Sejarah Perkembangan Sosiologi Di Indonesia

Sosiologi merupakan ilmu sosial yg mempelajari hal-hal ihwal sikap sosial yg terjadi antara satu individu dgn individu yang lain, individu dgn kelompok, serta kelompok dgn kelompok lainnya. Fitrah manusia sebagai makhluk sosial memang membuat insan tak akan pernah jauh dr suatu korelasi sosial, lantaran setiap relasi tersebut pasti akan mensugesti sikap dr setiap orang. (baca juga: Pengertian Budaya)

Sebagai suatu bidang studi, cakupan ilmu dr sosiologi ini cukup luas. Sosiologi sendiri pula menatap bagaimana cara orang mempengaruhi orang yang lain, bagaimana institusi sosial yg utama mirip pemerintah, ekonomi, agama & yang lain yg menghipnotis seseorang, & bagaimana diri sendiri mampu mempengaruhi orang lain atau organisasi. Ciri-ciri dr sosiologi ini sendiri antara lain yaitu:

  • Emperis, didasarkan pada pengamatan atau observasi serta nalar sehat yg mana mempunyai hasil yg tak bersifat mengira-duga.
  • Teoritis, selalu berupaya untuk menyusun abstraksi yg berasal dr hasil observasi konkrit yg ada di lapangan. Abstraksi tersebut lah yg menjadi kerangka dr unsur-unsur yg tersusun  dengan logis serta bertujuan untuk menjalankan hubungan karena akibat yg kemudian menjadi teori.
  • Komulatif, disusun dgn teori dasar yg sudah ada sebelumnya. Setelah itu dikerjakan perbaikan & diperluas sehingga nantinya dapat memperkuat dr teori yg sudah lama.
  • Nonetis, pembahasan mengenai suatu duduk perkara yg tak mempersoalkan baik ataupun jelek yg ada di dlm dilema tersebut namun lebih memiliki tujuan menerangkan duduk perkara tersebut lebih mendalam.

Sebenarnya ilmu sosiologi sudah mulai ada disaat jaman Yunani Kuno, para pemikir di jaman tersebut seperti Plato, Sokrates, & Aristoteles pada ketika itu beropini bila masyarakat terbentuk dgn begitu saja. Masyarakat mengalami perkembangan serta kemunduran, & tak ada yg dapat mencegahnya. Kemakmuran serta krisis yg terjadi di dlm masyarakat menjadi masalah yg tak terelakkan lagi. Anggapan tersebut terus diyakini hingga pada masa abad pertengahan. Para pemikir mirip Agustinus, Avicenna, serta Thomas Aquinas mengatakan jika nasib masyarakat tentunya mesti diterima lantaran merupakan kehendak & takdir dr Pencipta. Sebagai insan, diri kita sendiri tak dapat mengenali ataupun memilih apa saja yg akan terjadi di dlm penduduk . Pertanyaan-pertanyaan seputar pergeseran penduduk memang belum terpikirkan di jaman tersebut.

Tokoh pertama yg mengemukakan serta mencetuskan perumpamaan dr sosiologi ini pertama kalinya yakni Auguste Comte (1798-1857) yg merupakan seorang filsuf Prancis, lantaran hal ini lah beliau diketahui dgn sebutan sebagai Bapak Sosiologi. Auguste Comte sendiri membagi tiga tahap dr perkembangan intelektual, antara lain adalah:

  • Tahap Teologi/Fiktif, yakni tahapan dimana manusia menafsirkan segala tanda-tanda yg ada di sekitarnya dengan-cara teologis dgn kekuatan yg dikendalikan Tuhan Yang Maha Esa.
  • Tahap Metafisika, yakni tahapan dimana manusia menganggap kalau setiap tanda-tanda yg ada mempunyai kekuatan yg nantinya mampu ditentukan. Misalnya saja, impian seseorang.
  • Tahap Ilmu Pengetahuan Positif, yaitu merupakan tahapan akhir dr perkembangan insan yg mana memusatkan perhatian pada segala tanda-tanda yg sifatnya kasatmata serta konkrit tanpa adanya hambatan dr hal-hal lainnya. (baca juga: Pemberontakan PKI Madiun)

Artikel yang lain:

Selain itu, Comte pula membedakan antara sosiologi dinamis dgn sosiologi antis. Sosiologi dinamis mempunyai sentra perhatian pada perkembangan penduduk yg di dlm arti pembangunan. Sedangkan sosiologi antis memiliki sentra perhatian pada hukum aturan yg statis yg dijadikan dasar adanya sebuah penduduk .

Kemudian ada Peter L.Berger yg menyatakan kalau ilmu sosiologi bahu-membahu meningkat di dlm penduduk tatkala sedang menghadapi sebuah bahaya kepada hal yg dianggapnya benar & kasatmata selama ini atau threats to the taken for granted world. Tokoh sosiologi yang lain yakni George Rotzer menyatakan bila sejumlah hal yg dianggap menjadi pendorong dr pertumbuhan sosiologi antara lain adalah:

  • Revolusi politik yg terjadi di tahun 1776
  • Revolusi Industri di kala ke-18, hadirnya sosialisme & kapitalisme.
  • Pertumbuhan ilmu wawasan
  • Urbanisasi dengan-cara besar-besaran
  • Perubahan di dlm bidang keagamaan. (baca juga: Perkembangan Wilayah Indonesia)

Sejarah perkembangan sosiologi, disamping itu turut bermunculan pula lah ilmuwan-ilmuwan yang lain dlm bidang ilmu sosiologi, contohnya saja Herbert Spencer, Pitrim A. Sorokan, Max Weber & Karl Max, C.H Cooley & Laster F. Ward, Emile Durkheim, & yang lain. Berikut ini beberapa ilmuwan yg cukup memiliki jasa besar dlm ilmu sosiologi serta menyumbangkan beberapa pendekatan yg digunakan dlm mempelajari penduduk , selaku berikut:

Sponsors Link

  • Herbert Spencer, dia memperkenalkan wacana pendekatan analogi organik, yg mana merupakan pednekatan untuk mengerti penduduk seakan badan insan yaitu terdiri dr beberapa serpihan-pecahan yg satu sama lainnya saling tergantung.
  • Karl Marx, beliau memperkenalkan mengenai pendekatan materialisme dialektis, yakni pendekatan yg menganggap jikalau konflik yg terjadi antar kelas sosial mampu menjadi intisari dr pergeseran serta perkembangan penduduk . (baca juga: Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial)
  • Emile Durkheim, dia memperkenalkan mengenai pendekatan fakta sosial, yg mana menganggap bila pencarian fungsi dr banyak sekali elemen sosial yg ada menjadi sebagai kenaikan serta memelihara keteraturan sosial.
  • Max Weber, dia memperkenalkan pednekatan langkah-langkah sosial, yg mana berupa pencarian kepada nilai, tujuan, kepercayaan serta sikap yg mampu menjadi penuntut sikap penduduk . (baca juga: Faktor pergeseran Sosial)

Kelahiran Sosiologi Modern

Ilmu sosiologi modern memiliki pertumbuhan yg sangat pesat, khususnya di Negara Kanada & Amerika Serikat. Mengapa hal ini terjadi? Padahal kelahiran ilmu sosiologi pertama kalinya berada di benua eropa? Hal ini dikarenakan pada permulaan masa ke-20, terjadi gelombang imigran yg cukup besar yg datang ke Amerika Utara. Akibat adanya tanda-tanda tersebut menciptakan pertumbuhan penduduk makin pesat. Pertumbuhan penduduk ini yg balasannya menimbulkan beberapa hal mirip hadirnya kota-kota industri gres, meningkatnya kriminalitas, serta hal-hal yang lain. Konsekuensi sosialnya tentu saja terjadi pergantian yg cukup besar di dlm penduduk , selaku berikut:

  • Perubahan masyarakat yg cukup besar inilah yg menciptakan ilmuwan-ilmuwan sosial pada saat itu berpikir keras kalau penggunaan pendekatan ilmu sosiologi yg usang sudah tak relevan lagi.
  • Sehingga membuat mereka berupaya untuk mendapatkan pendekatan-pendekatan gres yg memang sesuai dgn kondisi masyarakat di kala itu. Hal ini lah yg balasannya memunculkan ilmu sosiologi terbaru.
  • Berbeda dr sebelumnya, pendekatan dr ilmu sosiologi terbaru ini lebih cenderung mikro atau yg dikenal dgn pendekatan empiris, yang mana perubahan yg terjadi di masyarakat mampu mudah dipelajari dr fakta-fakta sosial yg hadir.
  • Berdasarkan fakta sosial tersebutlah mampu diambil kesimpulan jikalau pergeseran penduduk terjadi dengan-cara menyeluruh. Sejak dikala itu, mulai timbulnya kesadaran mengenai pentingnya penelitian atau research  dlm ilmu sosiologi. (baca juga: Perkembangan Pergerakan Kebangsaan Indonesia)

Artikel yang lain:

ads

Secara etimologis, kata sosiologi sendiri berasal dr dua kata yaitu socious yg bermakna sahabat serta logos yang berarti kata, perkataan, pembicaraan. Sehingga dapat disimpulkan sosiologi sendiri merupakan ilmu yg mempelajari khusus mengenai cara bermasyarakat. Ilmu sosiologi ini kemudian makin meningkat di era ke19 di benua Eropa lantaran merupakan ilmu yg khusus mempelajari mengenai masyarakat. Sehingga para ilmuwan Eropa pula merasa perlu mempelajari khusus ilmu tersebut untuk mengenali kondisi serta perubahan sosial yg ada di dlm kalangan masyarakat Eropa pada ketika itu. Namun tak hanya Eropa saja, ilmu sosiologi ini pula berkembang di Indonesia.

Pada awalnya, sejarah perkembangan sosiologi di Indonesia belum terlalu familiar. Belum pernah ada kajian yg mengkaji mengenai penduduk yg terangkum lengkap dlm satu ilmu pengetahuan (sosiologi). Bahkan tak ada ilmuwan Indonesia pun yg dengan-cara khusus mempelajari mengenai hal tersebut dahulunya. Namun sebetulnya dengan-cara tak pribadi desain-desain tersebut sudah dituangkan di dlm berbagai karya & ajaran dr beberapa pujangga yg ada di Nusantara. Berikut ini beberapa tokoh-tokoh penting yg bepengaruh dlm perkembangan ilmu sosiologi di Indonesia:

  • Sri Paduka Mangkunegoro IV, ia sudah memasukkan unsur tata korelasi pada manusia dr banyak sekali golongan yg berbeda ke dlm ajaran Wulang Reh. Di dlm pedoman Wulang Reh yg ditulis pribadi Sri Paduka Mangkunegoro IV mengajarkan mengenai pola-pola relasi yg terjadi di antara anggota masyarakat Jawa walaupun dr berbagai kelompok serta kelas yg berlawanan. (baca juga: Perbedaan Kolonialisme & Imperialisme Barat)
  • Ki Hajar Dewantoro, pedoman serupa pula mampu didapatkan dlm fatwa yg dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantoro, yg dikenal sebagai peletak dasar dr pendidikan Nasional yg ada di Indonesia. Tentang dasar-dasar dr kepemimpinan serta keluarga yg sudah terangkum ke dlm rancangan Ing ngarsa sung tuladha Ing Madya mangun karsa Tut Wuri Handayani, yg mana mempunyai arti di depan bisa memberikan pola yg baik Di tengah memberikan semangat & Di belakang memperlihatkan kekuatan atau dorongan. Hal ini lah yg dengan-cara tak eksklusif menjadi dasar dr desain sosiologi yg ada di Indonesia. Selain itu dia pun pula sering mempraktekkan konsep-desain penting dr sosiologi di dlm proses pendidikan yg ada di dlm Perguruan Taman Siswa, sekolah yg didirikannya tersebut. (baca juga: Macam-Macam Ras Di Indonesia)

Unsur-unsur sosiologis yang lain pula ditemukan dlm karya-karya peneliti dr negara lainnya  yang ada sebelum kemerdekaan Indonesia seperti Snouck Hurgronje, Ter Har, Duyvendak, Van Valenhoven, & masih banyak lainnya. Objek-objek dr karya penelitian ini sendiri merupakan keadaan penduduk yg ada di Indonesia. Akan tetapi deskripsi dr sosiokultural pada masyarakat Indonesia di dikala itu hanya bersifat nonsosiologis, bukan ilmu yg berdiri sendiri. Sehingga dapat dibilang jikalau deskripsi mengenai kondisi sosiokultural masyarakat Indonesia tersebut dipertanggung jawabkan dengan-cara ilmiah. Namun desain dr ilmiah tersebut memang belum mampu menjadi ilmu yg bisa berdiri sendiri hanya sebagai ilmu pembantu dr ilmu-ilmu yang lain. Sehingga sosiologi di ketika tersebut memang hanya bersifat komplementer.

Sosiologi Masa Perjuangan Kemerdekaan

Sebelum masa perang dunia II tiba, di Indonesia sendiri hanya terdapat satu sekolah saja yakni sekolah tinggi aturan yg berada di Jakarta yakni Rechts Shoge School  sebagai lembaga di Indonesia yg menunjukkan pengajaran mata kuliah mengenai ilmu sosiologi. Meskipun begitu, pengajaran mengenai ilmu sosiologi ini bukan dijadikan selaku ilmu yg berdiri sendiri, hanya sekedar mata kuliah pelengkap di bidang aturan. Bahkan para pengajarnya sendiri pun bukan lah orang-orang yg memang andal dengan-cara khusus dlm bidang ilmu tersebut. Hal ini dikarenakan memang belum adanya satu orang sarjana pun yg khusus membidangi ilmu sosiologi ini. Selain itu, ilmu sosiologi yg diajarkan pun hanya masih berupa filsafat serta teori-teori sosial, selaku berikut:

Sponsors Link

  • Bahkan di rentang tahun 1934-1935, mata kuliah mengenai sosiologi dihilangkan dlm forum pendidikan aturan.
  • Hal ini dikarenakan pendapat dr salah satu guru besar dlm ilmu hukum yg menyatakan jikalau wawasan mengenai bentuk serta susunan penduduk & proses-proses yg terjadi di dlm penduduk tak berkaitan bahkan tak diperlukan di dlm pendidikan hukum.
  • Menurut pandangan guru besar dlm bidang ilmu aturan saat itu menyatakan kalau hukum positif tak lebih hanya sekedar peraturan-peraturan yg berlaku sah di dlm suatu waktu & tempat tertentu.
  • Sehingga yg paling penting di dlm sebuah pembelajaran aturan hanyalah mengenai perumusan peraturan serta metode yg dipakai untuk menafsirnya. (baca juga: Pengertian Masyarakat Multikultural)

Artikel lainnya:

 Sosiologi Setelah Masa Kemerdekaan Indonesia

Setelah masa proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 agustus 1945, perkembangan sosiologi di Indonesia cukup mengalami perkembangan yg pesat. Hal ini mampu terlihat dr santunan mata kuliah sosiologi pertama kalinya dlm bahasa Indonesia tepatnya di Akademi Ilmu Politik Yogyakarta (yang saat ini menjadi Fakultas Ilmu Sosial & Politik UGM) di tahun 1948. Apalagi semenjak tahun 1950 dgn semakin terbukanya potensi bagi pelajar Indonesia yg ingin menuntut ilmu ke luar negeri. Sehingga menciptakan banyak pelajar Indonesia yg dengan-cara khusus mempelajari ilmu sosiologi & kemudian kembali ke Indonesia & mengajarkan ilmu tersebut, selaku berikut ilmu-ilmunya:

  • Perkembangan sosiologi di Indonesia yang lain ditunjukkan dgn buku sosiologi pertama yg ditulis pribadi oleh Djody Gondokusumo yg diberi judul Sosiologi Indonesia di tahun 1950. (baca juga: Ciri-Ciri Kapitalisme)
  • Buku ini menjelaskan mengenai pemahaman dasar ilmu sosiologi dlm teoritis dgn bersifat filsafat. Kehadiran dr buku ini memang menerima banyak sambutan baik dr golongan pelajar di Indonesia, apalagi suasana revolusi yg sedang terjadi pada masa tersebut.
  • Sehingga kedatangan buku ini betul-betul mengobati rasa haus akan ilmu serta membantu penduduk utamanya pelajar mengerti mengenai pergantian-pergeseran yg terjadi dgn cepat di dlm penduduk Indonesia.
  • Setelah itu buku lainnya muncul di tahun yg sama yg diterbitkan oleh Bardosono yaitu sebuah diktat mengenai mata kuliah sosiologi.

Selanjutnya makin banyak lagi buku buku mengenai ilmu sosiologi yg terbit, baik ditulis oleh orang Indonesia ataupun terjemahan abnormal. Contohnya saja Social Changes In Yogyakarta yg ditulis Selo Seomardjan di tahun 1962, kemudian muncul buku Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia yg ditulis Hassan Shadily yg menerangkan wacana kajian dr ilmu sosiologi terbaru. Kemudian sesudah itu, mulailah bermunculan Fakultas Ilmu Sosial & Politik di banyak sekali perguruan tinggi tinggi di Indonesia yg mana mempelajari lebih dlm lagi mengenai ilmu sosiologi. Apalagi dgn dibangunnya jurusan-jurusan sosiologi, tentu diharapkan biar perkembangan ilmu sosiologi di Indonesia dapat terus bertambah setiap waktunya.

Nah itu tadi perkembangan ilmu sosiologi di Dunia serta Indonesia dr masa sebelum kemerdekaan sampai masa sehabis kemerdekaan. Semoga informasi diatas dapat berfaedah buat anda.

  20 Contoh Afeksi dalam Kehidupan Sehari-Hari