Sejarah Pertemuan Meja Lingkaran Lengkap

Tanggal 17 Agustus ialah tanggal yg mana merupakan hari kemerdekaan Republik Indonesia tatkala di proklamasikan tujuh puluh satu tahun yg kemudian.  Menjadi bukti bahwa telah lahir sebuah bangsa dgn banyak tumpah darah, usaha, & pengorbanan. Segenap rakyat Indonesia tentu berharap di tanggal yg teramat istimewa itu menjadi titik akhir penjajahan yg membelenggu selama berabad-periode. Namun pada kenyataanya penjajah tak gentar menentang kemerdekaan negeri ini dgn kembali menjajal merebut Republik Indonesia.

Usaha-usaha yg dijalankan untuk meredam kemerdekaan Indonesia dgn cara kekerasan semuanya rampung dgn kegagalan. Belanda akhirnya dikecam keras oleh dunia internasional. Selanjutnya, Belanda & Indonesia menyelenggarakan beberapa pertemuan untuk menuntaskan persoalan ini dengan-cara diplomasi. Melalui perundingan Linggarjati & perjanjian Renville. Pada 28 Januari 1949. Untuk mengecam serangan militer Belanda, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa meloloskan resolusi kepada prajurit Republik di Indonesia & menuntut dipulihkannya pemerintahan Republik Indonesia. Diserukan pula kelanjutan perundingan untuk mendapatkan penyelesaian damai antara dua pihak.

Perjanjian Linggarjati (1946)

Perjanjian Linggarjati merupakan perjanjian pertama yg dilaksanakan dlm usaha mendamaikan kedua pihak (Belanda & Indonesia) melalui jalur diplomasi yg melibatkan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Perjanjian ini dilaksanakan di ebuah desa bersama Linggarjati di Cirebon, Jawa Barat pada tanggal 10 November 1946. Perwakilan-perwakilan pada perjanjian tersebut yakni pemerintah Indonesia diwakili oleh Dr. A. K. Gani, Mr. Susanto Tirtoprojo, Sutan Syahrir & Mohammad Roem. Pemerintah Belanda diwakili oleh Van Pool, Prof. Schermerhorn & , De Boer. Pemerintah Inggris, yg berperan selaku perantara diwakili oleh Lord Killearn.

Berikut ini merupakan kutipan dr isi Perjanjian Linggarjati:

  • Belanda mau mengakui dengan-cara de facto Republik Indonesia dgn kawasan kekuasaan meliputi Madura, Sumatera, & Jawa. Belanda sudah harus pergi meninggalkan daerah de facto tersebut paling lambat pada tanggal 1 Januari 1949.
  • Belanda & Republik Indonesia sudah sepakat untuk membentuk Negara serikat dgn nama RIS yg direncanakan sebelum tanggal 1 Januari 1949. Negara Indonesia Serikat akan terdiri dr RI, Timur Besar, & Kalimantan.
  • Belanda & Republik Indonesia Serikat sepakat untuk membentuk Uni Indonesia-Belanda dgn Ratu Belanda sebagai ketua.

Perjanjian Renville (1948)

Sejarah perjanjian renville terjadi pada tanggal 17 Januari 1948. Perundingan ini di latar belakangi adanya peristiwa penyerangan Belanda terhadap Indonesia yg disebut dgn Agresi Militer Belanda Pertama yg jatuh pada tanggal 21 Juli 1947 hingga 4 Agustus 1947. Perjanjian ini merupakan perjanjian antara pihak Indonesia dgn pihak Belanda, & negosiasi ini dilaksanakan atas tawaran Dewan PPB & pula KTN (Komisi Tiga Negara). Perjanjia & penandatanganan Renville ini dilaksanakan di atas kapal untuk mengangkut pasukan Angkatan Laut Amerika Serikat yg bernama USS Renville.

Berikut yaitu pokok-pokok isi perjanjian Renville, yakni:

  1. Selama waktu hingga terbentuknya RIS atau Republik Indonesia Serikat, Belanda akan tetap berdaulat.
  2. RIS atau Republik Indonesia Serikat memiliki kedudukan sejajar dgn Uni Indonesia Belanda.
  3. Belanda dapat menyerahkan kekuasaanya ke pemerintah federal sementara, sebelum RIS terbentuk.
  4. Negara Republik Indonesia akan menjadi cuilan dr Republik Indonesia Serikat.
  5. Enam bulan sampai satu tahun, akan diadakan pemilihan biasa (pemilu) dlm pembentukan Konstituante RIS.
  6. Setiap tentara Indonesia yg berada di daerah pendudukan Belanda harus berpindah ke kawasan Republik Indonesia.
  7. Pasukan RI mesti mengosongkan kawasan-daerah dibelakang garis Van Mook.

Perjanjian Roem-Royen (1949)

Perjanjian Roem-Royen ialah suatu perjanjian antara Indonesia dgn Belanda yg dimulai pada tanggal 14 April 1949 & ditandatangani pada tanggal 7 Mei 1949 di Hotel Des Indes, Jakarta. Nama perjanjian ini diambil dr kedua pemimpin utusan, Mohammad Roem & Herman van Roijen. Tujuan dr perjanjian ini yaitu untuk menuntaskan masalah-masalah tentang kemerdekaan Indonesia sebelum Konferensi Meja Bundar di Den Haag yg direncanakan pada tahun yg sama.

Berikut yakni hasil perjanjian Roem-Royen :

  1. Pengembalian pemerintahan Republik Indonesia ke Yogyakarta akan dilaksanakan pada tanggal 4 Juni 1949.
  2. Perintah penghentian perang gerilya akan diberikan sehabis pemerintahan Republik Indonesia berada di Yogyakarta pada tanggal 1 Juli 1949.
  3. Akan turut dlm Konferensi Meja Bundar (KMB) yg dilaksanakan di Den Haag.
  4. Menjamin penghentian gerakan militer & membebaskan semua tahanan politik.
  5. Bekerja sama dlm upaya mengembalikan perdamaian, ketertiban & keselamatan.

Konferensi Meja Bundar sebagai Titik Terang

Setelah upaya perjanjian-perjanjian diatas tetapi ternyata belum mampu untuk menciptakan pihak Belanda mengakui kedaulatan Indonesia maka Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa mengadakan suatu negosiasi yg dinamai Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda pada 23 Agustus-2 November 1949 yg mempertemukan pihak Republik Indonesia, Belanda, & BFO. Pada Konferensi Meja Bundar pihak Indonesia diwakili oleh:

  1. Hatta (ketua)
  2. Moh. Roem
  3. Prof Dr. Mr. Supomo
  4. J. Leitnena
  5. Ali Sastroamijojo
  6. Djuanda
  7. Sukiman
  8. Suyono Hadinoto
  9. Sumitro Djojohadikusumo
  10. Abdul Karim Pringgodigdo
  11. Kolonel T.B. Simatupang
  12. Muwardi

Pihak Belanda diwakili Van Maarseven & pihak BFO diwakili oleh Sultan Hamid II. Konferensi Meja Bundar yg resmi dibuka pada 29 Agustus 1949 ini berlangsung alot hingga tanggal 2 November 1949 tercapai persetujuan dgn tujuan utama yakni pengesahan kedaulatan.

Berikut ialah hasil dr Konferensi Meja Bundar yakni :

  • Kerajaan Belanda mengakui kedaulatan Indonesia sepenuhnya & tanpa syarat. Pengakuan kedaulatan akan dilaksakan selambat-lambatnya pada tanggal 30 Desember 1949.
  • RIS  tediri dr RI & 15 negara federal. Corak pemerintahan RIS dikontrol menurut konstitusi yg dibuat oleh utusan RI & BFO selama KMB berlangsung.
  • RIS & Kerajaan Belanda akan membentuk Uni Indonesia Belanda di bawah pimpinan Ratu Belanda. Uni itu merupakan tubuh konsultasi bersama untuk menyelesaikan kepentingan biasa .
  • Pasukan Belanda akan ditarik mundur dr Indonesia, sedangkan KNIL akan dibubarkan, dgn catatan bahwa anggotanya boleh masuk dlm jajaran TNI.
  • Masalah Irian Barat akan diselesaika setahun kemudian setelah penyerahan kedaulatan RIS.
  • Segala hutang Belanda semenjak tahun 1942 mesti tertuntaskan oleh RIS.

Selanjutnya setelah tanggal 27 Desember 1949, diadakan penyerahan kekuasaan dr pihak Belanda pada pihak Indonesia yg dilangsungkan di dua tempat yakni Indonesia & Belanda. Penyerahan kekuasaan yg dilangsungkan di Indonesia bertempat di Istana Merdeka, Jakarta dgn pengakuan kedaulatan dr Wali Tinggi Mahkota Belanda Lovink pada wakil pemerintah RIS Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Sementara penyerahan kekuasaan di Belanda berlangsung di Amsterdam & Ratu Yuliana yg menandatangani piagam pengesahan kedaulatan RIS.

Disetujuinya hasil dr Konferensi Meja Bundar maka terbentuklah Republik Indonesia Serikat yg terdiri dr 16 negara bagian dgn luas & jumlah masyarakatyg berlawanan.

[accordion]

[toggle title=”Artikel Terkait”]

[/toggle]

[toggle title=”Artikel Lainnya”]

[one_third]

[/one_third]

[one_third]

[/one_third]

[one_third_last]

[/one_third_last]

[/toggle]

[/accordion]

  8 Imbas PersetujuanAcfta Bagi Indonesia