai adipati pajang serta Ki Ageng Pemanahan serta Ki Penjawi sukses mengalahkan Arya Penangsang yg terbunuh oleh anak angkat dr Joko Tingkir tahun 1568 Masehi. Sutawijaya lalu memindahkan tahta Kerajaan Demak ke Pajang sehingga alhasil kekuasaan dr Kerajaan Demak selsai. Sesudah mengetahu sedikit mengenai sejarah Kerajaan Demak, berikut ini kami akan menunjukkan beberapa bukti peninggalan sejarah Kerajaan Demak.
Demikian berita mengenai peninggalan Kerajaan Demak lengkap beserta dgn sejarah Kerajaan Demak, letak geografis, kehidupan sosial budaya, raja-raja Demak & lain sebagainya yg kami kehendaki bisa menawarkan info lebih mengenai sejarah Kerajaan Demak. Kerajaan Demak ini menjadi bukti dr kemajuan Islam yg sangat pesat di tanah air & menjadi Kerajaan Islam paling besar di Indonesia. Ini merupakan peninggalan dr Kerajaan Demak yg menjadi bukti nyata dr Kerajaan Demak yg merupakan kerajaan penting kegiatan syiar serta penyebaran agama Islam di Indonesia.