Sejarah Kota Pontianak – Perkembangan Dan Asal Usul Nama (Lengkap)

Sejarah Kota Pontianak ialah ibukota Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia. Kota Pontianak pula diketahui sebagai Kota Khatulistiwa. Disebut Kota Khatulistiwa karena potongan utara Kota Pontianak atau lebih tepatnya kawasan Siantan dilalui garis lintang khatulistiwa. Bahkan di kawasan Siantan terdapat Tugu Khatulistiwa sebagai tonggak garis ekuator yg dibangun pada tahun 1928 oleh mahir geografi Belanda.

Baca Juga :

Sejarah Kota Pontianak

Sejarah Kota PontianakSetiap dua tahun sekali, terdapat fenomena unik dimana matahari sempurna berada di atas kepala sehingga Tugu Khatulistiwa & benda disekelilingnya tak mempunyai bayangan, fenomena ini terjadi pada tanggal 21-23 Maret & 21-23 September. Selain Tugu Khatulistiwa, Kota Pontianak pula dilalui fatwa sungai terpanjang di Indonesia yakni Sungai Kapuas & Sungai Landak. (Baca juga: Sejarah Candi Kalasan)

Dahulu, pada tahun 1963 Kota Pontianak menggunakan zona waktu WITA, namun pada tahun 1988 bersama Kalimantan Tengah & Kalimantan Barat menurut keputusan presiden, dua wilayah ini menggunkan zona waktu WIB. Sehingga pada tahun 1988 Kota Pontianak merayakan dua kali tahun gres yakni pukul 00:00 WITA (23:00 WIB) & 00:00 WIB.

Kota Pontianak diresmikan oleh Syarif Abdurrahman Alkadrie pada 23 Oktober 1771. Berawal dr perjalanan Syarif Abdurrahman Alkadrie membuka lahan hutan di persimpangan Sungai Landak, Sungai Kapuas Kecil & Sungai Kapuas Besar untuk dijadikan tempat kekuasaan Beliau. Berdirinya Masjid Jami’ (sekarang Masjid Sultan Syarif Abdurrahman) & Istana Kadariah yg berada di Kelurahan Dalam Bugis, Kecamatan Pontianak Timur mengukuhkan Syarif Abdurrahman Alkadrie sebagai Sultan Pontianak pada tahun 1778.

Baca juga:

Sejarah Kota Pontianak Menurut V.J Verth

Menurut sejarahwan Belanda V.J Verth dlm bukunya Borneos Wester Afdeling, yg isinya sedikit berlawanan dgn dongeng yg beredar di kelompok penduduk . Ditulis dlm bukunya, Belanda memasuki Kota Pontianak tahun 1773 dr Batavia. Disebutkan bahwa Syarif Abdurrahman Alkadrie merupakan anak dr Al Habib Husin yg meninggalkan Kerajaan Mempawah untuk merantau. Dalam perjalanannya, Syarif Abdurrahman Alkadrie menetap di Banjarmasin & menikah dgn adik Sultan Banjar Sunan Nata Alam & berhasil dilantik menjadi seorang pangeran. Menjalankan tugasnya sebagai pangeran, Syarif Abdurrahman sukses dlm perniagaan & menghimpun cukup duit untuk modal mempersenjatai kapal miliknya yg digunakan untuk melawan penjajahan Belanda.

Dengan pinjaman Sultan Pasir, Syarif berhasil membajak kapal Belanda, pula kapal Inggris & Prancis. Dari hasil pembajakan kapal para penjajah inilah Syarif Abdurrahman sukses menghimpun uang dlm jumlah besar yg akan digunakan Beliau untuk membangun pemukiman di percabangan Sungai Kapuas. Yang sekarang derah ini dinamakan Pontianak. (Baca juga: Sejarah Radio)

Kolonialisme Belanda Di Kota Pontianak

Pada tahun 1778, Belanda dr Batavia memasuki Pontianak yg dipimpin oleh Willem Ardinpola. Di Pontianak, Belanda disambut baik bahkan bertempat tinggal di seberang kesultanan (sekarang disebut Tanah Seribu atau Verkendepaal). Kemudian pada tanggal 5 Juli 1779, Belanda menciptakan persetujuandgn Sultan yg berisi bahwa Belanda menghendaki kawasan Tanah Seribu sebagai pusat kegiatan bangsa Belanda. Dimana di daerah ini Belanda membuat sistem pemerintahan (daerah kekuasaan yg dipimpin semacam bupati) yg mempunyai badan pemerintahan untuk mengorganisir kekayaan pemerintah & mengurus pajak. (Baca juga: Sejarah Olahraga di Indonesia)

Sultan Yang Memimpin Kesultanan Pontianak

  1. Syarif Abdurrahman Alkadrie (1771-1808)
  2. Syarif Kasim Alkadrie (1808-1819)
  3. Syarif Osman Alkadrie (1819-1855)
  4. Syarif Hamid Alkadrie (1855-1872)
  5. Syarif Yusuf Alkadrie (1872-1895)
  6. Syarif Muhammad Alkadrie (1895-1944)
  7. Syarif Thaha Alkadrie (1944-1945)
  8. Syarif Hamid Alkadrie (1945-1950)

Pada tahun 1946 Pontianak ditetapkan sebagai Stadsgemeente yg dipimpin oleh R.Soepadan & rampung di tahun 1948. pembentukkan stadsgemeente cuma bersifat sementara. Kemudian di tahun 1949 Kerajaan Pontianak membentuk pemerintahan kota & walikota pertama ialah Rohanan Muthalib yg merupakan perempuan pertama yg menjadi walikota Pontianak.

Baca juga:

Asal Usul Nama Pontianak

1. Versi pertama : Nama Hantu

Banyak kisah menilai bahwa nama Pontianak berasal dr nama hantu permpuan kuntilanak. Diceritakan bahwa tatkala Syarif Abdurrahman bareng rombongan untuk menyisir hutan biar dapat dijadikan tempat pemukiman para rombongan diusik makhluk astral dr arah hutan. Berada di delta konferensi Sungai Kapuas Kecil, Sungai Kapuas Besar & Sungai Landak para rombongan diusik oleh suara jeritan & tangisan menyeramkan yg datangnya dr arah tengah hutan yg diduga berasal dr makhluk astral, kuntilanak.

Banyak anggota rombongan yg merasa ketakutan ingin segera menuntaskan pekerjaan kemudian pulang. Karena gangguan yg dialami oleh para rombongan, Syarif Abdurrahman merasa bahwa suara-suara itu sangat mengusik rombongannya & menghalangi pekerjaan. Dengan inisiatifnya, Syarif Abdurrahman membawa meriam ke hutan & menembakkan meriam tersebut kearah sumber bunyi. Dan benar saja, bunyi-bunyi menyeramkan tersebut berangsur-angsur menghilang sehingga pekerjaan dapat dilakukan & para rombongan merasa tenang. (Baca juga: Sejarah Jembatan Ampera)

Namun, ada yg menyampaikan bahwa suara mengerikan tersebut berasal dr kumpulan perompak yg bersembunyi di dlm hutan biar tak diketahui oleh siapapun. Sebab kawasan tersebut masih tertutup rimbunnya hutan sehingga akan terasa aman bagi mereka.

2. Versi Kedua : Ayunan Anak

Kota Pontianak merupakan suku Melayu, yg diceritakan bahwa Kota Pontianak berasal dr ayunan anak yg berada di sekeliling Masjid Jami’ yg biasa dipakai oleh anak-anak yg keluarganya bekerja. (Baca juga: Sejarah Runtuhnya Bani Ummayah)

3. Versi Ketiga : Pohon Punti

Pohon punti atau Pohon Ponti mempunyai arti pohon-pohon yg tinggi. Pada jaman itu, Pulau Klimantan dikenal selaku kepulauan yg mempunyai pohon-pohon tinggi yg besar. Penyebutan pohon ponti ini terbukti dr isi surat antara Husein bin Abdul Rahman Al-Aidrus pada Syarif Yusuf Al-Kadrie.

4. Versi keempat : Pontian

Beawal dr posisi Kota Pontianak yg strategis selaku Pontian (Pemberhentian atau tempat singgah). Banyak pelaut ataupun penjualyg menjadikan lokasi ini sebagai tempat singgah sementara. Di Malaysia pula terdapat tempat bernama Pontian yg dipakai untuk tempat singgah sementara atau tempat pemberhentian.

Baca juga:

5. Versi Kelima : Kun Tian

Kun Tian merupakan pelafalan bahasa mandarin yg berarti “tempat pemberhentian”. Logat penduduk tionghoa biasanya menawarkan penambahan lafal di final kalimat atau kata tetapi tak meminimalisir atau memperbesar arti dr kalimat yg sebetulnya, mirip duit(nga), kendaraan beroda empat(aa). Sehingga dlm pelafalan Kun Tian menjadi Kun Tian(na), & sebagian besar orang renta tionghoa di Pontianak masih memakai Kun Tian untuk menyebut Pontianak. (Baca juga: Sejarah Burung Garuda)

6. Versi Keenam : Pintu Anak

Pintu Anak yg dimaksud merupakan dua anak sungai yakni Sungai Kapuas & Sungai Landak. Dimana, lokasi pertama pemukiman di Pontianak berada di delta Sungai Kapuas Besar, Sungai Kapuas Kecil & Sungai Landak.

Keunikan Kota Pontianak

Banyak klarifikasi mengenai Sejarah Kota Pontianak, mulai dr mitos, dongeng rakyat, hingga ilmiah. Namun, apapun ceritanya tetap saja Kota Pontianak mempesona untuk dibahas. Banyak keunikan yg dimiliki oleh Kota Pontianak seperti berikut: (Baca juga: Sejarah Alat Musik Angklung)

1. Kota Khatulistiwa

Terletak pada garis lintang 0 derajad bertepatan dgn garis khatulistiwa menciptakan iklim di Kota Pontianak memiliki iklim tropis dgn curah hujan tinggi pada bulan Mei sampai September. Cuaca yg menguntungkan ini banyak menunjukkan manfaat bagi masyarakat maupun alam. Seperti curah hujan yg tinggi dapat membuat pepohonan dihutan kian subur, sedangkan di mata masyarakat dapat membantu pertanian & perkebunan mereka.

2. Penghasil Lidah Buaya Raksasa

Siapa yg tak tahu flora pengecap buaya? sering kita lihat lidah buaya pada kemasan produk kecantikan seperti shampo atau lulur mandi. Namun tahukah kalian bahwa terdapat Lidah Buaya raksasa yg dihasilkan oleh Kota Pontianak. Seperti namanya, Lidah Buaya Raksasa mempunyai ukuran yg sungguh besar ketimbang lazimnya . Lidah buaya raksasa ini biasanya dipakai untuk menciptakan jeli, puding, keripik dll oleh penduduk sekitar guna memaksimalkan harga jual. Lidah buaya raksasa sendiri diperdagangkan ke luar pulau. (Baca juga: Sejarah Gitar)

3. Monumen Kulminasi Matahari

Kulminasi merupakan fenomena alam berkaitan dgn matahari. Dimana matahari berada di atas kepala kita & menciptakan bayang bayang menghilang. Hal mirip ini hanya ada di Kota Pontianak yg dilalui garis Khatulistiwa.

4. Dilalui Sungai Kapuas

Sungai Kapuas ialah sungai terpanjang di Kalimantan bahkan di Indonesia. Sungai Kapus menjadi sangat penting bagi penduk sekitar, dimana masih banyak yg menggunakan sungai selaku tempat melaksanakan kesibukan sehari-hari serta di pecahan hulu sungai dipergunakan sebagai jalur jual beli. (Baca juga: Sejarah Sepak Bola)

5. Festival Meriam Karbit

Melihat sejarah bahwa Syarif Abdurrahman mengusir gangguan makhluk astral menggunakan meriam tatkala akan membuka lahan untuk pemukiman. Masyarakat Pontianak melaksanakan sebuah pekan raya meriam yg dilaksanakan menjelang bulan Ramadhan. Meriam yg digunakan sungguh aman & mudah dicari cuma menggunakan sebilah bambu, karbit & api kalian sudah dapat menciptakan merian kalian sendiri.

6. Pontianak Kota Bersinar

Letak Pontianak yg dilalui garis matahari (khatulistiwa) menciptakan cuaca di siang hari sangat panas dibandingkan dengan kota lain di Indonesia. Bahkan di malam hari masih terdapat pantulan cahaya matahari hingga membuat langit berwarna kemerahan.

Baca juga:

7. Masjid Mujahidin

Masjid Mujahidin merupakan suatu bangunan masjid megah yg diperuntukkan pada pejuang muslim yg gugur untuk merebut kenerdekaan. (Baca juga: Sejarah Benua Amerika)

Iklim, Topografi & Perekonomian Kota Pontianak

Struktur tanah Kota Pontianak berbentuklapisan tanah gambut bekas endapan lumpur Sungai Kapuas. Dengan iklim berupa iklim tropis dgn suhu 28-32 derajat celcius. Besarnya curah hujan di Kota Pontianak berkisar 3.000 hingga 4.000 mm per-tahun.

Keadaan iklim yg menguntungkan ini merupakan anugerah bagi penduduk lokal bagaimana tidak, dgn iklim mirip ini penduduk mampu bercocok tanam. Dengan penghasilan seperti Ubi, Lidah buaya, Pisang, Nanas & Nangka. (Baca juga: Sejarah Benua Atlantis)

Di sektor perdagangan ditandai dgn banyaknya & berkembangnya bangunan-bangunan tinggi mirip mall, hotel, dll. Kebanyakan perekonomian Kota Pontianak berasal dr sektor Industri, Pertanian & Perdagangan. Sedangkan di sektor industri terdapat kurang lebih 34 perusahaan di Kota Pontianak. Produksi tertinggi berasal dr perusahaan penghasil karet. Sedangakan sentra industri kecil pendapatan paling besar dr sektor makanan ringan. (Baca juga: Sejarah Benua Antartika)

Masih ada banyak yg perlu kalian ketahui ihwal Kota Pontianak selain sejarahnya yg unik & historis. Masih banyak sektor di bidang lain yg menawan untuk dibahas mirip bidang pariwisata & kuliner.

Pariwisata Di Kota Pontianak 

Kota Pontianak didominasi oleh suku Dayak, Melayu & Tionghoa. Dimana ketiga suku yg menetap di Pontianak ini mempunyai program besar entah keagamaan atau adat yg mampu menggaet turis dlm maupun luar negeri. Seperti Suku Dayak memiliki pesta syukur atas kelimpahan panen yg disebut Gawai atau masyarakat Tionghoa memiliki pesta tahun baru Imlek, Cap Go Meh & peringatan sembahyang kubur. (Baca juga: Sejarah Brunei Darussalam)

Juga terdapat pula lomba dayung hias & tradisional yg merupakan perlombaan sampan tradisional yg telah dihiasi & mewakili kawasan masing-masing. Atau Festival Budaya Bumi Khatulistiwa yg diadakan dua tahun sekali, & yg mempesona pada festival ini dirangkaikan pula dgn insiden alam yg terjadi di Kota Pontianak yaitu kulminasi matahari.

Kuliner Di Kota Pontianak

Ada wisata tentu ada kuliner, tak ketinggalan kuliner khas Pontianak yg wajib kalian coba. Mungkin sebagian kalian pernah mendengar namanya mirip: (Baca juga: Sejarah Gudeg)

  • Kembang tahu
  • Lemang
  • Bakpao
  • Bakcang
  • Kaloci atau Kue Mochi
  • Kwetiau
  • Kue Bulan

Jika diperhatikan, Sejarah Kota Pontianak ini memiliki beberapa model mulai dr sisi mistis, dongeng rakyat sampai alamiah. Keunikan yg dimiliki Kota Pontianak yg populer ialah kota yg dilalui garis lintang, garis khatulistiwa.

Keunikan utama Kota Pontianak ialah berada di lintang garis khatulistiwa pula fenomena alam yg unik. Namun, dr segala aspek keunikan yg ada, kalian pula sepantasnya mengetahui sejarah yg dilalui Kota Pontianak. (Baca juga: Sejarah Hari Valentine)

[accordion]

[toggle title=”Artikel Terkait” state=”closed”]

[/toggle]

[toggle title=”Artikel Lainnya”]

[/toggle]

[/accordion]

  4 Kebudayaan Zaman Neolitikum (Zaman Kerikil Muda)