Sejarah Lagu Indonesia Raya Dan Penciptanya (#Paling Lengkap)

Sejarah Lagu Indonesia Raya mampu menjadi tutorial kita untuk lebih menghargai lagu dr negara sendiri. Setiap negara memiliki lagu kebangsaan yg menggambarkan wacana negara tersebut & berbagai hal yg berhubungan dgn lagu ini. Lagu Indonesia Raya merupakan lagu kebangsaan dr Republik Indonesia. Lagu dgn syair & nada yg indah ini selalu dinyanyikan pada dikala upacara atau pun hari-hari besar dr Indonesia.

Baca Juga :

Sejarah Lagu Indonesia Raya

Penulisan lagu Indonesia Raya dimulai semenjak tahun 1924 dimana tatkala itu Wage Rudofl Soepratman memperoleh tawaran dr H. Agus Salim untuk menuliskan sebuah lagu kebangsaan. Anjuran ini ditujukan dengan-cara biasa pada komponis-komponis yg ada di Indonesia untuk membuat lagu kebangsaan yg diumumkan pada suatu harian Fajar Asia.

Pencipta Lagu Indonesia Raya

Pencipta atau komposer dr Lagu Indonesia Raya ialah Wage Rudofl Soepratman. Wage Rudofl Soeratman merupakan anak dr Senen yg merupakan seorang sersan di Batalyon VIII. Soepratman memiliki saudara berjumlah enam. Tahun 1914 Soepratman ikut saudara perempuannya yg bernama Roekijem untuk bersekolah ke Makasar. Ia kemudian disekolahkan oleh suami kakaknya terebut. Soepratman mencar ilmu wacana Bahasa Belanda di seklah malam yg dijalankan selama tiga tahun kemudian ia pula bersekolah di Normalschool di Makassar sampai selesai. Kemudian Soepratman bekerja pada sebuah perusahaan dagang di Makasar kemudian pindah ke Bandung & bekerja selaku wartawan. (Baca Juga : Perang Gerilya Indonesia )

Soepratman kemudian tetap menekuni profesinya selaku wartawan hingga ia pindah lagi ke Jakarta. Di Jakarta ini kemudian ia mulai berkenalan dgn tokoh-tokoh muda & kemudian ia pula mulai kesengsem dgn pergerakan nasional. Kemudian rasa tak suka kepada penjajah khususnya pada Belanda makin tumbuh pada Soepratman sampai ia menuangkan dlm sebuah buku Perawan Desa. (Baca Juga : Sejarah Perjanjian Renville )

Karena buku itu kemudian ia dipindahkan ke Sengkang karena buku yg ia buat tersebut kemudian disita & tidak boleh untuk beredar oleh Belanda. Soepratman kemudian pindah lagi ke Makasar. Disana ia memperoleh pengetahuan tentang musik sebab kakaknya yg bernama Roekijem merupakan seorang yg begitu gemar dgn pentassandiwara & biola. Ia pula memperoleh wawasan dr Willem Ven Eldik yg merupakan suami dr kakak perempuannya tersebut. (Baca Juga : Sejarah Paskibraka )

Lagu Indonesia Raya merupakan lagu yg ia ciptakan sesudah ia membaca suatu surat kabar yg menantang para mahir musik Indonesia membuat lagu kebangsaan. Kemudian ia mulai bikin suatu lagu & kemudian pada tahun 1924 saat Soepratman berusia 21 tahun ia sudah melahirkan lagu Indonesia Raya tersebut. Karena ciptaanya tersebut ia pula selalu menjadi salah satu orang Indonesia yg paling dicari & dikejar oleh tentara & polisi Hindia Belanda. Hingga balasannya ia lari ke Surabaya & kemudian jatuh sakit di kota tersebut. Lagu terakhir yg menjadi lagu ciptaan dr Soepratman adalah lagu “Matahari Terbit” pada awal tahun 1938. (Baca Juga : Pertempuran Medan Area )

Kemudian ia ditangkap oleh pasukan Hindia Belanda sesudah memperdengarkan lagu terakhirnya tersebut bareng dgn pandu-pandu di NIROM jalan Embong Malang-Surabaya. Selanjutnya mereka menjinjing Soepratman ke penjara Kalisosok-Surabaya. Kemudian WR. Soepratman wafat pada tanggal 17 Agustus 1928 sebab sakit. Hingga selesai semasa hidupnya dimengerti bila Soepratman tak pernah beristri & pula tak pernah mengadopsi seorang anak.

Pertama Kali Lagu Indonesia Raya Diperkenalkan

Indonesia Raya yg mempunyai ejaan usang yg ditulis dgn Indonesia Raja ini pertama kali diperkenalkan pada saat Kongres Pemuda II di Batavia pada 28 Oktober 1928 di Batavia. Dengan pertama kali dikumandangkan ini bikin lagu ini menjadi salah satu tanda dr tumbuhnya pergerakan semangat nasional pada dikala itu. Karena lirik lagu yg berisi tentang suatu semangat kebangsaan & untuk menemukan kemerdekaan, Belanda sempat melarang lagu ini untuk diperdengarkan alasannya pihak Belanda menganggap lagu ini selaku ancaman. (Baca Juga : Sejarah Burung Garuda )

Pada dikala pertama kali diperdengarkan, Lagu Indonesia raya cuma diperdengarkan dengan-cara instrumental dgn memakai biola saja. Hal ini berkaitan sebab kondisi & suasana yg terjadi pada saat itu. Dengan mainan biola yg indah & nada yg manis bikin semua orang yg ada ditempat tersebut terpukau dgn Lagu Indonesia Raya tersebut.

Baca Juga :

Sejak Lagu Indonesia Raya ini diperdengarkan kemudian sejak itu jikalau ada partai politik Indonesia yg menyelenggarakan kongres kemudian Lagu Indonesia Raya menjadi lagu yg wajib untuk diputar & dinyanyikan. Lagu yg menjadi lambang persatuan & harapan untuk merdeka ini menjadi lagu yg terus untuk dimainkan & dinyanyikan.

Kemudian lagu Indonesia Raya ini selanjutnya diumumkan ke publik pada 10 November 1928 dgn memakai surat kabar Tionghoa yg berbahaya Melayu Sin Po. Dalam Surat kabar tersebut pula disebutkan wacana lagu Indonesia Raya yg memakai Tangga Nada C (natural) dgn catatan imbuhan Djangan Terlaloe Tjepat. Ada pula sumber lain yg merupakan goresan pena dr WR Supratman dimana lagu Indonesia Raya memakai Tangga Nada G dgn irama Marcia & ada pula catatan dr Jos Cleber pada tahun 29150 dgn menggunakan irama Maestoso con bravura atau kecepatan metronome 104. (Baca Juga : Peristiwa Rengasdengklok )

Lagu Indonesia Raya di Masa Penjajahan Jepang & Belanda

Sejarah Lagu Indonesia Raya pada masa penjajahan sangatlah diperjuangkan dgn sangat. Meskipun sebelumnya Jepang pernah memutar lagu Indonesia Raya di Radio Jepang tetapi setelah Jepang menduduki Indonesia, lagu Indonesia Raya kemudian dilarang untuk dikumandangkan. Bahkan naskah asli dr Supratman pun dirubah. Perubahan tersebut terjadi pada kepingan refrain yg dirubah menjadi : Indones’, Indones’ Moelia, Moelia tanahkoe, negrikoe yg Koetjinta Indones’, Indones’ Moelia Moelia, Hidoeplah Indonesia Raja. Hingga hasilnya setelah Jepang pergi dr Indonesia pada tahun 26 Juni 1958 terbentuk suatu peraturan ihwal lagu Indonesia Raya.  Pada tahun 1944 pada cuilan refrain tersebut kemudian dirubah lagi dgn lirik “Indonesia Raya, Merdeka merdeka, Tanahku, Negriku yg Ku cinta, Indonesia Raya, Merdeka Merdeka, Hiduplah Indonesia Raya. (Baca Juga : Pahlawan Nasional Wanita )

Karena isi dr lagu tersebut yg begitu menggelora & mampu menawarkan semangat pada rakyat Indonesia, kemudian bangsa Belanda sempat melarang lagu Indonesia Raya ini untuk dinyanyikan dengan-cara lazim. Hal ini dikarenakan lagu ini di ibaratkan mampu mengusik ketertiban & pula keamanan lazim.

Hal yg paling menganggu pihak Belanda yaitu adanya kata “merdeka, merdeka” pada lagu tersebut. Soepratman diinterogasi sebab itu kemudian ia menjawab kalau lirik lagu tersebut sudah diubah sebab pada aslinya lirik dr lagu tersebut yaitu “moelia, moelia”. Berbagai protes terus berdatangan hingga kemudian Indonesia Raya boleh dinyanyikan asal tanpa menggunakan kata ‘merdeka, merdeka’ & cuma boleh dinyanyikan diruangan tertutup saja.

Baca Juga :

Deskripsi Lagu Indonesia Raya

Dilihat dr susunan liriknya lagu ini termasuk dlm soneta atau sajak 14 baris yg disusun dr satu oktaf & satu sekstet. Meskipun lagu ini termasuk sebagai lagu yg ‘mendahului’ jaman pada masanya tetapi sebenarnya rangkaian soneta pula sudah mulai di kenal di Eropa terutama sesudah kurun Renaisans. Kemudian penggunaan soneta ini justru menjadi ide dimana sehabis penciptaan ini banyak pujangga atau musiman yg memakai bentuk soneta.

Lirik Lagu Indonesia Raya tergolong dlm seloka atau pula disebut dgn pantun berangkai yg mirip-mirip dgn cara empu Walmiki pada saat menulis epik Ramayana. Dengan liriknya yg indah tetapi mempunyai arti dlm inilah yg kemudian langsung membuat lagu ini menjadi lagu yg begitu sakti untuk mampu menyatukan seluruh elemen bangsa. Lagu Indonesia Raya pula menjadi salah satu lagu yg berdurasi tidak mengecewakan panjang pada masa itu dibandingkan dgn lagu lain yg cuma 19 detik saja.

Kemudian dengan-cara musikal, Lagu Indonesia Raya justru dimulaikan oleh orang Belanda yg berjulukan Jos Cleber. Beliau diberi peran oleh Kepala Studio RRI Jakarta Jusuf Ronodipuro untuk menyempurnakan lagu ini pada tahun 1950. Kemudian ia pula mendapatkan masukan dengan-cara langsung dr Ir. Soekarno perihal lagu ini sehingga hasilnya Lagu Indonesia Raya menjadi lagu yg syahdu, gagah & agung.

Perubahan Lagu Indonesia Raya

Tercatat saat ini Lagu Indonesia Raya telah mengalami pergeseran sebanyak 3 kali. Berbagai perubahan tersebut diantaranya yaitu versi asli yg merupakan model yg dibuat oleh Wage Rudofl Supratman, kemudian ada Lirik Resmi yg merupakan diumumkan pada tahun 1958 & pergantian yg terakhir adalah lirik Modern yg merupakan lagu yg digunakan hingga dikala ini.

Lagu Indonesia Raya pula pernah mengalami dua kali rekaman. Rekaman orisinil dijalankan pada tahun 1950 yg dilakukan oleh Jos Cleber yg dikerjakan pada tahun 1950. Rekaman lagu ini dikerjakan dr Jakarta Philharmonic Orcestra. Dalam rekaman ini, rekaman dilakukan dgn menggunakan bunyi rekaman stereo. Rekaman pada tahun ini dilakukan di Bandar Lampung & dilaksanakan sejak peresmian pada tanggal 1 Januari 1992.

Kemudian Lagu Indonesia Raya dilaksanakan rekaman ulang dgn memakai rekaman digital yg dilaksanakan di Australia. Rekaman ini dilaksanakan pada ketika bertepatan dgn terjadinya kerusuhan Mei 1998. Aransemen oleh Jos Cleber yg tersimpan di RRI Jakarta kemudian di aransemen oleh Addie Muljadi Sumaatmadja dimana Beliau bekerjasama dgn Twilite Orchestra yg kemudian diletakkan pada album pertama pada Simfoni Negeriku. Lagu Indonesia Raya memiliki durasi selama 1 menit 47 detik.

Kontroversi Lagu Indonesia Raya

Lagu Kebangsaan Republik Indonesia ini pernah dipermasalahkan oleh seorang seniman senior Indonesia yg berjulukan Remy Sylado pada sekitar tahun 1990-an. Ia menyebutkan bila lagu Indonesia Raya sebetulnya cuma menjiplak dr lagu yg sudah pernah diciptakan pada tahun 1960-an yg berjudul Lekka Lekka Pinda Pinda.

Namun hal ini kemudian di bantah oleh Kaye. A.Solapung yg pula merupakan seorang pengamat musik. Beliau menekankan jikalau apa yg diutarakan oleh Remi tersebut bekerjsama sudah pernah ditutuhkan oleh Amir Pasaribu pada tahun 1950-an. Kaye A. Solapung pula menyertakan jikalau pada usulan Amir pula membedah tentang aneka macam lagu yg ada pada literatur musik mirip Lekka Lekka Pinda Pinda dr Belanda & pula Boola-Boola dr Amerika Serikat. Namun dlm kajian tersebut dinyatakan kalau ketiga lagu antara Lekka-lekaa, Bolla-bolla & Indonesia Raya tidaklah mempunyai lagu yg sama persis, hanya saja memang memiliki ketukan yg sama yaitu 8 ketukan. Ditambahkan lagi kalau pada ketiga lagu ini pula memiliki chord yg berlainan sehingga sudah mampu dipastikan kalau Indonesia Raya tak menjiplak sama sekali.

Makara begitulah sejarah dr lagu indonesia raya yg sekarang menjadi lagu kebangsaan Indonesia. Semoga dgn mengenali sejarah & pula perjuangannya untuk menemukan lagu Indonesia Raya, kita makin mencintai lagu negara sendiri ketimbang lagu aneh. Semoga bermanfaat!

[accordion]

[toggle title=”Artikel Terkait” state=”closed”]

[/toggle]

[toggle title=”Artikel Lainnya”]

[/toggle]

[/accordion]

  Sejarah Museum Balla Lompoa Makassar Sulawesi Selatan