Sejarah Hari Raya Cina : Mitologi, Tujuan, Ciri Khas

Setiap hari raya atau hari besar yg diperingati pasti mempunyai sejarah, hingga kesannya ditetapkan. Misalnya sejarah hari transportasi nasional, sejarah hari aids sedunia, sejarah hari ham, & sejarah hari bela negara. Semuanya mempunyai sejarah yg panjang. Cina pula memiliki hari raya yg diperingati setiap tahunnya oleh seluruh etnis Tionghoa dimanapun mereka berada. Seperti di negara Malaysia, Singapura, Thailand, & Indonesia. Berbicara mengenai sejarah hari raya Cina, maka membahas perihal peringatan Imlek. Bagaimana latar belakang hingga peringatan tersebut diperingati? Berikut ulasannya.

Sejarah Hari Raya Cina

Tidak mirip hari-hari besar kebanyakan yg mengikuti penanggalan resmi. Hari besar atau hari raya yg berkaitan dgn agama atau etnis tertentu memiliki metode penentuan yg berlawanan. Contohnya Hari Raya Idul Fitri umat muslim mengikuti hukum kalender Hijriah. Begitupun dgn Hari Raya Cina pula memiliki penanggalan tersendiri. Sehingga tanggal jatuhnya perayaan tersebut berlainan setiap tahun.

Hari Raya Cina atau lebih diketahui penduduk luas sebagai Tahun Baru Imlek. Sementara di daratan Cina sendiri, Imlek diketahui selaku Tahun Baru Cina. Imlek merupakan peringatan tahunan paling penting keturunan Tionghoa. Sebagaiamana namanya, maka Imlek merupakan parayaan tahun gres berdasarkan penanggalan Cina. Perayaan Imlek sendiri dimulai pada hari pertama tahun gres tepatnya di bulan pertama tanggal pertama. Lama peringatan tersebut berjalan sejak tanggal pertama hingga dgn tanggal lima belas. Adapun tanggal lima belas tersebut bertepatan dgn hadirnya bulan purnama & dikenal sebagai Cap Go Meh.

Secara etimologis, kata Imlek diambil dr salah dialek Cina yaitu dialek Hokkian. Dimana kata Imlek merupakan adonan dr ‘Im’ yg mempunyai arti ‘bulan’ & ‘Lek’ memiliki arti penanggalan. Jika digabungkan berarti ‘Penanggalan Bulan’. Sementara bahasa Mandarin kata Imlek ialah yin li. Sistem penanggalan Cina menggunakan adonan dr beberapa bagian-bagian alam yaitu perkiraan matahari, energi yg berasal dr kedua yin yang, perkiraan bulan, astrologi shio atau bintang, dua puluh empat ekspresi dominan, serta lima unsur. Oleh alasannya adalah itu Imlek pula disebut sebagai Festival Musim Semi.

Perayaan Imlek & Hari Raya Cina

Tidak ada catatan sejarah yg memperlihatkan kapan tepatnya Imlek sebagai Hari Raya Cina pertama kali diperingati. Perayaan tersebut gres mulai memiliki catatan pada masa Dinasti Qin. Kaprikornus, sebelum masa Dinasti Qin tak ada catatan yg jelas mengenai penanggalan Hari Raya Cina tersebut. Ada beberapa kemungkinan yg muncul terkait permulaan tahun gres atau bulan satu.

  Sejarah, Arsitektur Dan Relief Candi Sukuh

Pertama pada kala Dinasti Zhou permulaan bulan dijumlah pada bulan sebelas & kedua pada abad Dinasti Shang pada bulan dua belas. Penanggalan Cina pula mengenal bulan kabisat yg bertujuan agar penanggalan tersebut bisa mengikuti peredaran bumi mengelilingi matahari. Adapun bulan kabisat sendiri diletakkan setelah bulan ke dua belas pada periode Dinasti Shang & Dinasti Zhou. Selanjutnya, Kaisar Qin Shi Huang, kaisar pertama Cina, pada tahun 221 SM mengganti metode awal tahun Cina menjadi bulan sepuluh. Tetapi berubah kembali pada masa Kaisar terakhir masa dinasti yg berasal dr Dinasti Han pada tahun 104 SM, Kaisar Wu, yg menetapkan awal tahun Cina dimulai pada bulan satu. Dan itulah yg diikuti seluruh keturunan Cina sampai sekarang.

Mitologi Lahirnya Imlek

Bagaimana sempurna lahirnya Hari Raya Cina, Imlek, memang tak bisa dimengerti dgn pasti, lantaran terjadi pada kurun yg sangat jauh. Sejarah Hari Raya Cina hanya disebarkan dengan-cara turun temurun oleh seluruh keturunan Cina dr masa ke masa. Juga berdasarkan peninggalan-peninggalan sejarah. Terkhusus untuk Tahun Baru Imlek ada mitos yg meningkat mengenai sejarah lahirnya Hari Raya Cina tersebut.

Legenda & dongeng rakyat yg dikisahkan menjelaskan bahwa konon pada zaman dahulu ada makhluk berjulukan Nian. Nian sendiri  merupakan binatang mitos yg dlm bahasa Cina artinya adalah ‘tahun’. Binatang tersebut selalu datang tepat di hari pertama pada tahun gres. Kedatangan Nian yakni untuk menyantap hasil pertanian & binatang yg diternakkan oleh warga setempat. Bukan cuma itu Nian pula memangsa warga lokal khususnya yg masih berusia bawah umur.

Berdasarkan kisah tersebut, maka kehadiran Nian dianggap selaku suatu bencana alam. Makanya penduduk terus mengupayakan segara cara biar bisa melindungi hasil pertanian, hewan ternak, belum dewasa, & bahkan diri mereka dr serangan Nian. Lambat laun penduduk percaya bahwa untuk menyelamatkan diri dr Nian mereka harus memberinya masakan. Sehingga setiap tanggal pertama tahun baru, masyarakat meletakkan masakan di luar pintu rumah mereka. Makanan tersebut dimaksudkan untuk Nian semoga tak memangsa hasil pertanian, ternak, pula warga sendiri, & cuma memakan apa yg sudah disediakan.

Begitulah keyakinan terus berjalan hingga pada suatu waktu di permulaan tahun, seseorang tak sengaja melihat Nian lari panik. Tidak jauh dr Nian, warga tersebut melihat anak kecil yg mengenakan pakaian berwarna merah. Lahirlah kesimpulan baru bahwa Nian tidak senang warna merah. Oleh karena itu setiap tahun gres warga memasang segala pernak pernik berwarna merah seperti tirai, lentera, bahkan menyalakan mercon. Beberapa ketika lamanya Nian tak pernah lagi mengganggu mereka sampai akibatnya seorang bernama Hongjun Lao Tze, pendeta Tao, menangkap Nian & menjadikann sebagai binatang tunggangan.

Makara, intinya peringatan Imlek, Hari Raya Cina, merupakan bentuk kesyukuran atas keberhasilan mereka melawan Nian. Lebih dr itu bentuk perayaan Imlek pula berasal dr segala keyakinan yg dilakukan pada masa itu untuk mengusir Nian. Sehingga peringatan menyambut tahun baru disebut sebagai Guo nian yg dengan-cara etimologis mempunyai arti mengusir Nian.

Tujuan Hari Raya Cina

Meskipun berawal dr mitos pengusiran Nian, perayaan Hari Raya Cina sesungguhnya mempunyai tujuan tersendiri. Pertama merujuk pada rangkaian doa & sembahyang yg dijalankan memperlihatkan adanya keinginan. Harapan bahwa tahun gres ini akan menghadirkan rezeki & nasib baik, serta menghindarkan dr hal buruk. Kedua, ajang bersilaturrahmi. Setelah setahun menjalani hidup, maka berkumpul & saling menyebarkan akan terasa menyengangkan. Ketiga bentuk rasa syukur & terima kasih pada Pencipta. Jika dipetakan ke dlm bentuk poin, maka tujuan hari raya Cina yaitu:

  1. Bentuk doa pada Sang Pencipta.
  2. Ajang silaturrahmi dgn kerabat.
  3. Perwujudan rasa syukur atas setahun yg sudah terlewati.

Kegiatan yg dilaksanakan sebagai bentuk perayaan Imlek

Ada banyak acara yg dilaksanakan penduduk Cina sebagai bentuk apresiasi dlm memperingati Hari Raya Cina. Perayaan Imlek sendiri berlangsung selama lima belas hari. Selama jangka waktu tersebut ada banyak yg dilaksanakan masyarakat. Mulai dr sembahyang untuk Imlek, lalu sembahyang untuk Thian, kemudian diakhiri dgn Cap Go Meh pada tanggal lima belas.

Seluruh rangkaian peringatan tersebut merupakan bentuk pengungkapan terima kasih serta harapan supaya mereka diberkahi oleh hal yg baik pada tahun gres. Memperoleh rezeki yg berlimpah serta cita-cita & doa akan terkabul. Bukan hanya itu peringatan Imlek pula menjadi ajang silaturrahim. Mereka akan saling mengunjungi, menjamu, & membuatkan pengalaman selama satu tahun terakhir. Melalui aktivitas tersebut tali kasih sayang di antara mereka akan semakin dekat.

Ciri Khas Perayaan Imlek

Setiap hari raya memiliki ciri khas tersendiri. Perayaan Natal umat Kristiani ditandai dgn adanya pohon natal & santa claus. Perayaan Idul Fitri umat Islam dgn takbiran, shalat ‘id, & ketupat di Indonesia. Begitupun dgn Hari Raya Cina. Berikut adalah beberapa ciri khas dr peringatan Imlek.

  1. Angpao

Angpao merupakan amplop yg dibungkus dgn warna merah yg berisi uang. Angpao ini merupakan bentuk dr rasa kesyukuran. Adapun yg memberikan angpao yakni orang remaja yg sudah menikah. Angpao diberikan pada belum dewasa atau pula orang yg masih lajang.

2. Barongsai

Barongsai merupakan tarian atau permainan tradisional masyarakat Cina. Tarian ini dilakukan dgn si penari mengenakan kostum yg menyerupai singa dgn warna merah & kuning. Maksud dr tarian ini yakni untuk menghalau segala bentuk nasib jelek.

3. Lampion

Seperti yg sudah dijelaskan sebelumnya bahwa tatkala menghalau nian, masyarakat Cina sering memasang lampion di rumah. Hal ini terus meningkat hingga sekarang. Tatkala perayaan Imlek, berbagai jenis lampion akan dipasang & bahkan biasanya ada aktivitas pelepasan lampion yg didominasi warna merah.

4. Jeruk

Perayaan Imlek memang intinya berisi harapan akan nasib baik di tahun baru. Buah jeruk yg berwarna kuning keemasan mempunyai makna kesejahteraan, kemakmuran, serta kekayaan. Biasanya pada peringatan Imlek, jerus disuguhkan bareng tangkai & daunnya.

5. Ikan Bandeng

Menyantap ikan bandeng bersama keluarga diandalkan bisa menghadirkan keberuntungan alias hoki. Oleh alasannya adalah itu pada peringatan Imlek, keturunan Tionghoa akan menyajikan ikan bandeng. Hidangan tersebut pula disertai daging babi yg dipercaya dapat mendatangkan rezeki.

6. Kue Keranjang

Perayaan Imlek pula dilengkapi dgn keranjang yg berisi kue. Kue tersebut bernama Nian Gao dgn warna coklat yg yang dibuat dr tepung ketan & gula merah. Nian Gao memiliki bentuk tebal & ukuran yg cukup tebal. Hal dimaksudkan biar keluarga mereka mampu terus bersatu & terikat, serta bisa melewati tahun yg baru bareng .

Itulah sejarah Hari Raya Cina & berbagai hal terkait perayaan tersebut. Semoga bermanfaat.