Sejarah Kerajaan Majapahit – Kondisi Politik, Masa Kejayaan Dan Keruntuhan.

Kerajaan Majapahit yg merupakan salah satu kerajaan paling besar di Indonesia diresmikan oleh Raden Wijaya 10 november 1293 Masehi di Jawa Timur. Kerajaan Majapahit yaitu kerajaan Hindu terakhir di Semenanjung Malaya yg luas wilayahnya hingga Pulau Sumatera, Pulau Jawa, Pulau Kalimantan, & Filiphina.

Sejarah kerajaan majapahit permulaan berdirinya kerajaan majapahit ialah dr runtuhnya kerajaan Singasari yg merupakan kerajaan paling besar lengan berkuasa di Jawa dikala itu. Kekuatan kerajaan Singasari hingga mengambil perhatian penguasa di Tiongkok, bernama Kubilai Khan yg mengantarkan utusannya bernama Meng Chi ke kerajaan Singasari untuk menuntut upeti & meminta kerajaan Singasari  untuk takluk ke Cina. Raja Kertanegara yg saat itu sedang memerintah kerajaan Singasari menolak tawaran tersebut sampai mempermalukan Meng Chi & menghancurkan parasnya. Mendengar hal itu, Kubilai Khan murka besar & berangkat ke pulau Jawa tahun 1293.

Sesampainya di pulau Jawa, Kubalai Khan & bala tentaranya mengetahui ternyata Raja Kertanegara telah dibunuh oleh sepupu, ipar sekaligus besannya sendiri yaitu Raja Jayakatwang untuk membalas dendam lantaran leluhurnya Raja Kertajaya dibunuh oleh Ken Arok (Pendiri kerajaan Singasari).

Mengetahui bahwa mertuanya Raja Kertanegara telah terbunuh, Raden Wijaya bareng pengikutnya mengungsi ke Madura & meminta perlindungan dr Wiraraja, adipati Sumenep. Raden Wijaya & pengikutnya diterima baik oleh Wiraraja.

Awal Berdirinya Kerajaan Majapahit

  • Menyerahkan diri ke Jayakatwang

Atas usul dr Wiraraja, Raden Widjaya kembali ke Kediri & menyerahkan diri untuk mengabdi pada Jayakatwang. Raden Wijaya senantiasa mengambarkan perilaku yg baik & setia pada Jayakatwang, sehingga ia mendaptkan kepercayaan. Mengetahui Jayakatwang suka berburu, Raden Wijaya mengajukan ajakan untuk membuka hutan Tarik, dgn alasan untuk membuat lebih mudah perburuan.

  • Desa Majapahit  dimulai dr hutan Tarik

Setelah mendapatkan ijin dr Jayakatwang, Raden Wijaya pun menebang hutan Tarik dgn dibantu orang-orang Madura yg diantaroleh Wiraraja. Menurut Pararaton dijelaskan tatkala orang-orang madura melakukan penebangan hutan, mereka mengkonsumsi buah maja yg ada di dlm hutan & buah itu terasa pahit. Sejak dikala itulah orang-orang menyebut tempat pemukiman gres itu dgn nama Majapahit, kata “maja” diambil dr nama buah & “pahit” dr rasa buah itu.

Dikarenakan lokasi Majaphit yg strategis, tak jauh dr sungai Brantas maka banyak penduduk yg berdatangan & menetap disana. Ditambah lagi orang-orang madura yg menolong membuka hutan pula menetap di Majapahit. Sehingga dlm waktu yg cepat, Majapahit menjadi desa yg ramai.

  • Terbentuknya kerajaan Majapahit

Raden Wijaya mulai mengendalikan strategi untuk melawan kekuasaan Raja Jayakatwang lantaran sudah merebut tahta keluarganya. Hubungan belakang layar dgn Wiraraja terus berjalan untuk siasat penyerangan. Di Madura, Wiraraja pula sudah mempersiapkan pasukan untuk dikirim ke Majapahit melawan Kediri jikalau sewaktu-waktu dibutuhkan. Masih dlm tahun 1293 setibanya di Pulau Jawa & mengenali pergantian politik yg terjadi. Pimpinan tentara Mongol mengantartiga perwira ke Majapahit & berjumpa dgn Raden Wijaya.

Kedatangan Mongol dimanfaatkan dgn baik oleh Raden Wijaya untuk mencapai tujuannya menjatuhkan kekuasaan Jayakatwang.Tentara Mongol pun menerima tawaran Raden Wijaya untuk menghancurkan Jayakatwang, bersama prajurit Madura yg dipimpin oleh Wiraraja. Dalam pertempuran ini Kediri berhasil dikalahkan & Raja Jayakatwang ditawan & dibunuh. Hancurlah kekuasaan Kediri dgn roda pemerintahan Jayakatwang yg cuma satu tahun.

Setelah pertempuran berakhir, Raden Wijaya memutuskan kembali ke Majapahit & dengan-cara secara tiba-tiba berbalik menyerang tentara Mongol. Tentara mongol yg memperoleh serangan mendadakpun menderita kekalahan besar & kembali ke negerinya. Dengan hancurnya kekuasaan Jayakatwang & tentara Mongol kembali ke negaranya, maka tercapailah perjuangan Raden Wijaya untuk mendirikan kerajaan baru, yaitu  kerajaan Majapahit pada tahun 1293.

Kondisi politik kerajaan Majapahit

  1. Raden Wijaya

Pada tahun 1293 Raden Wijaya merupakan Raja Majapahit pertama dgn gelar Kartarajasa Jayawardha & mulai menyusun roda pemerintahannya. Semua pengikutnya yg setia & senantiasa berjasa dlm masa-masa perjuangannya diangkat mempunyai jabatan tertinggi dlm roda pemerintahannya. Wiraraja yg mempunyai jasa besar dlm berdirinya kerajaan Majapahit diberikan tahta tertinggi & wilayah kekuasaan di Majapahit kepingan timur, yaitu daerah Lumajang hingga Blambangan.

Raden Wijaya bisa membuat roda pemerintahan yg besar lengan berkuasa & stabil & membuat kerajaan terus meningkat . Hingga kesannya pada tahun 1309 Raden Wijaya wafat & didharmakan dlm candi Siwa disamping candi Sumberjati.

2. Jayanegara

Raden Wijaya memerintah kerajaan Mapahit dr tahun 1293-1309 Masehi & di gantikan oleh putranya yakni Jayanegara yg memerintah dr tahun 1309 hingga dgn 1328 Masehi. Jayanegara menerima tahta tatkala usianya masih 15 tahun, berlainan dgn ayahnya, Jayanegara tak mempunyai kemampuan dlm menjalankan roda pemerintahan. Sehingga ia dijuluki “Kala Gemet” yg artinya lemah & jahat.

Selama masa pemerintahan Jayanegara banyak pemberontakan dimana-mana, salah satu dr pemberontakan itu di kerjakan oleh seorang keyakinan raja bernama Ra Kuti. Namun pemberontakan yg di kerjakan oleh Ra Kuti sukses digagalkan oleh Gajah Mada, seorang pasukan pengawal raja. Gajah Mada sukses menyelamatkan Jayanegara & mengungsikannya ke sebuah desa bernama badander. Namun malangnya, Jayanegara wafat karena operasi yg di lakukan seorang tabib bernama Tancha, yg sudah meletakkan dendam terhadap Jayanegara. Mengetahui hal itu, Tancha pun dibunuh oleh Gajah Mada.

Karena Jayanegara tak mempunyai keturunan yg bisa menggantikan kekuasaannya, maka tahtanya digantikan oleh adiknya yg bernama Gayatri, dgn gelar Tribuana Tunggadewi dr tahun 1328 Masehi-1350 Masehi.

3. Tribuana Tunggadewi

Saat masa pemerintahan Gayatri atau Tribuana Tunggadewi, sekitar tahun 1331 Masehi sempat terjadi pemberontakan kembali di sadeng & keta, Jawa Timur. Pemberontakkan yg terjadi berhasil diatasi oleh Gajah Mada. Atas segala jasa yg dikerjakan Gaja Mada, ia diangakat menjadi Mahapatih di kerajaan Majapahit.

Pada dikala pengangkatannya Gajah Mada menjadi Mahapatih, ia membuat sumpah yg sangat populer dgn sumpah palapa. Yang isinya mengatakan bahwa Gajah mada tak akan bersenang-senang sebelum bisa menyatukan nusantara.

4. Hayam Wuruk & Gajah Mada

Pada tahun 1350 Masehi, Tribuana Tunggadewi meninggal & tahtanya beralih ke putranya yg berjulukan Hayam Wuruk yg memerintah dr tahun 1350 Masehi-1389 Masehi. kerajaan Majapahit meningkat besar & pesat sejak masa pemerintahan Hayam Wuruk & mahapatihnya Gajah Mada.

Puncak kejayaan kerajaan  Majapahit

Hayam Wuruk bersama mahapatihnya, Gajah Mada sukses menenteng kerajaan Majapahit meraih puncak kejayaannya dr tahun 1350-1389 Masehi. Selama masa pemerintahannya, kerajaan Majapahit menguasai banyak wilayah & memilki hubungan hingga ke luar negri seperti Campa, Kamboja, Siam, Birma selatan, Vietnam bahkan hingga mengantarduta-duta kerajaan Majapahit ke Tiongkok. Pada masa itu luas wilayah kerajaan Majapahit sama dgn wilayah Indonesia yg kini.

Ditambah pula dgn perkembangan karya sastra, kemajemukan budaya, agama & budpekerti istiadat yg mengalami kemajuan pesat & pergantian yg membuat kerajaan Majapahit kian disegani. Pada tahun 1355 Masehi  sudah ada dua kitab populer, yakni kitab Negarakertagama yg ditulis oleh Mpu Prapanca, kitab Sutasoma & kitab Arjunawijaya yg ditulis oleh Mpu tantular.

  • Wafatnya Gajah Mada

Menurut kitab Kakawin Nagarakretagama, Hawam Wuruk selepas upacara keagamaan di Simping menjumpai Gajah Mada sedang sakit. Lalu disebutkan telah meninggal dunia tahun 1364 Masehi. Raja Hayam Wuruk merasa sangat kehilangan orang yg sangat dipercayainya dlm memerintah kerajaan.

Kurang lebih hampir tiga tahun jabatan yg ditinggalkan Gajah Mada dibiarkan kosong, tak ada yg sanggup menggantikannya selaku patih kerajaan yg amat setia. Akhirnya atas usulan kerajaan, Raja Hayam Wuruk pun megadakan sidang Dewan Sapta Prabu untuk mencari pengganti mahapatih kerajaan Majapahit.

Sampai kemudian Raja Hayam Wuruk menentukan empat Mahamantri Agung dibawah pimpinan Punala Tanding untuk membantunya mengurus urusan negara. Akan tetapi hal ini hanya berjalan sebentar, Mereka berempat digantikan oleh dua orang menteri yaitu Gajah Enggon & Gajah Manguri. Sampai hasilnya Raja Hayam Wuruk mengangkat Gajah Enggon sebagai Patih Mangkubumi menggantikan posisi dr Gajah Mada.

  • Perebutan kekuasaan sesudah wafatnya Hayam Wuruk

Pada tahun 1389, sehabis menjalankan pemerintahan kerajaan Majapahit dgn gemilang, Hayam Wuruk meninggal dunia di usia 55 tahun. Setelah wafatnya Hayam Wuruk, kerajaan Majapahit secara perlahan-lahan melemah akhir perebutan tahta. Kekuasaan kerajaan Majapahit diambil alih oleh putrinya yakni Kusumawardhani (Putri Mahkota yg lahir dr permaisuri Paduka Sori) yg menikah dgn Wikramawardhana (Bhra Hyan Wisesa), yg merupakan keponakan & sekaligus menantu dr raja Hayam Wuruk. Dan Wikramawardhana lah yg tercatat dlm sejarah menjalankan roda pemerintahankerajaan Majapahit.

5. Wikramawardhana

Wikramawardhana memulai masa pemerintahannya tahun 1389, Awalnya Wikramawardhana berhasrat kelak tahtanya digantikan oleh anaknya Hyang Wekasing Suka (anak dr pernikahannya dgn Wikramawardhana & Kusumawardhani). Namun Hyang Wekasing Suka meninggal pada tahun 1400 Masehi. Akhirnya Wikramawardhana menetapkan Suhita (anak dr isteri keduanya, yaitu Bhre Mataram) yg menggantikan tahtanya, karena Wikramawardhana ingin mengundurkan diri dr pemerintahan & menjadi pendeta (Bhagwan).

  • Terjadi Perang Paregreg

Kenaikkan Suhita menjadi Raja Majapahit rupanya menyebabkan keributan, yg disebabkan oleh Bhre Wirabhumi (yang merupakan anak dr selir Hayam Wuruk, kakak satu ayah dr Kusumawardhani, Ayah dr Bhre Mataram/Mertua dr Wikramawardhana, sekaligus kakeknya Suhita).

Pada zaman dulu, anak dr selir memang tak mendapatkan tahta kerajaan. Bhre Wirabhumi cuma diberikan tahta di wilayah Bumi Blambangan oleh ayahnya. Namun Bhre Wirabhumi masih tak terima selaku anak Hayam Wuruk yg masih hidup & merasa lebih berhak akan tahta kerajaan daripada cucunya sendiri yaitu Suhita.

Karena argumentasi inilah Bhre Wirabhumi menyerang kerajaan Majapahit, Wikramawardhana terpaksa menangguhkan rencananya untuk menjadi pendeta (Bhagwan). Menurut Pararaton, Bhre Wirabhumi & Wikramawardhana bertengkar & tak saling bertegur sapa sejak tahun 1401 Masehi. Sampai hasilnya pertengkaran antara kerabat ini kian memanas di Perang Paregreg tahun 1404 Masehi. Paregreg artinya perang setahap demi setahap dlm tempo lambat. Pihak yg menang pun bergantian, kadang pertempuran dimenangkan oleh Bhre Wirabhumi, kadang dimenangkan pihak Wrikramawardhana.

Dalam pertempuran mulanya Wikramawardhana dr kadaton kulon sudah mengalami kekalahan, tetapi tiba bala sumbangan dr Bhre Tumapel (dengan gelar Bhra Hyang Parameswara yg merupakan suami dr Suhita, sekaligus menantu Wikramawardhana) pada tahun 1406 Masehi & balasannya sukses mengalahkan Bhre Wirabhumi dr kadaton wetan.

Karena takut akan kesalahannya, Bhre Wirabhumi kabur melarikan diri dgn menaiki perahu & sukses diburuoleh Raden Gajah (bergelar Bhra Narapati) yg merupakan utusan dr Wiramawardhana yg berhasil membunuh & menenteng penggalan kepala Bhre Wirabhumi ke istana, lalu dicandikan di Lung bernama Girisa Pura.

  • Akibat Perang Paregreg

Setelah kekalahan Bhre Wirabhumi, karenanya wilayah kerajaan Majapahit bagian timur yakni Bala Blambangan bersatu kembali dgn Majapahit kepingan barat. Namun akibat Perang Paregreg ini membuat kerajaan Majapahit kian lemah atas wilayah-kawasan kekuasaannya. Karena pada saat terjadi perang, kosentrasi pasukan dipindahkan ke Jawa sehingga tak ada yg mengambil alih sarat dgn pemisahan-pemisahan di wilayah luar jawa.

Kerajaan Majapahit terus menerus mengalami kekurangan mirip pada tahun 1405 daerah Kalimantan Barat sukses direbut oleh kerajaan Cina, tanpa sedikitpun langkah-langkah dr kerajaan Majapahit. kemudian disusul dgn lepasnya Palembang, Melayu, Malaka yg sukses merdeka dr Majapahit lantaran sudah berkembang bandar-bandar jual beli ramai di daerah mereka. Ditambah lepas pula daerah Brunei yg terletak akrab dgn Pulau Kalimantan Utara.

Selain itu Wikramawardhana berhutang ganti rugi pada penguasa cina yaitu Dinasti Ming akhir terbunuhnya 170 orang cina saat perang paregreg. Atas kecelakaan itu Wikramawardhana didenda ganti rugi emas 60.000 tahil. Dan hingga tahun 1408, Wikramawardhana baru mampu mengganti 10.000 tahil saja. Akhirnya lantaran iba menyaksikan kondisi kerajaan Majapahit, Kaisar Yung Lo membebaskan denda ganti rugi tersebut. Peristiwa ini tercatat oleh Ma Huan (sekretaris Ceng Ho) di dlm bukunya, Ying-ya-sheng-lan.

6. Suhita atau Ratu Ayu Kencana Ungu

Pada alhasil Wikramawardhana memutuskan untuk turun tahta, digantikan dgn Suhita (dengan gelar Ratu Ayu Kencana Wungu) yaitu anak dr pernikahaan kedua Wikramawardhana. Suhita pun resmi menjalankan roda pemerintahannya pada tahun 1427 Masehi tanpa ada pemberontakan mirip pada dikala Bhre Wirabhumi masih hidup. Suhita menjalankan pemerintahan kerajaan Majapahit bersama Bhra Hyang Parameswara Ratnapangkaja. Suhita merupakan penguasa perempuan kedua setelah Ratu Tribuana Tungga Dewi.

Pada masa pemerintahannya terjadi pemberontakan yg dipimping oleh Bhra Daha, namun pemberontakan itu bisa teratasi oleh Suhita. Suhita pula membalas dendam dgn membunuh Raden Gajah yg sudah membunuh kakeknya yaitu Bhre Wirabhumi.

Suhita sukses mengembalikan kejayaan kerajaan Majapahit yg melemah itu, terbukti di masa pemerintahan Suhita kegiatan keagamaan fatwa Hindu meningkat pesat, Suhita membangun banyak tempat pemujaan dgn bangunan punden berundak di lereng gunung Lawu termasuk watu untuk persajian, tugu batu, menhir & sebagainya. Ditambah lagi banyak candi yg dibangun, mirip canti sukuh & cetu, dan sejumlah arca, patung, relief pula dibangun.

Selain itu pada roda pemerintahannya Suhita mampu memperluas banyak wilayah kerajaan Majapahit di pulau Jawa, termasuk Blambangan yg sukses ditaklukan. Kadipaten Blambangan yg dipimpin oleh Kebo Mercuet terus meminta daerahnya pada kerajaan Majapahit.

  • Persaingan akibat Sayembara yg dilakukan Suhita

Saat itu eksistensi Kebo Mercuet kian usang menjadi ancaman untuk Suhita & membuatnya cemas. Semenjak itu Suhita melaksanakan sayembara untuk siapapun yg mampu mengalahkan Kebo Mercuet akan dijadikan suami Suhita, Ratu Majapahit.

Sayembara itu berhasil dimenangkan oleh Joko Umbaran dgn membunuh Kebo Mercuet dgn senjata gada wesi kuning, Joko Umbaran(dengan gelar Minak Jinggo)pun menggantikan tahta Kebo Mercuet menjadi Adipati Blambangan. Namun Suhita melanggar komitmen di sayembaranya, Suhita menolak menikah dgn Jaka Umbaran karena parasnya rusak, kakinya pincang akhir perang melawan Kebo Mercuet.

Jaka Umbaran terus memaksa untuk menikahi Suhita, padahal ia sudah memiliki dua selir yaitu Dewi Wahita & Dewi Puyengan & ratu idamannya Suhita terus bersikeras menolak pinangannya. Hingga karenanya Jaka Umbaran marah besar & merebut wilayah kekuasaan kerajaan Majapahit hingga ke Probolinggo & terus menyerang ibukota pemerintahanan kerajaan Majapahit.

Atas aksi Jaka Umbaran yg makin meresahkan, menciptakan Suhita kembali membuat sayembara untuk siapapun yg bisa membunuh Jaka Umbaran, kelak akan dijadikan suami Suhita, Ratu Majapahit. Pada ketika itu ada cowok ganteng yaitu Damarwulan memenuhi sayembara dgn melawan Jaka Umbaran, dlm pertandingan itu Damarwulan sukses memenggal kepala Jaka Umbaran, namun anehnya kepala Jaka Umbaran senantiasa kembali pada tempat semula beberapa kali.

Hingga balasannya Damarwulan kalah & pingsan terkena pusaka gada wesi kuning milik Jaka Umbaran. Damarwulan pun dimasukkan ke dlm penjara balasan kekalahnya, namun rupanya kedua selir Jaka Umbaran tertarik dgn Damarwulan yg tampan, mereka membersihkan luka Damarwulan & membuka keampuhan Jaka Umbaran ada di pusaka gada wesi kuning.

Atas perintah & rayuan Damarwulan jadinya kedua selir Jaka Umbaran mau menuruti perintahnya untuk mengambil pusaka gada wesi kuning ketika Jaka Umbaran sedang terlelap. Akhirnya Damarwulan meemilki senjata pusaka itu & siap menantang Jaka Umbaran kembali. Jaka Umbaran yg menyaksikan Damarwulan memiliki senjata pusakanya tak bisa melaksanakan perlawanan & akhirnya sukses dikalahkan. Akhirnya Adipati Blambangan itu tewas oleh senjata pusakanya sendiri. Damarwulan memenggal kepala Jaka Umbaran & mempersembahkannya pada Ratu Suhita.

Ratu Suhita pun wafat pada  tahun 1447 Masehi & dibuatkan candi di Singhajaya & arca Ratu Suhita yg disimpan di Museum Nasional. Pemimpin kerajaan Majapahit berikutnya diambil kuasa oleh adiknya Ratu Suhita yakni Dyah Kertawijaya.

Raja-Raja Majapahit

Berikut ini yakni daftar Penguasa Majapahit. Terdapat periode yg kosong antara pemerintahan Rajasawardhana (Raja ke-8) & Girishwadhana. Diperkirakan penyebabnya lantaran krisis sukesi yg menciptakan keluarga kerajaan Majapahit terbelah menjadi dua golongan.

  1. Raden Wijaya bergelar Kertarajasa Jayawardhana (1293 – 1309)
  2. Kalagamet bergelar Sri Jayanagara (1309 – 1328)
  3. Sri Gitarja bergelar Tribhuwana Wijayatunggadewi (1328 – 1350)
  4. Hayam Wuruk bergelar Sri Rajasanagara (1350 – 1389)
  5. Wikramawardhana bergelar Bhra Hyan Wisesa (1389 – 1429)
  6. Suhita bergelar Ratu Kencana Wungu (1429 – 1447)
  7. Kertawijaya bergelar Brawijaya I (1447 – 1451)
  8. Rajasawardhana bergelar Brawijaya II (1451 – 1453)
  9. Purwawisesa atau Girishawardhana bergelar Brawijaya III (1456 – 1466)
  10. Pandanalas atau Suraprabhawa bergelar Brawijaya IV (1466 – 1468)
  11. Kertabumi bergelar Brawijaya V (1468 – 1478)
  12. Girindrawardhana bergelar Brawijaya VI (1478 – 1498)
  13. Hudhara bergelar Brawijaya VII (1498-1518)

 Masa Keruntuhan kerajaan Majapahit

Masa keruntuhan kerajaan Majapahit permulaan mulanya semenjak ditinggal oleh Hayam Wuruk & Mahapatih Gajah Mada, yg menjinjing kerajaan Majapahit ke puncak gemilang. Kemunduran kerajaan Majapahit pula disebabkan lantaran kudeta oleh keturanan-keturunan Hayam Wuruk, ditambah pertikaian & gempuran dr kerajaan-kerajaan Islam yg mulai bermunculan. Pada jadinya pada tahun 1518 runtuhlah kerajaan Majapahit pada masa pemerintahan Patih Hudhara, yg bergelar Brawijaya ke-7.

Berikut ini bangunan candi peninggalan kerajaan Majapahit:

  • Candi Sukuh – merupakan peninggalan kerajaan Majapahit yg pertama, terletak di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar-Jawa Tengah.
  • Candi Cetho – berlokasi di Dusun Ceto, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Karanganyar-Jawa Tengah.
  • Candi Pari – berlokasi di Desa Candi Pari, Kecamatan Porong, Sidoarjo – Jawa Timur sekitar 2 km arah Barat Laut bersahabat semburan pusat lumpur panas Lapindo Brantas.
  • Candi Jabung – berlokasi di Desa Jabung, Kecamatan Paiton, Probolinggo-Jawa Timur.
  • Gapura Wringin Lawang – berlokasi di Desa Jatipasar, Kecamatan Trowulan, Mojokerto-Jawa Timur.
  • Gapura Bajang Ratu – berlokasi di Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Mojokerto-Jawa Timur.
  • Candi Brahu – berlokasi di daerah situs arkeologi Trowulan, tepatnya berada di Dukuh Jambu Mente, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Mojokerto-Jawa Timur.
  • Candi Tikus – Sama mirip Candi Brahu berlokasi di daerah situs arkeologi Trowulan, tepatnya berada di Dukuh Jambu Mente, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Mojokerto-Jawa Timur.
  • Candi Surawana-  berlokasi di Desa Canggu, Kecamatan Pare, Kediri-Jawa Timur. Tepatnya berada sekitar 25 km timur laut Kota Kediri.

[accordion]

[toggle title=”Artikel Terkait”]

[/toggle]

[toggle title=”Artikel Lainnya”]

[one_third]

[/one_third]

[one_third]

[/one_third]

[one_third_last]

[/one_third_last]

[/toggle]

[/accordion]

  7 Macam-Macam Ras Di Indonesia Dan Ciri-Cirinya Terlengkap