8 Ragam Koleksi Museum Wayang Jakarta Dan Penjelasannya

Kota Tua Jakarta yakni tempat wisata alternatif untuk para penikmat sejarah yg hendak mengetahui sejarah Jakarta di masa lalu. Di kawasan Kota Tua ini banyak peninggalan cagar budaya mulai dr bangunan bersejarah, atraksi pertunjukan jalanan, wisata masakan sampai museum. Beberapa museum yg mempesona terdapat di tempat Kota Tua ini, salah satunya yaitu Museum Wayang. Wayang ialah seni kebudayaan orisinil Indonesia yg sudah ada sejak zaman nenek moyang kita, alasannya itulah ada banyak jenis wayang di Indonesia yg berupaya dilestarikan oleh pemerintah dgn membuka suatu museum khusus Wayang.

Selain museum Wayang di Jakarta, masih banyak terdapat museum wayang di berbagai kawasan Indonesia seperti Museum Kekanyon di Bantul, Museum Sanggar Gubug Wayang di Mojokerto Museum Wayang Wuryantoro di Wonogiri, Museum Sendang Mas di Banyumas, Museum Wayang Sasana Guna Rasa di Magelang sekitar 500 meter dr Candi Borobodur, Museum & Artefak Purbalingga, Museum Galeri Wayang Purwakarta. Namun dr semua museum tersebut, Museum Wayang Jakarta memiliki koleksi yg lebih lengkap dr Indonesia & bahkan dr berbagai penjuru dunia. Masih banyak pula museum di Jakarta mirip sejarah museum kota bau tanah & sejarah museum Gajah Jakarta yg sungguh pantas untuk dikunjungi.

Sekilas Sejarah Museum Wayang Jakarta

Museum Wayang terletak di jalan Pintu Besar Utara no.27, Jakarta Pusat sempurna di sebelah museum sejarah Jakarta & berdekatan dengan sejarah museum Fatahillah Jakarta. Dalam sejarah museum wayang jakarta dulunya bernama De Oude Hollandsche Kerk atau Gereja Lama Belanda, pertama kali dibangun pada tahun 1640. Pada tahun 1732 museum diperbaiki & berganti nama menjadi De Nieuwe Hollandse Kerk atau Gereja Baru Belanda, & hancur pada 1808 balasan gempa bumi.

Pada 22 Desember 1939 gedung dijadikan museum bernama Oude Bataviasche Museum & dibuka oleh Jonkheer Meester Aldius Warmoldus Lambertus Tjarda van Starkenborg Stachouwer, Gubernur Jenderal Belanda terakhir. Tahun 1957, gedung diserahkan pada Lembaga Kebudayaan Indonesia & kembali diserahkan pada Depdikbud RI , kemudian pada pemerintah RI pada 23 Juni 1968 untuk dijadikan Museum Wayang. Gedung museum Wayang dibangun di lokasi bekas reruntuhannya & diresmikan sebagai museum pada 13 Agustus 1975 oleh Gubernur DKI Ali Sadikin. Walaupun sudah dipugar, beberapa potongan dr gereja usang & baru masih terlihat di bangunan ini. Pada 16 September 2003 museum ini mendapat hibah berupa ekspansi bangunan dr H. Probosutedjo.

  Sejarah Perang Korea Utara Dan Korea Selatan (1950 – 1953)

Koleksi Museum Wayang & Boneka

Koleksi Museum WayangInformasi perihal berapa tepatnya jumlah koleksi wayang disini masih simpang siur, konon koleksi di museum Wayang berjumlah antara 4000 – 6000an buah wayang & 217 jenis boneka dr seluruh dunia. Koleksi wayang tertua di museum ini berbentukWayang Intan yg dibuat oleh Ki Guna Kerti Wanda pada 1870. Wayang dr Indonesia telah menerima pengakuan dr UNESCO pada 17 November 2003 di Paris selaku karya agung budaya dunia berupa “Masterpiece of The Oral and Intangible Heritage of Humanity. Piagam penghargaan dr UNESCO diserahkan dengan-cara resmi di Paris pada 21 April 2004. Adapun beberapa koleksi museum Wayang yaitu:

  1. Koleksi museum Wayang mengajak para pengunjungnya untuk mengenali banyak sekali aksara dlm budaya Indonesia melalui sejumlah tabungan wayang kulit, wayang golek, patung wayang, topeng, wayang beber, wayang beling, gamelan & lukisan – lukisan. Berbagai koleksi di museum Wayang yg berasal dr negara luar antara lain dr Thailand, Malaysia, Suriname, Cina, Vietnam, Perancis, Rusia, Polandia, India & Kamboja yg mampu dilihat di lantai pertama.
  2. Dekat pintu masuk dipajang wayang golek Gatot Kaca berskala besar & permaisurinya, Pergiwa yg berasal dr Sunda berciri khas boneka yang dibuat dr kayu. Kemudian dipajang prasasti pada dinding berisi bahasa Belanda perihal sejarah pembangunan gedung museum. Di bawah prasasti ada patung Semar dr Banyumas yg sedang tertawa.
  3. Tokoh – tokoh dunia pewayangan mirip Gatot Kaca, Para Punakawan, Rama Shinta, Pandawa, Kurawa & aneka macam tokoh pewayangan yg lain dipamerkan disini. Juga terdapat wayang golek betawi yg desainnya nyaris mirip manusia yg orisinil, wayang golek Sunda, wayang golek Bogor, & kisah – ceritanya berasal dr legenda rakyat, pula satu set boneka Sigale – gale  dan Gundala – gundala dr Sumatera Utara koleksi tahun 1975 terdiri dr dua boneka, alat pelopor & dua topeng.
  4. Ada pula boneka Si Unyil dgn sahabat – temannya, Cuplis, Usro, Mbok Bariyah, Pak Raden & Pak Ogah koleksi tahun 2001. Ada pula wayang Purwa dr Bali, wayang kulit Purwa dr Banjar, Kalimantan Selatan, wayang Revolusi. Selain itu pula terdapat koleksi Wayang Potehi yg berasal dr Cina & dulunya banyak dimainkan di Semarang & Surabaya dgn dongeng Sampek Engtay & Sampokong, berjumlah 123 buah.
  5. Ada pula dipamerkan boneka dr Inggris sejumlah 7 buah dgn dongeng Punch & Jody yg dibentuk pada tahun 1971, 16 boneka dr India, 22 buah boneka dr Vietnam, 3 buah boneka Polandia, boneka Guignol dr Perancis, & 2 buah boneka dr Srilanka.
  6. Ruangan pertama di museum berisi koleksi museum Wayang berupa wayang golek khas dr daerah Jawa Barat yg ukurannya besar. Wayang di pajang dlm etalase kaca dgn memakai pengaturan lampu yg artistik. Para hadirin dapat mengambil gambar tanpa dipungut biaya atau tanpa perlu meminta izin lagi.
  7. Di area bekas halaman gereja tua sekarang dijadikan ruangan taman terbuka yg memajang 9 buah prasasti bertuliskan nama – nama pejabat Belanda yg dimakamkan di halaman gereja. Diantara pejabat tersebut ada Jan Pieterszoon Coen, Gubernur Jenderal yg berhasil menguasai kota Jayakarta pada tanggal 30 Mei 1619 sesudah kekuasaan Prabu Jayakarta lumpuh sehabis pertentangan dgn Kraton Banten.
  8. Beberapa monitor LCD dipasang untuk memberi penjelasan perihal koleksi museum Wayang tersebut. Ada pula pajangan wayang modern & wayang binatang yg mempunyai banyak sekali jenis binatang. Di ruangan terakhir terdapat koleksi wayang kulit Jawa dr cerita Mahabarata & Ramayana. Ada pula koleksi seperangkat gamelan Jawa yg lengkap & mampu dimainkan untuk pengunjung pada waktu – waktu tertentu.

Fasilitas Museum Lainnya

Lorong menuju pintu keluar yg harus dilalui oleh pengunjung setelah melihat koleksi di museum Wayang agak sempit tetapi dindingnya sangat tinggi, & berujung pada pajangan ondel – ondel betawi & toko suvenir. Di sekitar pintu keluar pula terdapat ruangan yg dipakai untuk pergelaran berbagai pentaswayang yg digelar saban hari Minggu pukul 10.00 – 14.00. disamping itu pula ada workshop mengenai pembuatan wayang yg digelar dengan-cara terencana di museum tersebut, pula ada perhelatan Festival Wayang Indonesia setiap tahun semenjak 2006. Museum Wayang terletak di dekat Museum Fatahillah & mampu diakses memakai KRL atau Trans Jakarta yg menuju Jakarta Kota. Perjalanan dr halte Trans Jakarta atau Stasiun Jakarta Kota dapat ditempuh dgn berlangsung kaki.

Museum buka saban hari Selasa – Minggu mulai pukul 09.00 – 15.00 WIB untuk hari biasa & Sabtu – Minggu sampai pukul 20.00, dgn harga tiket masuk 5000 rupiah. Museum tutup saban hari Senin & hari Raya. Mengunjungi Museum Wayang mampu menjadi aktivitas yg sangat berfaedah untuk kian mengenal kebudayaan asli Indonesia & sejarahnya. Pengunjung pula bisa sekaligus mendatangi Museum Fatahillah Jakarta dan menyaksikan koleksi museum Fatahillah Jakarta sesudah berkunjung ke museum Wayang ini.

Museum bahkan mampu menjadi tempat studi bagi para pelajar & mahasiswa, tempat pelatihan, sentra dokumentasi & observasi akan perwayangan, pula menjadi media wawasan budaya antar wilayah & antar bangsa. Melalui koleksi museum Wayang ini, para hadirin akan dapat mengenal lebih dekat akan kebudayaan negeri sendiri terlebih bagi para generasi muda ketika ini yg lebih dekat dgn teknologi daripada hal – hal yg tradisional untuk lebih mengenal sejarah leluhurnya sendiri.