close

Sejarah Kerajaan Sriwijaya –Latar Belakang, Masa Kejayaan Dan Keruntuhannya

Mendengar nama Sriwijaya pastinya bukan hal yg aneh di telinga anda. Salah satu kerajaan paling besar di Asia Tenggara yg berhasil menjadi negara maritim pertama sebelum berdirinya Indonesia.

Kejayaan Sriwijaya menginspirasi banyak orang. Bahkan di dunia persepakbolaan nasional, namanya digunakan sebagai nama klub bola asal pulau Sumatera, Sriwijaya FC. Dalam catatan-catatan & kronik Cina, Sriwijaya diketahui dgn nama Che-li-fo-che.

Sejarah kerajaan sriwijaya menjadi satu diantara 3 kerajaan yg berada di Sumatera & diketahui oleh Cina alias Tiongkok. Kerajaan lain yg pula menduduki kepulauan Sumatera ialah Tulangbawang & Kerajaan Melayu. Namun berdasarkan prasasti asli Sumatera, tak ada yg mengisahkan cerita kerajaan Tulangbawang & Melayu.

Kerajaan ini masih jauh lebih dulu besar dibanding sejarah Kerajaan Majapahit yg menjadi penghancurnya. Sejarahnya mampu diteladani & menjadi ide pemersatu Indonesia. Mengingat Sriwijayalah kerajaan yg menjadi kerajaan nasional & maritim pertama sebelum ada ide menyatukan nusantara.

Latar Belakang

Sriwijaya didirikan pertama kali pada era ke-7 dgn raja pertama berjulukan Dapunta Hyang. Bukti fisik berupa kronik informasi Cina memberitahu bahwa pada tahun 682 Masehi atau kala ke-6 ada seorang pendeta Budha dr Tiongkok yg ingin memperdalam agamanya di tanah India.

Sebelum keberangkatan resminya, ia harus sudah menguasai bahasa Sansekerta, alasannya itulah pendeta bernama I-Tsing tersebut mempelajarinya dahulu selama setengah tahun di Sriwijaya. Kronik ini sekaligus memberi sinyal bahwa ternyata pada zaman dulu, Sriwijaya sudah menjadi sentra keagamaan yg mumpuni di kawasan Asia Tenggara. Bahkan I-Tsing pula berhasil menerjemahkan kitab-kitab agama Budha ke bahasa nenek moyangnya setelah mempelajari dengan-cara mendalam agama Budha di Sriwijaya.

Bukti yg kedua ini memperkuat teori awal pendirian Kerajaan Sriwijaya di era ke-7. Sebuah prasasti peninggalan Kerajaan Sriwijaya yg dinamai Kedukan Bukit mempunyai angka 683 Masehi. Di tahun tersebut Sriwijaya sedang dipimpin oleh seorang raja bernama Dapunta Hyang yg sedang berupaya memperluas wilayah. Ia mempersiapkan bala prajurit hingga jumlah 20.000 orang. Penaklukan ini membuahkan hasil setelah 8 hari bertempur di medan perang. Pada akibatnya beberapa wilayah yg kekuatan militernya tak sepadan bersedia menyerahkan upeti ke Sriwijaya sebagai tanda takluk.

  Sejarah Museum Al Quran Di Tmii Beserta Koleksinya

Tidak ada kronik maupun prasasti lagi yg menjelaskan asal-usul keluarga Dapunta Hyang Srijayanaga sehingga ia menduduki tahta pertama kerajaan. Dalam sejarah berdirinya Sriwijaya, ada sekitar 11 raja yg silih berganti mengurusi negara internasional ini. Nantinya, nama Sriwijaya yg artinya kemenangan yg mulia betul-betul terwujud.

Setelah Dapunta Hyang berhasil meraih kesuksesan bersama 20.000 pasukannya, ada suatu prasasti yg didapatkan di Pulau Bangka, sebuah pulau kecil di akrab Sumatera. Prasasti Kota Kapur adalah nama prasasti yg menyebutkan keinginan Dapunta Hyang meneruskan ekspedisi ke Jawa. Dan prasasti yg berangka tahun 686 Masehi itu pun menjadi bukti sejarah berhasilnya Sriwijaya menaklukkan Jawa yg saat itu dikuasai Kerajaan Tarumanegara. Prasasti-prasasti yang lain yg menjadi peninggalan Kerajaan Sriwijaya menggunakan bahasa melayu antik & berhuruf Pallawa.

Masa Kejayaan

Masa kejayaan kerajaan Sriwijaya sudah sungguh jelas mampu diterangkan. Negara mana yg tak kaya dgn menguasai selat-selat strategis & menjadi penguasa tunggal jalur jual beli internasional. Inilah sumber kekayaan Sriwijaya.

Selat Malaka & Selat Sunda merupakan dua selat internasional yg tak pernah sepi dr kapal. Hanya bermodalkan kekuatan armada militernya, Sriwijaya berani menerapkan metode bea cukai yg hingga kini dipakai pula oleh Pemerintah Indonesia. Fungsi & peran armada militer dlm perekonomian Sriwijaya sangat besar. Tanpa adanya jaminan keselamatan, para saudagar Arab & Tiongkok pasti memilih selat lain selaku jalur transportasinya. Apalagi hingga memutuskan menetap sementara atau selamanya. Hal ini banyak terjadi alasannya selain Sriwijaya anggun & berharta, kehidupan bisnisnya akan dilindungi oleh para militer Sriwijaya.

Kesuksesan tak bisa dipandang dr banyaknya harta saja, Sriwijaya & para petingginya menyadari benar kalimat tersebut. Sehingga kerajaan maritim ini berbagi pula kebesaran agama Budha. Selain dgn cara mendirikan sangga –kelompok mencar ilmu- untuk memperdalam Buddhisme, Sriwijaya pula sudah mempersiapkan banyak guru spiritual Budha. Baik seorang pendeta atau cuma orang yg menerima keunggulan.

Guru agama Budha yg paling tersohor di Sriwijaya yaitu Sakyakirti. Fakta yg mengejutkan lain didapatkan di daerah-kawasan dekat Palembang yg menjadi titik pusat pemerintahan Kerajaan Sriwijaya. Diduga ada candi yg lebih besar dr Borobudur pernah diciptakan oleh kerajaan ini. Namun sampai sekarang hanya arcanya saja yg didapatkan. Selain itu, ditemukan pula beberapa batu bertulis ‘ziarah yg berhasi’ di daerah Telaga Batu. Kenyataan ini menguatkan Sriwijaya sebagai kerajaan yg religius.

  Sejarah Feminis Sosialis Tentang Perubahan Sosial

Peninggalan lain yg masih bisa dilihat eksklusif oleh generasi kita berupa candi. Candi-candi yg dibangun bercorak agama Budha. Misalkan candi Muaratakus yg dibangun di Riau & Biaro Bahal di Sumatera Utara. Kedua candi ini menjadi candi yg populer selaku bekas kejayaan Sriwijaya alasannya adalah memang tak banyak candi yg ditemukan di Sumatera.

Pada tahun 860 Masehi, prasasti Nalanda yg berada di India menyeret nama Sriwijaya sebagai nama kerajaan internasional yg sangat peduli dgn pendidikan. Masa keemasan ini kian meningkatkan pamor Balaputeradewa yg ketika itu menjadi Raja Sriwijaya. Dalam prasasti tersebut, Balaputeradewa disebutkan mendirikan asrama pelajar Sriwijaya yg didedikasikan anak dr Sriwijaya yg sedang menuntut ilmu di Nalanda, India. Tempat itu sudah banyak menghasilkan para pendeta yg mampu mengayomi orang banyak. Pada zaman itu, India & Benggala tempat beradanya sekolah tinggi Nalanda sedang dipimpin oleh Raja Dewapaladewa.

Puncak keemasan diperoleh Sriwijaya setelah berjuang dlm hitungan era. Sriwijaya memperoleh kejayaan ini di kala ke-8 & ke-9. Hingga pada karenanya, kejayaan tersebut harus diakhiri pada abad ke-11.

Balaputeradewa yg berhasil membawa Sriwijaya mencapai kejayaan itu sebetulnya yakni anak dr Raja Samarattungga. Seorang keturunan Dinasti Syailendra dr bumi Jawa yg memberikan peninggalan berbentukcandi Borobudur pada anak cucunya.

Di masa pemerintahan Balaputeradewa ini agama Budha betul-betul menunjukkan progressnya. Ada banyak orang yg berniat menjadi murid spiritual seorang biksu besar bernama Dharmakirti. B

Keruntuhan Kerajaan Sriwijaya

Ada banyak aspek yg menimbulkan berhenti berkibarnya nama Sriwijaya. Kebanyakan faktor tersebut melemahkan Sriwijaya perlahan-lahan. Kekuatan militer yg sudah berlapis-lapis pada ujungnya tak berdaya juga.

Awalnya militer Sriwijaya kalah telak dgn sebuah kerajaan di India Selatan. Kerajaan ini berjulukan Cola dgn pemimpin Rajendra Cola I. Orang tersebut sudah melepaskan kekuasaan atas kapal & segala macam transit yg mengkonsumsi biaya & cukai.

  Masa Kekuasaan VOC di Indonesia

Keadaan diperparah dgn banyaknya kerajaan kecil yg melepaskan diri dr efek Sriwijaya. Semuanya menciptakan Sriwijaya sungguh-sungguh kehilangan sumber pendapatan dr pelabuhan yg ditransiti kapal barang. Serangan ekspedisi pamalayu yg menjadi potongan sejarah kerajaan singasari lalu sungguh-sungguh merusak kejayaan Sriwijaya. Ditambah lagi dgn penerusnya, pembuat sejarah kerajaan majapahit yg menghilangkan beberapa bekas kejayaan Sriwijaya.

[accordion]

[toggle title=”Artikel Terkait”]

[/toggle]

[toggle title=”Artikel Lainnya”]

[one_third]

[/one_third]

[one_third]

[/one_third]

[one_third_last]

[/one_third_last]

[/toggle]

[/accordion]