Sejarah Museum Hero Mandala Jakarta Terlengkap

Museum Satria Mandala menyimpan berbagai alat perang dr masa kemudian sampai terbaru. Seperti ranjau, torpedo, rudal, meriam, tank, pesawat melayang & helikopter. Pesawat terbang yg dikoleksi adalah pesawat Cureng yg dahulu diterbangkan oleh Marsekal Udara Agustinus Adisucipto. Selain alat-alat perang, museum pula mengkoleksi barang-barang bersejarah yg berafiliasi dgn Tentara Nasional Indonesia mirip atribut TNI meliputi lambang, panji & berbagai jenis senjata berat & ringan. Ada pula tandu yg dulu digunakan oleh para pejuang untuk mengusung Panglima Besar Jenderal Soedirman tatkala dia melaksanakan perang gerilya dlm keadaan sakit tuberkolosis.

Waktu itu ia melawan tentara Belanda yg berusaha menduduki kembali Indonesia setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya. Tatkala masuk, pengunjung sudah disambut dgn replika kapal Matjan Tutul yg dahulu tenggelam di Laut Arafuru. Di jalan ke halaman gedung museum, ada dua meriam di segi kirai & kanan jalan.

Di kompleks Museum Satria Mandala ini terdapat pula ada museum lain bernama Museum Waspada Purbawisesa. Museum Waspada Purbawisesa memiliki diorama yg menggambarkan kondisi tatkala TNI bareng dgn rakyat menghancurkan gerombolan separatis berjulukan DI/TII di berbagai wilayah Indonesia. Contohnya seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Aceh, Kalimantan Selatan & Sulawesi Selatan. Hingga DI/TII berakhir pada tahun 1962.

Sejarah Museum Satria Mandala

Sejarah Museum Satria MandalaSetelah tahun 1968, Nugroho Notosusanto, kepala cabang sejarah TNI, merancang museum terbaru yg memberikan peran militer di Republik Indonesia ini. Museum lain yg ada di Indonesia, misalnya seperti Museum Perjuangan di Yogyakarta, mengalami kekurangan dana & tak memiliki misi yg terperinci. Belum ada museum yg menawarkan tugas tubuh Tentara Nasional Indonesia dengan-cara kesatuan. Yang ada cuma museum yg menunjukkan peran Angkatan Darat, Angkatan Laut, & Angkatan Udara dengan-cara terpisah. Nugroho Notosusanto membuat rancangannya sehabis menyaksikan Peringatan Perang Australia di Canberra & Museo Nacional de Historia di Mexico City, Meksiko.

Di awal pembangunan museum, pihak militer meminta Presiden Soeharto semoga bisa menggunakan istana presiden di Kota Bogor. Sayangnya Presiden Soeharto menolak seruan ini. Presiden Soeharto menyuruh supaya menggunakan Wisma Yaso. Wisma Yaso ini yakni rumah yg dibangun pada tahun 1960 selaku rumah bagi istri Jepang mantan presiden Sukarno yg berjulukan Ratna Dewi Sari. Rumah yg sedikit bergaya Jepang ini kemudian diubah menjadi museum pada tanggal 15 November 1971. Secara resmi, Presiden Suharto membuka museum ini di Hari Tentara tepatnya pada tanggal 5 Oktober 1972 yg waktu itu hanya menampung dua puluh diorama.

  Sejarah dan Bunyi Isi Teks Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928

Pada tahun 1987, dibangunlah museum pelengkap. Museum suplemen berjulukan Waspada Purbawisesa. Setelah bermunculan banyak protes dr kelompok muslim konservatif berhasil diturunkan dgn tunjangan pasukan militer, misalnya mirip di Tanjung Priok, pemerintah Orde Baru mulai menekankan pendidikan Pancasila & Museum Waspada Purbawisesa memainkan tugas pendidikan Pancasila di Satriamandala. Hingga pada bulan Januari 2010, Pemerintah menyatakan Satria Mandala selaku Warisan Budaya Indonesia. Antara 2006 & 2008, Museum Satriamanda dikunjungi oleh 48000 pengunjung.

Luas Bangunan Museum Satria Mandala

Museum Satria Mandala merupakan museum yg menyimpan jejak sejarah perjuangan Tentara Nasional Indonesia yg berada di Jalan Gatot Subroto, Kuningan Barat, Mampang di Jakarta Selatan. Presiden Soeharto meresmikan museum ini pada tahun 1972. Museum ini dulu sebenarnya yaitu rumah milik salah satu mantan istri Presiden Soekarno, yg bernama Ratna Sari Dewi Soekarno. Luasnya sebesar 5,6 hektar. Diberi nama Satria Mandala yg memiliki arti Tempat Keramat untuk Para Ksatria. Harga masuknya cukup murah. Yaitu Rp 2500 untuk orang akil balig cukup akal & Rp 1500 untuk bawah umur. Buka setiap hari mulai pukul sembilan pagi hingga setengah tiga sore. Libur cuma pada hari senin, hari raya pertama Idul Fitri, hari natal, hari waisak, hari raya nyepi & hari raya Idul Adha. Bebas ongkos masuk tatkala HUT Tentara Nasional Indonesia lima oktober & Hari Pahlawan tanggal sepuluh november.

Ruangan Museum Satria Mandala

Museum Satria Mandala ini mempunyai banyak koleksi tentang sejarah dlm militer Indonesia. Ada ruangan yg dikhususkan untuk spanduk-spanduk milik skuadron. Ada pula ruangan yg didedikasikan untuk artefak yg dulunya milik Jenderal Oerip Soemohardjo yg merupakan Kepala Staf pertama militer, Jenderal Tentara Sudirman yg dulunya merupakan komandan pertama militer, Jenderal Abdul Haris Nasution & Jenderal Suharto.

Untuk Jenderal Sudirman, bekerjsama tak cuma foto-foto dokumentasi sejarah & perang menjaga kemerdekaan, di ruangan Panglima Besar Jenderal Soedirman pula menyimpan benda-benda bersejarah yg menyentuh hati contohnya seperti benda-benda langsung milik Jenderal Sudirman: mulai dr seragam, jaket, tas bintang jasa, tongkat, piranti hingga tandu yg digunakan oleh sang Jenderal tatkala menderita tuberkolosis parah. Dalam kondisi mirip itu, Jenderal Sudirman masih bertekad untuk memimpin perang. Dengan menyaksikan tandu milik Jenderal Sudirman, orang renta mampu menceritakannya kisah perjuangan sang Jenderal pada anak sambil menyisipkan pesan tentang semangat perjuangan & hikmahnya demi menjaga kemerdekaan bangsa Indonesia biar tak dikuasai lagi oleh penjajah.

Area di sekitarnya pula menyimpan banyak sekali macam senapan, granat, tongkat bambu tajam, & banyak jenis senjata lainnya yg berasal dr tahun 1940-an & setelahnya. Sebuah Aula Pahlawan menyimpan patung dua orang tentara yg sudah dinyatakan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia yakni Jenderal Sudirman & Jenderal Oerip yg diletakkan dengan-cara terhormat di belakang aula.

Ruangan Diorama Museum Satria Mandala

Museum Satria Mandala mempunyai dua lantai yaitu lantai utama & lantai basement. Diorama inilah yg tersedia di lantai utama. Diorama ini menggambarkan realita sejarah dr jaman proklamasi, proses pembentukan BKR & rampung di diorama Palagan Ambarawa. Tiap diorama diterangkan dgn dua bahasa yakni Bahasa Indonesia & Bahasa Inggris. Sebagai orang bau tanah, ada baiknya menceritakan sejarah yg ada di diorama. Biasanya belum dewasa senang menyimak kisah perjuangan jagoan & pertempuran alasannya seru.

Diorama di Museum Satria Mandala ini dibuat semenarik mungkin supaya para pengunjung lebih terbawa ke suasana perang. Selain itu, ada pula banyak diorama lain yg membahas pemberontakan rakyat sebelum kemerdekaan, waktu-waktu yg mendekati proklamasi kemerdekaan, revolusi nasional, & upaya militer untuk mempertahankan kemerdekaan dr Belanda yg datang kembali setelah revolusi. Banyak diorama yg dibentuk oleh pengrajin dr Kota Yogyakarta. Pameran berikutnya di dlm gedung yaitu fotografi.

Ada pula diorama yg membahas pertempurang sengit di Kota Surabaya di tanggal 10 Nopember 1945. Pertempuran ini sangatlah bersejarah & jadi titik balik utama tatkala para tentara menjaga kedaulatan Republik Indonesia dr serangan tentara Belanda yg ingin menguasai negeri ini kembali. Pertempuran ini hasilnya diperingati selaku hari satria tiap tanggal sepuluh Nopember.

Ada pula foto-foto Presiden Sukarno & Wakil Presiden tatkala membaca teks proklamasi. Selain itu pula ada miniatur & diorama pembacaan teks proklamasi di Jalan Pengangsaan Timur Raya no. 56. Di bawah diorama tersebut, ada klarifikasi wacana kronologi pembacaan proklamasi yg terjadi pada pukul sepuluh pagi.

Ada pula diorama kongres pemuda yg sedang rapat untuk pembentukan BKR atau Badan Keamanan Rakyat yg kelak akan menjadi TNI. Masih ada pula gambar atau foto yg ada hubungannya dgn TNI. Salah satu yakni potret tiga amanat pembentukan tentara Indonesia 1945 yakni Ir. Sukarno, Jenderal Urip Sumoharjo & Jenderal Sudirman.

  Revolusi Perancis

Mesin Perang Museum Satria Mandala

Selain diorama, Museum Satria Mandala pula mengkoleksi banyak mesin perang yg banyak  diletakkan di halaman museum. Mulai bahari, udara & darat. Contohnya mirip kapal KRI Pattimura. Kapal jenis korvet ini diberi nama sesuai dgn nama Kapitan Pattimura yg merupakan hero nasional dr Maluku tatkala melawan VOC. Kapal milik Pakta Warsawa & dibentuk di Jerman Timur ini menyaksikan agresi di Papua.

Untuk pesawat, ada pesawat mirip Amerika Utara AT-16 Harvard yg termasuk kapal petarung, Amerika Utara P-51 Mustang yg merupakan kapal petarung & pengebom, jet kepresidenan RI 001 yg usang, Amerika Utara B-25 Mitchell yg berjenis medium bomber yg dr namanya saja kita tahu bahwa seluruhnya bikinan Amerika Serikat. Ada pula helikopter Mil Mi-4 produksi Uni Soviet. Helikopter Mil Mi-4 ini dirancang untuk menandingi helikopter milik Amerika Serikat yg bernama H-19 Chickshaw yg dipakai tatkala perang Korea. Selain udara & maritim, ada pula mesin-mesin darat seperti ambulan, tank & Willys MB milik Jenderal Sudirman. Willys MB merupakan kendaraan beroda empat Jeep yg dipakai oleh tentara Amerika Serikat tatkala perang dunia kedua.

Di Museum Waspada Purbawisesa mengkoleksi diorama & benda-benda bersejarah dr perjuangan militer melawan golongan-kalangan Islam yg memberontak, baik berideologi konservatif maupun berideologi ekstremis. Ini termasuk benda bersejarah dr kekalahan pemberontakan Darul Islam & diorama konflik militer lainnya dgn golongan-kalangan Islam. Museum TNI Satria Mandala mempunyai akomodasi lain. Contohnya mirip Taman Bacaan Anak, Kios Cenderamata, Kantin serta Gedung Serbaguna yg berkapasitas 600 dingklik.

Demikian informasi ihwal sejarah Museum Satria Mandala. Semoga sejarah Museum Satria Mandala mampu menjadi pengingat kita akan perjuangan para hero kita yg terdahulu. Museum di kondisi masyarakat jaman kini ialah kawasan edukasi yg cukup kompleks, yakni sebagai medium yg multifungsional. Agar lebih menawan, ruangan koleksi dlm museum perlu dikelola seteliti mungkin dgn peralatan teknologi mutakhir di bidang preservasi. Sealin itu, pula perlu meningkatkan tata cara komunikasi, pengumpalan data & cara menyalurkan keterangan yg lebih baik. Selain Museum Satria Mandala, cukup banyak museum keprajuritan yg bisa kita kunjungi. Contohnya seperti sejarah Museum Kapal Selam Surabaya, sejarah Museum Keprajuritan TMII, sejarah Museum Kebangkitan Nasional, sejarah Museum Jenderal Sudirman Magelang, sejarah Museum Jalesveva Jayamahe dan sejarah Jogja Kembali.