31 Candi Peninggalan Budha Di Indonesia

Agama Budha yg masuk ke Indonesia sejak periode ke 2 Masehi telah banyak mempengaruhi aspek kehidupan penduduk , seperti aspek kehidupan politik, ekonomi, sosial & budaya Indonesia serta mengganti keyakinan penduduk Indonesia yg mulanya animisme & dinamisme menjadi yakin pada anutan Sidharta Gautama. Agama Budha sudah meninggalkan beberapa bangunan bernilai historis tinggi berupa candi-candi yg kini tersebar di Pulau Jawa maupun luar Jawa.

Candi merupakan salah satu jenis karya seni tiga dimensi yg digunakan untuk tempat tinggal para tuhan yg bergotong-royong, yakni Gunung Mahameru, sehingga seni arsitekturnya dihias dgn aneka macam macam goresan & pahatan berupa contoh hias yg diadaptasi dgn alam Gunung Mahameru. Candi lazimnya merujuk pada suatu bangunan keagamaan tempat ibadah peninggalan purbakala yg berasal dr peradaban Buddha.

Bangunan candi sering digunakan selaku tempat pemujaan atau memuliakan Buddha. Selain itu, Istilah ‘candi’ tak hanya dipakai oleh penduduk untuk menyebut tempat ibadah saja, banyak situs purbakala non-religius dr masa Buddha Indonesia klasik pula disebut dgn ungkapan candi.

Ciri-ciri candi Budha yaitu:

  1. Adanya stupa pada puncak candi, seperti seperti abu jenazah, kerangka, potongan kuku, rambut atau gigi yg diandalkan milik Buddha Gautama/ Bhiksu Buddha terkemuka/ keluarga kerajaan penganut Buddha,
  2. Adanya arca Buddha Gautama
  3. Adanya relief yg mengisahkan aliran agama Budha
  4. Bentuk bangunan bertingkat & cenderung tambun
  5. Fungsi terutama selaku tempat pemujaan
  6. Struktur candi terbagi menjadi 3 yakni kamadatu, rupadatu & arupadatu
  7. Pada pintu candi terdapat Kala dgn ekspresi menganga dgn makara ganda di masing – masing sisi pintu tanpa rahang bawah.
  8. Candi utama berada di tengah candi-candi kecil, seperti Candi Borobudur

Berikut ini yakni beberapa candi peninggalan agama Budha di Indonesia :

  1. Candi Borobudur

Candi Borobudur yaitu candi peningalan agama Budha & tergolong salah satu dr 7 keajaiban dunia. Candi ini terletak di Magelang, Jawa Tengah, kurang lebih 100 km arah Barat Daya kota Semarang atau 40 km arah Barat Laut kota Yogyakarta & 86 km di sebelah barat Surakarta. Candi Borobudur dibangun oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800 Masehi masa pemerintahan wangsa Syailendra dr kerajaan Mataram.

Candi Borobudur berbentuk punden berundak dgn 6 tingkat serpihan bawah berbentuk bujur sangkar, 3 tingkat pecahan atas berbentuk bundar melingkar. Di puncak candi, ada sebuah stupa utama yg teletak di tengah sekaligus memahkotai candi & dikelilingi oleh tiga barisan melingkar 72 stupa berlubang yg didalamnya terdapat arca Buddha tengah duduk bersila dlm posisi teratai tepat dgn mudra (perilaku tangan) Dharmachakra mudra (memutar roda dharma).

Candi Borobudur merupakan kerikil yg dibangun sebagai tempat suci untuk memuliakan Buddha & sebagai tempat ziarah untuk menuntun umat insan sesuai ajaran agama Buddha. Kini, Candi Borobudur pula digunakan sebagai tempat rekreasi yg paling banyak dikunjungi wisatawan.

  1. Candi Mendut

Candi dgn tinggi bangunan 26,4 meter ini terletak di Jalan Mayor Kusen, Desa Mendut, Kecamatan Mungkid, Magelang, Jawa Tengah. Letak candi berada sekitar 3 kilometer dr candi Borobudur & diperkirakan dibentuk pada masa pemerintahan Raja Indra dr dinasti Syailendra sekitar tahun 824 Masehi. J.G. de Carparis seorang arkeolog Belanda mendapatkan jejak keberadaan candi ini pada tahun 1908.

Di dlm Prasasti Karangtengah, disebutkan bahwa Raja Indra membangun bangunan suci berjulukan veluvana yg artinya adalah hutan bambu. Candi ini dihiasi dgn goresan makhluk-makhluk kahyangan, mirip bidadari, dua ekor simpanse & seekor garuda. Candi yg terbuat dr kerikil bata dgn epilog kerikil alam ini terletak pada suatu basement yg tinggi.

Tangga naik & pintu masuk candi menghadap ke barat-daya; atap candi bertingkat tiga & dihiasi dgn 48 stupa-stupa kecil; serpihan atas basement terdapat lorong yg mengelilingi tubuh candi. Di bagian depan Arca Buddha, terdapat relief berupa roda & diapit sepasang rusa yg melambangkan Buddha; sebelah kiri terdapat arca Awalokiteśwara (Padmapāņi) & sebelah kanan arca Wajrapāņi. Relief-reliefnya yaitu berupa tabrakan Rrahmana & seekor kepiting; angsa & kura-kura; Dharmabuddhi & Dustabuddhi & dua burung betet yg berbeda.

Baca juga:

  1. Candi Ngawen

Candi Ngawen yg terletak di desa Ngawen, Magelang, dibangun pada masa kekuasaan wangsa Syailendra atas Kerajaan Mataram Kuno. Candi ini terdiri dr dua candi kecil yg dihiasi oleh patung singa pada keempat sudutnya. Relief di sisi candi terdapat tabrakan Kinnara, Kinnari & kala-makara. Candi ini dibangun oleh wangsa Syailendra pada kurun ke-8 zaman Kerajaan Mataram Kunoa sekitar tahun 824 M.

  1. Candi Lumbung

Candi Lumbung yg dibentuk pada abad ke-9 Masehi di masa Kerajaan Mataram Kuno ini  berada di sebelah candi Bubrah, Klaten. Candi Lumbung merupakan kumpulan dr suatu kompleks candi utama bernuansa Buddha yg dikelilingi oleh 16 buah candi kecil yg keadaannya masih relatif cukup manis & banyak dikunjungi para turis luar negeri.

  1. Candi Banyunibo

Candi Banyunibo dibangun pada zaman Kerajaan Mataram Kuno sekitar kurun ke-9 M & terdapat sebuah stupa di kepingan atasnya yg menyebabkan ciri khas dr candi bercorak Buddha. Candi Banyunibo yg memiliki arti air jatuh menetes (dalam bahasa Jawa) terletak di sebelah timur kota Yogyakarta & berada tak jauh dr Candi Ratu Boko. Ciri-ciri dr terdapat ukiran relief kala-makara. Candi yg mempunyai cuilan ruangan tengah ini pertama kali didapatkan & diperbaiki kembali pada tahun 1940-an, & sekarang berada di tengah wilayah persawahan.

  1. Candi Muara Takus

Candi Muara Takus yg terbuat dr kerikil sungai, watu pasir & kerikil bata ini terletak di Desa Muara Takus, Riau, tepatnya di 134 km dr arah Barat kota Pekanbaru. Di dalamnya, terdapat beberapa bangunan candi yakni Candi Sulung/ Tua, Bungsu, Mahligai & Palangka. Para pakar belum mampu memilih dengan-cara pasti kapan candi diresmikan, tetapi candi ini dianggap telah ada pada zaman keemasan Sriwijaya.

Kompleks candi tertua di Sumatera ini dikelilingi tembok berskala 74 x 74 meter & tembok tanah sebesar 1,5 x 1,5 kilometer yg mengelilingi kompleks sampal ke pinggir Sungai Kampar Kanan, Riau. Candi ini dicalonkan untuk menjadi salah satu situs warisan dunia UNESCO pada tahun 2009

  1. Candi Brahu

Candi Brahu yg didirikan abad ke 15 Masehi ini dibangun dgn gaya & kultur Buddha. Candi peninggalan agama Budha ini digunakan selaku krematorium mayit raja-raja Kerajaan Brawijaya. Candi ini merupakan salah satu candi yg terletak di dlm daerah situs arkeologi Trowulan, yg berada satu kompleks vihara dgn Patung Buddha Tidur, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Sejarah patung buddha tidur pun tak berlainan jauh dgn sejarah candi brahu.

Candi yg berasal dr kata wanaru atau warahu dibangun dgn watu bata merah, menghadap ke arah barat dgn panjang sekitar 22,5 m, lebar 18 m & ketinggi 20 meter. Di sekitar candi ini terdapat candi-candi kecil, yaitu Candi Muteran, Candi Gedung, Candi Tengah, & Candi Gentong.

  1. Kompleks Percandian Batujaya

Kompleks Percandian Batujaya merupakan kompleks sisa-sisa percandian Buddha kuno yg terletak di Kecamatan Batujaya, Karawang, Jawa Barat. Ciri-ciri percandian ini cuma ditemukan serpihan kaki atau dasar bangunan, kecuali sisa bangunan di situs Candi Blandongan. Candi-candi yg sebagian besar berada di dlm tanah berupa gundukan bukit.

Artikel Terkait:

  1. Candi Sumberawan

Candi Sumberawan cuma berupa stupa kaki & badan ini terletak di Desa Toyomarti, Kecamatan Singosari, Malang dgn jarak sekitar 6 km dr Candi Singosari. Candi ini dibentuk dr watu andesit dgn panjang 6,25 m, lebar 6,25 m & tinggi 5,23 m & dibangun pada ketinggian 650 mdpl, di kaki bukit Gunung Arjuna. Candi ini dikelilingi suatu telaga yg sungguh bening airnya, sehingga candi ini sering disebut Candi Rawan.

Di atas kaki candi ini berdiri stupa berupa bujur kandang, sisi delapan dgn alas Padma, & kepingan atasnya berupa genta (stupa) yg puncaknya telah hilang. Diperkirakan candi ini dahulu memang diresmikan untuk pemujaan. Bentuk stupa candi ini memperlihatkan latar belakang keagamaan yg bersifat Buddhisme.

  1. Candi Sewu

Candi Sewu (Manjusrughra) merupakan candi Buddha paling besar kedua sehabis Candi Borobudur yg berada di dlm kompleks Candi Prambanan. Candi Sewu diperkirakan dibangun pada saat kerajaan Mataram Kuno oleh raja Rakai Panangkaran (746 – 784) kurun ke-8. Di dlm candi bahu-membahu hanya terdapat 249 candi, namun alasannya legenda Roro Jonggrang, candi ini dinamakan candi sewu (seribu) alasannya jumlah candi yg sungguh banyak. Kompleks Candi Sewu terletak di Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Klaten, Jawa Tengah.

Berdasarkan Prasasti Kelurak & Prasasti Manjusrigrha, nama asli candi ini yaitu ”Prasada Vajrasana Manjusrigrha”. Prasada ini artinya candi atau kuil, sedangkan Vajrajasana artinya tempat Wajra (intan atau halilintar) bertakhta, sedangkan Manjusri-grha artinya rumah Manjusri, salah satu Boddhisatwa dlm anutan buddha.

  1. Candi Kalasan

Candi Kalasan (Candi Kalibening) merupakan suatu candi yg dikategorikan sebagai candi umat Buddha di desa Kalasan, Sleman, Yogyakarta  Candi yg mempunyai 52 stupa ini dibangun untuk menghormati Bodhisattva perempuan, Tarabhawana & dibangun untuk Maharaja Tejapurnapana Panangkaran (Rakai Panangkaran) dr keluarga Syailendra pada tahun 778 M. Candi setinggi 24 m dgn pondasi berupa  Greek Cross  ini dipahat & dilapisi getah yg berfungsi sebagai pelindung lumut.

  1. Candi Bahal

Candi Bahal yg terbuat dr bata merah ini merupakan kompleks Candi Buddha yg terletak di Desa Bahal, Kecamatan Padang Bolak, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Candi ini memiliki 3 Biaro Bahal yg saling bekerjasama & dlm satu garis yg lurus; dibentuk dr bata merah, kecuali arca-arcanya yg yang dibuat dr kerikil keras. Candi ini berasal dr Kerajaan Pannai (pelabuhan di pesisir Selat Malaka) dgn hiasan papan-papan sekelilingnya terukir tokoh Yaksa berkepala binatang, yg sedang menari-nari. Di sisi timur candi terdapat gerbang yg menjorok keluar & di kanan-kirinya diapit oleh dinding setinggi sekitar 60 cm.

  1. Candi Pawon

Candi Pawon ialah nama sebuah candi Budha yg berada di antara Candi Mendut & Candi Borobudur, Kabupaten Magelang. Candi yg dibangun saat Kerajaan Mataram Kuno abad ke 826 M mempunyai ciri-ciri terdapat 3 buah gambar di penggalan depannya, banyak dihiasi stupa & emiliki 2 buah jendela kecil di belakang temboknya. Dinding-dinding luar Candi Pawon dihias dgn relief pohon hayati (kalpataru) yg diapit pundi-pundi & kinara-kinari (mahluk setengah insan setengah burung/berkepala manusia berbadan burung).

  1. Kompleks Candi Muaro Jambi

Kompleks Percandian Muara Jambi yakni sebuah kompleks percandian agama Buddha yg terluas di Indonesia & merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya & Kerajaan Melayu. Kompleks percandian yg berasal dr kurun ke-11 M ini terletak di Kecamatan Muara Sebo, Kabupaten Muara Jambi, Jambi. Sejak tahun 2009 Kompleks Candi Muaro Jambi telah dicalonkan ke UNESCO untuk menjadi Situs Warisan Dunia.

Kompleks percandian Muaro Jambi terletak pada tanggul alam kuno Sungai Batanghari & mempunyai luas 12 km persegi, panjang lebih dr 7 kilometer serta luas sebesar 260 hektar yg membentang searah dgn jalur sungai. Kompleks percandian ini berisi 61 candi yg sebagian besar masih berupa gundukan tanah (menapo) yg belum dikupas (diokupasi).

  1. Candi Plaosan

Candi Plaosan merupakan sebutan untuk kompleks percandian yg terletak di Dukuh Plaosan, Klaten, Jawa Tengah. Kompleks candi ini dibangun pada era ke-9 oleh Raja Rakai Pikatan & Sri Kahulunan pada zaman Kerajaan Mataram Kuno serta mempunyai arca Buddha & candi-candi perwara (pendamping/kecil) yg berupa stupa. Kompleks ini terdiri atas Candi Plaosan Lor & Candi Plaosan Kidul yang dikelilingi oleh 116 buah stupa pewara & 50 candi pewara serta terdapat 6 buah arca di dlm kamar candi induk.

Artikel Terkait:

  1. Candi Sari

Candi Sari yaitu candi Buddha yg berada tak jauh dr Candi Kalasan & Candi Prambanan, yaitu di penggalan sebelah timur maritim dr kota Yogyakarta & tak begitu jauh dr Bandara Adisucipto. Candi ini dibangun pada sekitar era ke-8 & ke-9 M & terdapat 9 buah stupa yg tersusun dlm 3 formasi sejajar. Bentuk bangunan candi & tabrakan relief yg ada pada dinding candi sungguh mirip dgn relief di Candi Plaosan. Masing-masing stupa ini digunakan untuk tempat meditasi bagi para pendeta Buddha (bhiksu) & dipakai untuk tempat mencar ilmu & berguru bagi para bhiksu.

  1. Candi Sojiwan

Candi Sojiwan yaitu sebuah candi Buddha yg terletak di desa Kebon Dalem Kidul, kecamatan Prambanan, kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Ciri khas candi ini ialah adanya 20 relief di kaki candi yg berafiliasi dgn kisah-cerita Pancatantra atau Jataka dr India. Candi Sojiwan dibangun antara tahun 842 & 850 Masehi. Candi ini dinamai mirip nama Ratu Nini Haji Rakryan Sanjiwana, yg dipercaya dipersembahkan untuknya sebagai candi pedharmaan.

Kompleks candi ini menghadap ke barat dgn luas seluruhnya 8.140 meter persegi & tinggi 27 meter. Pada kaki candi ini terukir relief fabel kisah satwa Jataka mengelilingi kaki candi & di sisi timur tangga candi ini diapit arca makara; pada ujung atas tangga terdapat gawang pintu gerbang berukir kala.

  1. Candi Sanggrahan

Candi Sanggrahan yaitu candi umat Budha yg terletak di Desa Sanggrahan, Tulungagung, Jawa Timur. Candi yg merupakan peninggalan sejarah kerajaan majapahit ini berbentuk bujursangkar & dibangun sekitar tahun 1350. Dulu, candi ini adalah tempat penyimpanan debu kerabat raja Majapahit. Bagian kaki candi setinggi dua meter & terdapat dinding relief harimau. Di kepingan tangga ada reruntuhan watu bekas gapura.

  1. Candi Jago

Candi Jago dibangun pada tahun 12 M & terletak di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Candi Jago didirikan pada masa Kerajaan Singhasari dgn ciri-ciri terdapat beberapa relief Kunjarakarna & Pancatantra serta cuilan atas candi cuma tersisa sebagian alasannya adalah tersambar petir. Candi ini tersusun atas bahan batu andesit & disusun seperti teras punden berundak dgn panjang 23,71 m, lebar 14 m & tinggi 9,97 m.

  1. Kompleks Percandian Batujaya

Kompleks Percandian Batujaya yaitu suatu suatu kompleks sisa-sisa percandian Buddha antik yg terletak di tengah-tengah daerah persawahan & sebagian di bersahabat permukiman penduduk serta tak berada jauh dr garis pantai utara Jawa Barat (Ujung Karawang) Kecamatan Batujaya, Karawang, Jawa Barat. Situs ini disebut percandian alasannya terdiri dr sekumpulan candi yg tersebar di beberapa titik. Percandian ini memiliki luas 5 km2 & tak pernah kering sepanjang tahun, baik pada trend kemarau ataupun pada isu terkini hujan.

21. Candi Jiwa

Struktur bagian atas candi berupa seperti bunga padma (bunga teratai) yg kepingan tengahnya terdapat denah struktur melingkardan tak adanya tangga di dalamnya. Bangunan Candi Jiwa yang dibuat dr lempengan-lempengan kerikil bata. Kata Jiwa berasal dr sifat unur (gundukan tanah yg mengandung candi) yg dianggap mempunyai “jiwa”. Bentuk paleografi goresan pena beberapa prasasti ditemukan di candi ini & cara analogi tipologi temuan-temuan arkeologi, seperti keramik Cina, gerabah, votive tablet, lepa (pleister), hiasan arca-arca stucco & bangunan bata banyak menolong.

22. Candi Bojongmenje

Candi Bojongmenje merupakan komplek purbakala agama Budha & merupakan peninggalan masa pra-Islam di Jawa Barat yg terletak di Dusun Bojongmenje, Kelurahan Cangkuang, Kecamatan Rancaekek, Bandung, Jawa Barat. Situs ini terletak di dekat tempat industri, sehingga keberadaannya terancam. Candi Bojongmenje diduga luasnya sekitar enam kali enam meter & disangka pula candi-candi sejenis yg didirikan oleh masyarakat tersebut selaku tempat ibadahnya.

23. Candi Bubrah

Candi Bubrah ialah salah satu candi Buddha yg berada di dlm kompleks Taman Wisata Candi Prambanan di antara Percandian Rara Jonggrang & Candi Sewu. Candi ini terletak di Dukuh Bener, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah. Candi ini bernama ‘Bubrah’ sebab keadaan candi ini ditemukan dlm kondisi rusak (bubrah dlm bahasa Jawa).

Candi ini dibangun pada zaman Kerajaan Mataram Kuno masa ke-9. Candi ini mempunyai ukuran 12 m x 12 m terbuat dr jenis kerikil andesit, dgn sisa reruntuhan setinggi 2 meter saja. Saat ditemukan masih terdapat beberapa arca Buddha, walaupun tak utuh lagi.

24. Candi Gampingan

Candi Gampingan yaitu sebuah kompleks candi Buddha yg berada di Dusun Gampingan, Bantul, Yogyakarta. Candi ini dibangun pada sekitar era ke-8 & ke-9 zaman Kerajaan Mataram Kuno. Saat ditemukannya candi ini pada tahun 1995 oleh pembuat bata, candi ini masih terpendam tanah. Walaupun sampai sekarang belum sepenuhnya selesai dipugar, kompleks reruntuhan candi terlihat mempunyai tujuh buah bangunan candi yg tak utuh, dgn bangunan utama berskala kira-kira 5 m x 5 m & tinggi 1,2 meter.

Dalam candi ini terdapat tiga buah arca Dhyani Buddha Wairocana yg yang dibuat dr perunggu, dua buah arca Jambhala & Candralokeswara dr batu andesit, benda-benda dr emas, & beberapa benda keramik. Bagian kaki Candi Gampingan terdapat relief binatang katak & unggas. Candi Gampingan merupakan tempat pemujaan agama Buddha aliran Mahayana karena didalam candi terdapat arca Jambhala & Dhyani Buddha Wairocana milik aliran Budha Mahayana.

  1. Situs Ratu Baka

Situs Ratu Baka atau Candi Boko yakni situs purbakala yg merupakan kompleks sejumlah sisa bangunan yg terletak di suatu bukit pada ketinggian 196 meter dr permukaan bahari dgn luas keseluruhan kompleks sekitar 25 hektar. Candi Boko berada 3 km di sebelah selatan kompleks Candi Prambanan, 18 km sebelah timur Kota Yogyakarta atau 50 km barat daya Kota Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia. Ratu Boko diperkirakan sudah dipergunakan orang pada periode ke-8 pada masa Wangsa Sailendra (Rakai Panangkaran) dr Kerajaan Medang (Mataram Hindu).

Candi ini bukan candi dgn sifat religius, melainkan sebuah istana berbenteng dgn bukti adanya sisa dinding benteng, parit kering selaku struktur pertahanan & sisa-sisa permukiman penduduk pula didapatkan di sekitar lokasi situs ini. Nama “Ratu Baka” (bahasa Jawa, arti: raja bangau) yakni ayah dr Roro Jonggrang dijadikan selaku nama candi utama pada kompleks Candi Prambanan, sehingga kompleks bangunan ini dikaitkan dgn legenda rakyat lokal Roro Jonggrang. Candi ini dicalonkan ke UNESCO untuk dijadikan Situs Warisan Dunia sejak tahun 1995.

26. Candi Tikus

Candi Tikus adalah kolam pemandian ritual (petirtaan) yg menjadi temuan arkeologi paling mempesona di Trowulan. Pemberian nama ‘Candi Tikus’ ini alasannya dikala ditemukannya tahun 1914, candi ini menjadi sarang tikus, kemudian dipugar pada tahun 1985 & 1989. Candi ini terbuat dr bata merah berupa cekungan wadah bujur kandang. Di sisi utara candi terdapat sebuah tangga menuju dasar kolam, namun bangunan ini tak lagi lengkap & berbentuk teras-teras persegi yg dimahkotai menara-menara. Dinding selatan struktur utama candi diperkirakan mengambil bentuk gunung legendaris Mahameru.

27. Candi Menak Jingga

Di sudut timur maritim Kolam Segaran, terdapat reruntuhan Candi Menak Jingga berupa bebatuan yg terpencar & fondasi dasar bangunan yg masih terkubur di dlm tanah. Saat ini, pemugaran candi tengah berlangsung. Candi ini terbuat dr kerikil andesit pada lapisan luarnya, pecahan dalamnya bata merah & potongan atapnya terdapat tabrakan Qilin, makhluk ajaib dlm mitologi China. Hal ini menawarkan mengisyaratkan bahwa terdapat kekerabatan budaya yg cukup kuat antara Majapahit dgn Dinasti Ming di China.

  1. Candi Mahligai

Candi Mahligai merupakan bangunan candi utuh yg terbagi atas tiga cuilan, yaitu kaki, badan & atap. Candi ini memiliki pondasi persegi panjang berukuran 9,44 m x 10,6 m & memiliki 28 sisi yg mengelilingi alas candi. Di cuilan alas candi terdapat pernak-pernik lotus ganda berbentuk lingkarancdan di penggalan tengahnya berdiri bangunan menara silindrik dgn 36 sisi berbentuk kelopak bunga pada cuilan dasarnya. Pada keempat sudut pondasi, terdapat 4 arca singa dlm posisi duduk yg terbuat dr batu andesit.

  1. Candi Tua

Candi Tua atau Candi Sulung merupakan bangunan terbesar di antara bangunan yang lain pada situs Candi Muara Takus. Bangunan ini terbagi menjadi tiga belahan, yakni kaki, badan, & atap. Tangga masuk candi terdapat di sisi Barat & sisi Timur yg didekorasi dgn arca singa dgn lebar masing-masing tangga 3,08 m & 4 m. Pondasi candi ini memiliki 36 sisi yg mengelilingi bagian dasar & berskala 31,65 m x 20,20 m. Bagian atas dr bangunan ini ialah lingkaran tanpa ruang kosong sama sekali di cuilan dalamnya. Candi ini yang dibuat dr susunan bata dgn aksesori batu pasir yg hanya digunakan untuk membuat sudut-sudut bangunan.

  1. Candi Bungsu

Candi Bungsu berupa tak jauh beda dgn Candi Sulung, namun cuilan atasnya berbentuk sisi empat. Candi ini berdiri di sebelah barat Candi Mahligai dgn ukuran 13,20 x 16,20 meter & di sebelah timurnya terdapat stupa-stupa kecil serta tangga yg terbuat dr watu putih. Bagian pondasi candi ini memiliki 20 sisi, dgn suatu bidang di atasnya & terdapat teratai.

31. Candi Palangka

Candi ini terletak di sisi timur Candi Mahligai dgn ukuran tubuh candi 5,10 meter x 5,7 meter & tinggi sekitar dua meter. Candi ini yang dibuat dr watu bata & mempunyai pintu masuk yg menghadap ke arah utara serta umumnya digunakan sebagai altar pada masa lampau.

[accordion]

[toggle title=”Artikel Terkait”]

[/toggle]

[toggle title=”Artikel Lainnya”]

[one_fourth]

[/one_fourth]

[one_fourth]

[/one_fourth]

[one_fourth]

[/one_fourth]

[one_fourth_last]

[/one_fourth_last]

[/toggle]

[/accordion]

  Sejarah Hari Cuci Tangan Sedunia (15 Oktober)